Jenderal polisi kaya-raya, anggotanya hidup sederhana
Tak semua polisi kaya raya. Anggota polisi berpangkat rendahan bahkan urunan untuk membeli TV di kantornya.
Kehidupan mewah yang dilakoni Irjen Djoko Susilo beserta keluarga nyatanya tidak dirasakan oleh oleh anggota kepolisian berpangkat rendah. Sudah bukan rahasia umum, kehidupan seorang jenderal berbanding terbalik dengan anggota kepolisian yang masih berpangkat bintara.
Contohnya saja yang dialami Aiptu DW. Anggota kepolisian yang sehari-hari bertugas di sebuah pos polisi di Jakarta Selatan. Dia mengaku kehidupannya jauh dari mewah.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Siapa yang menjadi polisi cepek? Mereka menjalankan peran serupa dengan meminta imbalan finansial dari pengendara sebagai bentuk pengaturan lalu lintas alternatif.
-
Apa itu polisi cepek? Istilah ‘cepek’ sendiri merujuk pada pecahan uang senilai Rp100. Fenomena ini menjadi lebih menonjol melalui popularitas Pak Ogah, seorang tokoh fiktif dalam serial televisi Si Unyil yang tayang pada periode tersebut. Pak Ogah menjadi ikon yang mengatur lalu lintas dan meminta bayaran sejumlah cepek dari pengendara.
-
Bagaimana polisi menyelidiki kasus dugaan TPPO ini? Karena proses penyidikan dan penyelidikan masih berlangsung, khususnya di Polda Jambi yang telah menaikan kasus ke tahap penyidikan. Serta, Polda Sumatera Selatan dan Polda Sulawesi Selatan yang masih proses penyelidikan.
"Kalau anak buah seperti saya mah biasa biasa aja mbak," ujar DW saat ditemui merdeka.com, Selasa (19/3).
Bahkan, pria berusia sekitar 47 tahun ini membangun rumah di atas tanah warisan keluarganya di Jagakarsa. "Kalau bukan warisan, mana mungkin punya rumah di Jakarta," akunya.
Saat merdeka.com mengunjungi kantor Aiptu DW, pemandangan yang terlihat pun memang jauh dari mewah.
Pos polisi itu mempunyai luas tanah sekitar 100 meter. Saat memasuki pos terlihat beberapa kursi dan meja dari kayu dengan desain standar. Juga ada sebuah komputer dengan layar monitor yang masih cembung. Terdapat pula sebuah AC yang sudah tua dan cukup kotor.
Ya, disitulah tempat petugas menerima sejumlah keluhan dari masyarakat. "Kalau laporan yang diterima di sini biasanya laporan kehilangan KTP atau paspor. Kalau ada peristiwa seperti pencurian, biasanya petugas sini langsung cek TKP setelah itu laporan ke polsek untuk minta bantuan," cerita DW.
Di ruangan selanjutnya, terdapat sebuah kulkas kecil satu pintu dan meja kayu tempat meletakkan satu unit televisi. DW mengatakan sejumlah barang yang terdapat di dalam pos polisi tersebut merupakan hasil patungan anggota, bahkan ada pula warga yang memberikan secara cuma-cuma.
"Ini kulkas dikasih warga. Kalau TV ini urunan kita (petugas pos pol)," tuturnya.
Dalam kesehariannya bekerja, Aiptu DW pun tidak mengendarai mobil. "Mana punya mobil mbak. Uang pokoknya habis buat kebutuhan keluarga saja," ujar ayah 2 anak ini.
Kendati demikian, Dodi pun tetap bersyukur dengan kehidupan yang dia jalani. "Nggak papa lha. Disyukuri aja yang ada sekarang," imbuhnya.
Baca juga:
Kasus Irjen Djoko diacak-acak, apa kabar rekening gendut?
Dilaporkan ke KPK Rp 5,6 M, total harta Irjen Djoko Rp 100 M
Kapolri akui banyak Jenderal polisi kaya raya
4 Harta Irjen Djoko Susilo atas nama istri muda