Kaji sejak 20 tahun lalu, UGM sebut Palangkaraya cocok jadi Ibu Kota
Universitas Gadjah Mada (UGM) mengklaim sudah 20 tahun lalu mengkaji pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya. Mereka merasa pemindahan itu layak. Sebab, secara geologi kota Palangkaraya jauh dari bencana alam.
Universitas Gadjah Mada (UGM) mengklaim sudah 20 tahun lalu mengkaji pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya. Mereka merasa pemindahan itu layak. Sebab, secara geologi kota Palangkaraya jauh dari bencana alam.
Guru Besar UGM bidang Geologi, Dwikorita, mengaku memang secara geologi Kota Palangkaraya lebih aman. Dilihat dari sudut kegunungapian, letak Palangkaraya di tengah Pulau Kalimantan, menunjukkan kondisi gunung api relatif tidak seaktif di Pulau Jawa. Gunung api di Kalimantan tidak bekerja aktif, sehingga ancaman erupsi maupun gempa tektonik sangat kecil.
"Palangkaraya yang berada di Pulau Kalimantan merupakan daerah yang relatif aman jika ditinjau dari ilmu Geologi. Palangkaraya relatif aman dari pusat gempa," kata Dwikorita, Senin (10/7).
Mantan Rektor UGM ini mengatakan bahwa ancaman bencana berpotensi di Palangkaraya adalah banjir dan tanah longsor. Tetapi, kata Dwikorita, itu bisa diminimalisir dengan pembuatan zonasi potensi bencana.
"Potensi bencana banjir dan tanah longsor bisa dipetakan dan diminimalisir dampaknya. Dibuat zonasi. Nanti dimasukkan zonasi berwarna merah sehingga daerah yang berpotensi banjir dan tanah longsor tidak dibuat bangunan untuk hunian publik sehingga bisa diminimalisir ancaman bencananya," urai Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan bahwa perencanaan dan tata kota baik bisa direncanakan sejak awal. Sehingga, nantinya pembangunan ibukota di Palangkaraya bisa aman dari berbagai ancaman dan potensi bencana.
"Memang pemindahan ibukota harus dilakukan kajian lebih lanjut. Tidak hanya dikaji secara geologi saja tetapi harus juga dikaji secara sosial budaya dan sosial ekonomi. Kajian geologi dalam pemindahan ibukota bukan satu-satunya kajian tetapi kajian ini (geologi) tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Karena jika kena bencana, investasi dengan dana yang tinggi bisa lenyap dalam hitungan detik jika tak memerhatikan kajian geologi," terangnya.