Kapal Arista tenggelam di Makassar, 16 penumpang tewas
Sedangkan data yang meninggal sebelumnya dilansir 13 orang, kemudian bertambah dua orang ditemukan di dalam ruang mesin kapal naas tersebut oleh tim KPLP pada Kamis (14/6) dini hari masing-masing Soraya (6) dan Indriani (7), siang hari disusul Yusril (4) meninggal di Rumah Sakit Wahidin Sudorohusodo Makassar.
Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Makassar melansir data terbaru mengenai kapal KM Arista yang tenggelam di perairan Makassar, Selat Gusung, Sulawesi Selatan pada Rabu (13/6) berjumlah 73 orang penumpang.
"Data terbaru jumlahnya 73 orang dari sebelumnya dilaporkan 43 orang. Data ini didapatkan sesuai hasil pertemuan bersama empat Ketua RW dengan Binmas serta pihak terkait di Pulau Barrang Lompo," ujar Kepala Basarnas Makassar, Amiruddin seperti dilansir dari Antara, Jumat (15/6).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
Selain itu, data tersebut sudah valid karena langsung dari ketua RW setempat setelah dilakukan rapat empat kali. Sementara penumpang kapal yang selamat berjumlah 55 orang dari sebelumnya 22 orang, dan korban meninggal dunia sebanyak 16 orang sebelumnya 15 orang.
"Untuk korban yang masih dicari tim penyelamat awalnya enam orang, namun berdasarkan data kami terima hanya dua orang yang kini sedang dicari. Sebab saat kejadian itu banyak kapal nelayan ikut menolong korban, mengingat jalur tersebut adalah lalulintas kapal nelayan," ungkapnya.
Sedangkan data yang meninggal sebelumnya dilansir 13 orang, kemudian bertambah dua orang ditemukan di dalam ruang mesin kapal naas tersebut oleh tim KPLP pada Kamis (14/6) dini hari masing-masing Soraya (6) dan Indriani (7), siang hari disusul Yusril (4) meninggal di Rumah Sakit Wahidin Sudorohusodo Makassar.
"Seluruh korban yang meninggal dunia sudah diserahkan kepada pihak keluarga dan telah di Makamkan di Pulau Barrang Lompo," jelasnya.
Menurut Amiruddin, berubah-ubahnya data tersebut disebabkan seluruh penumpang tidak mempunyai manifest, sehingga datanya simpang siur dan hanya perkiraan. Tetapi setelah didata ulang berdasarkan keterangan empat RW Pulau Barranglompo, jumlah korban sudah dipastikan.
Banyaknya korban selamat tersebut, lanjut dia, karena saat terjadinya kecelakaan sejumlah kapal nelayan menolong para korban, hanya saja waktu itu tidak dilaporkan diri dan langsung pulang ke pulau, sehingga data saat itu hanya 43 orang.
"Korban yang masih dicari ini bernama Rusda jenis kelamin perempuan berumur 30 tahun dan Rahmat Tahir, anak-anak berusia empat tahun. Pencarian hari ini belum menemukan tanda-tanda, rencana besok pencarian diperluas dengan melibatkan 100 personel menggunakan kapal milik Basarnas dan dibantu kapal Lantamal AL serta tiga perahu karet," ujarnya.
Saat ditanyakan apakah pencarian besok kembali tidak menemukan korban apakah masih akan dilanjut pencarian, kata dia, sesuai dengan aturan perundang-undangan bila terjadi bencana atau semacamnya diberikan waktu hingga tujuh hari kedepan.
"Doakan mudah-mudahan besok semoga korban bisa ditemukan, sebab berdasarkan pengalaman kami, biasanya setelah tiga hari korban tenggelam akan mengapung ke permukaan," tutupnya.
Sebelumnya, kejadian tenggelamnya kapal tersebut pada Rabu (13/6) pukul 12.45 WITA, karena kecelakaan di perairan Makassar (perairan Gusung) Kecamatan Ujung Tanah Makassar, Sulsel. Kapal yang dinakhodai Kila dengan puluhan penumpang itu, bergerak dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo, Kelurahan Barrang Lompo Makassar Kecamatan Sangkarrang, Makassar.
Namun di pertengahan jalan, kapal oleng dihempas ombak, karena diduga muatan berlebihan sehingga membuat kapal tidak bisa dikendalikan dan akhirnya terbalik dan selanjutnya karam.
Dalam kejadian itu, sebanyak 13 orang dinyatakan meninggal dunia, yaitu Rita (31), Asriani (6), Marani (48), Marwah (42), Rahman (6), Dalima (46), Nio (50), dan Arsyam (1) yang ditemukan di sekitar Pelabuhan Paotere.
Kemudian lima korban lainnya, yakni Sitti Aminah (60), Rahmawati (8), Arini (30), Rusdiana (37), dan Suryani (35) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Pulau Barrang Lompo. Mayoritas korban adalah perempuan dan dua orang laki-laki.
Selanjutnya, bertambah dua orang yakni Soraya (6) dan Indriani (7) ditemukan tim KPLP, Kamis dini hari tadi, dan satu lainnya Yusril (4) meninggal di Rumah Sakit Wahidin Sudorohusodo Makassar. Jumlah korban yang dipastikan meninggal sementara ini 16 orang.
Baca juga:
Korban tewas KM Arista kebanyakan ibu dan anak-anak, tak pakai life jacket
Daftar nama korban tewas dan selamat dari tenggelamnya KM Arista
Tim SAR temukan lagi dua jenazah KM Arista yang karam di Makassar
Basarnas perluas pencarian korban Kapal Aris