Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
- Jokowi Dinilai Lebih Mudah Kawal Indonesia Maju 2045 Jika Jadi Ketum Golkar
- Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
- Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
- Jokowi Minta Dukungan PM Vietnam Agar Impor Beras Berjalan Lancar
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa kaget melihat data rasio penduduk produktif lulusan S2 dan S3 di Indonesia. Sebabnya, rasio lulusan S2 dan S3 Indonesia lima kali lebih rendah dari Vietnam dan Malaysia.
"Saya kaget Indonesia itu di angka 0,45 persen. 0,45 persen, negara tetangga kita Vietnam, Malaysia sudah di angka 2,43 persen, negara maju 9,8 persen, jauh sekali," kata Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Senin (15/1).
Pekan ini Jokowi bakal langsung rapat untuk membahas ketertinggalan angka itu. Dia bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
"Saya minggu ini akan rapatkan ini dan mengambil kebijakan policy untuk mengejar angka yang masih 0,45 persen, nggak tau anggarannya akan didapat dari mana tapi akan kita carikan agar S2, S3 terhadap populasi usia produktif itu betul-betul bisa naik secara drastis," ujarnya.
Kepala negara tidak terima Indonesia kalah dari Malaysia dan Vietnam. Pasalnya, angka yang tertinggal terlalu jauh.
"Kejauhan sekali 0,45 sama 2,43. Angkanya memang kelihatannya, tapi kalau dikalikan ini sudah berapa kali, 5 kali lebih rendah kita dengan negara-negara yang tadi saya sampaikan, bukan negara maju, dibandingin dengan negara maju," pungkasnya