Kapolda Sumut: Tragedi KM Sinar Bangun Tidak Boleh Terulang
Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin Siregar membuat maklumat yang harus ditaati dalam pelayaran di perairan Danau Toba. Terlebih menjelang musim angkutan mudik Natal dan Tahun Baru. Dia berharap tragedi kandasnya KM Sinar Bangun tidak terulang lagi di sana.
Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin Siregar membuat maklumat yang harus ditaati dalam pelayaran di perairan Danau Toba. Terlebih menjelang musim angkutan mudik Natal dan Tahun Baru. Dia berharap tragedi kandasnya KM Sinar Bangun tidak terulang lagi di sana.
"Saya sudah perintahkan dan sudah kita buat maklumat di sana untuk peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh nakhoda kapal. Saya sudah sampaikan bahwa pengalaman pahit KM Sinar Bangun tidak boleh terulang," kata Martuani seusai apel pergeseran pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru di Lapangan Merdeka, Medan, Senin (23/12).
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
KM Sinar Bangun tenggelam dalam pelayaran dari Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun, Senin (18/6) sore. Kapal itu diperkirakan membawa sekitar 200 penumpang dan puluhan sepeda motor. Sesuai data dari Basarnas, hanya 24 orang yang ditemukan terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun, 21 di antaranya selamat dan 3 penumpang meninggal dunia. Sementara 164 orang lainnya dinyatakan hilang.
Martuani telah meninjau langsung tiga di antara tujuh pelabuhan yang ada di Danau Toba. Dalam kunjungan itu, jenderal berbintang dua ini telah memerintahkan para pejabat di sana untuk benar-benar mengecek kelaikan kapal yang akan berlayar.
Pengawasan Ketat
Para Kapolres dan Dinas Perhubungan di Samosir, Tigaras, dan Muara, sudah diperintahkan untuk tidak membiarkan keberangkatan kapal yang kelebihan muatan. "Kapal yang tidak laik layar, tidak boleh berlayar," tegas Martuani.
Kapal-kapal itu harus dilengkapi sarana keselamatan pelayaran, mulai dari jaket penyelamat, pelampung, dan alat pemecah kaca. Jumlah penumpang juga tidak boleh kapasitas.
"Tidak boleh ada penumpang di atas kap kapal, karena keseimbangan kapal akan terganggu. (Juga harus ada) manifes kapal," ucapnya.
(mdk/noe)