Kapal Nelayan Asal Meulaboh Hancur Dihempas Ombak Perbatasan Thailand
Nelayan Belawan itu menghubungi kapal asal Banda Aceh lainnya yang sedang melaut di dekat lokasi. Kebetulan, kata Miftah, saat itu Pawang Doyok yang sedang berlayar menanggapi komunikasi adanya penyelamatan terhadap tiga nelayan asal Aceh tersebut.
Kapal nelayan KM Doa Aulia asal Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat dihempas ombak hingga rusak parah dan tenggelam di perbatasan perairan Thailand-Aceh berhasil diselamatkan.
Peristiwa itu terjadi 15 Desember 2018 lalu. KM Doa Aulia ditumpangi oleh dua ABK (Anak Buah Kapal), Mawardi dan Sufriadi dan Adisaputra sebagai nahkoda berhasil selamat setelah bergantungan pada puing kapal yang tenggelam.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
"Tenggelam setelah kapal yang mereka tumpangi dihempas badai pada 15 Desember 2018 lalu. Korban selamatkan diri dengan bergantung pada puing kapal yang tenggelam itu," kata Sekjen Panglima Laot Aceh, Miftah Cut Adek, Kamis (20/12) di Banda Aceh.
Katanya, ketiga korban itu ditemukan oleh kapal nelayan dari Belawan, Medan yang dinahkodao Pawang Nasir. Mereka diselamatkan setelah terombang-ambing dalam luat selama 4 hari.
"Pada 18 Desember sekitar pukul 15.00, korban ditemukan oleh kapal nelayan dari Belawan yang dinahkodai Pawang Nasir, orang Aceh," kata Miftah lagi.
Nelayan Belawan itu menghubungi kapal asal Banda Aceh lainnya yang sedang melaut di dekat lokasi. Kebetulan, kata Miftah, saat itu Pawang Doyok yang sedang berlayar menanggapi komunikasi adanya penyelamatan terhadap tiga nelayan asal Aceh tersebut.
"Dan mereka dijemput di arus Cut Pulo Aceh," ungkap Miftah.
Saat ini ketiga korban sudah berada di PPS Kitaraja, Banda Aceh dan dijemput langsung oleh Wakil Panglima Laot Aceh, Baharuddin, Kamis (20/12). Mereka akan segera dipulangkan ke Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, gampong asalnya.
"Mereka tiba di pelabuhan PPS Kutaraja dan dijemput oleh Wakil Panglima Laot Aceh, Pawang Baharuddin dan didampingi oleh Mukhlis dari pangkalan PSDKP Lampulo untuk diantar ke Kantor Panglima Laot Aceh," ujar Miftah.
Sementara itu Wakil Panglima Laot Aceh, Baharuddin mengaku, kapal KM Doa Aulia sudah tenggelam dan rusak parah. Sehingga kapal tidak bisa diselamatkan, hanya ketiga nelayan berhasil selamat.
"Mereka akan dipulangkan ke Meulaboh hari ini, kondisi ketiga korban dalam keadaan sehat," ungkap Baharuddin.
Baca juga:
Perahu Terbalik Saat Cari Ikan di Kali Baru, Seorang Pria Tenggelam
Kapal Tongkang Asal Myanmar Terdampar di Aceh, 12 ABK Dievakuasi Nelayan
1 Jenazah Bercelana Loreng di Selat Malaka Berhasil Diidentifikasi
Kapal Tenggelam di Selat Malaka Bawa 16 TKI Ilegal, 5 Masih Hilang
Pencarian 6 ABK KM Multi Prima I Dihentikan, Hasilnya Nihil
1 ABK KM Multi Prima I Ditemukan Selamat Usai Terombang-ambing di Laut