Kapal di Danau Toba mati mesin usai tabrak bambu, 1 orang hilang
Musibah kembali terjadi di Danau Toba, Sumut, Jumat (22/6) malam. Kapal kayu yang tengah pengangkut lima orang mengalami mati mesin di tengah danau terbesar di Asia Tenggara itu, seorang di antaranya hilang.
Musibah kembali terjadi di Danau Toba, Sumut, Jumat (22/6) malam. Kapal kayu yang tengah pengangkut lima orang mengalami mati mesin di tengah danau terbesar di Asia Tenggara itu, seorang di antaranya hilang.
Berdasarkan keterangan Koordinator Basarnas Danau Toba, Torang M Hutahaean, peristiwa membahayakan itu dialami KM Ramos Risma Marisi. Kapal mengalami mati mesin dalam perjalanan pulang dari Pelabuhan Nainggolan, Samosir, menuju Pelabuhan Sibandang.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
Saat kejadian kapal itu dilaporkan membawa lima orang. Kelimanya yakni Joifan situmorang, Sahat Simorangkir, Jolom Sipayung Ama Monang Lumban Raja dan Rahmat Dani (20).
Di tengah pelayaran kapal mengalami mati mesin setelah menabrak bambu di tengah danau sekitar pukul 19.00 WIB. "Mesin mereka kemudian mati. Cuaca juga sedang buruk," jelas Torang.
Ama Monang kemudian meminta Jaifan Situmorang dan Rahmat Dani untuk melihat baling-baling kapal. Kapal juga sudah dalam kondisi terdampar ke tepi danau.
Tiba-tiba arus kencang membawa mereka ke tengah danau. Joifan dan Rahmat mencoba menyelamatkan diri.
Rahmat terbawa arus, sedangkan Joifan berhasil sampai ke tepi danau. "Empat orang selamat dan seorang masih dalam pencarian," kata Torang. "Korban selamat sudah dibawa ke Puskesmas Nainggolan. Bangkai kapal sudah ditarik ke kawasan Nainggolan," imbuhnya.
Kejadian itu dilaporkan pihak Polsek Onanrunggu ke pihak SAR sekitar pukul 21.15 WIB. Koordinat kapal disebutkan pada 02. 24'N 98.54' E radial dari Posko Tigaras ke LKP 170° dengan jarak sekitar 70 km.
Pada pukul 20.20 WIB, pihak SAR berkoordinasi dengan Polsek Onanrunggu untuk menggerakkan kapal masyarakat untuk membantu. KM Petrus dan KM Horas Bunda bergerak menuju lokasi kejadian untuk melaksanakan operasi SAR. KM Ramos Risma Marisi bersama tiga orang di atasnya dapat ditarik ke pelabuhan.
Peristiwa ini terjadi di tengah upaya pencarian 184 orang yang diduga menjadi korban tenggelamnya KM Sinar Bangun. Kapal kayu ini tenggelam dalam perjalanan dari Simanindo, Samosir, menuju Tiga Ras, Simalungun, pada Senin (18/6) sore. Dari sekitar 200 penumpang, baru 21 orang yang ditemukan, tiga di antaranya meninggal dunia.
Baca juga:
Stok logistik pencarian korban KM Sinar Bangun cukup aman
Kisah pilu korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba
Tim SAR ubah koordinat pencarian korban dan bangkai KM Sinar Bangun
Luhut sebut kapal tenggelam di Danau Toba karena pengelola kurang disiplin
Fakta-fakta di balik tenggelamnya KM Sinar Bangun yang renggut korban jiwa
Cari bangkai KM Sinar Bangun, TNI AL kirim alat canggih dan pasukan Denjaka