Kapolri: Bandar narkoba pasti berakhir di kamar jenazah
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengancam bakal menindak tegas sindikat narkoba di tanah air. Dia menginstruksikan jajarannya untuk menembak mati para bandar yang mencoba melawan petugas saat ditangkap.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengancam bakal menindak tegas sindikat narkoba di tanah air. Dia menginstruksikan jajarannya untuk menembak mati para bandar yang mencoba melawan petugas saat ditangkap.
"Kalau dia melawan ya berarti enggak mau ini dikembangkan. Berakhirnya ya pasti di kamar jenazah lagi," kata Tito di Rumah Sakit Polri, Jakarta, Selasa (17/1).
Tito mengaku sengaja datang ke RS Polri sebagai bentuk apresiasinya kepada jajarannya di Polda Metro khususnya kepada Kapolda Metro Jaya Irjen Iriawan. Tito menilai saat ini bandar bukan hanya mengedarkan narkoba melainkan sudah berani melawan petugas.
Bahkan, dari hasil pengungkapan sindikat narkoba di kawasan Hayam Wuruk, Senin (16/1) kemarin, petugas juga mengamankan dua pucuk senjata api dari pelaku. Oleh karena itu, mantan Kapolda Metro ini menginstruksikan jajarannya untuk tidak takut atau segan menembak mati bandar narkoba yang mencoba melawan petugas.
"Apa yang saya sampaikan untuk melakukan tindakan tegas itu dilaksanakan dengan adanya satu orang yang terpaksa kita lakukan tindakan tegas dan meninggal dunia. Akhirnya kembali ke tempat ini lagi, ke kamar jenazah," ujar dia.
Mantan Kepala BNPT ini pun kembali mengingatkan bila rilis penangkapan dan penembakan bandar narkoba akan terus dilakukan di kamar jenazah RS Polri. Hal ini dilakukan sebagai pesan kepada para bandar yang masih berkeliaran di Indonesia.
"Jangan cuma yang kecil-kecil. Para bandar, pemodal, yang memiliki jaringannya, mastermindnya. Kalau ditangkap mereka melawan, tindak tegas. Ini pasti menyelamatkan banyak manusia," pungkas Tito.
Sebelumnya, Ditresnarkoba Polda Metro Jaya menangkap lima sindikat narkoba jaringan internasional yang beroperasi di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Senin (16/1) kemarin. Satu di antaranya, ditembak mati lantaran melawan saat ditangkap.
Sindikat narkoba ini terungkap setelah polisi mendapat laporan masyarakat yang menyebut adanya bandar narkoba di daerah Hayam Wuruk dan Cengkareng. Menindaklanjut laporan itu, polisi lantas melakukan pengawasan dan pengintaian di lokasi.
Tak lama berselang, petugas akhirnya menangkap lima tersangka. Mereka di antaranya, Brian alias DJ Dan, Sia Ferry Tjhayadi Prof, Aminudin alias Pelor, Tjoe Alvin Thamrin dan Agung Setia Wibowo alias Suwe.
Akibat perbuatannya, keempat pelaku yang masih hidup dijerat dengan pasal 114 ayat (2) subsider pasal 112 (2) juncto pasal 132 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman pidana mati, penjara seumur hidup, penjara paling singkat lima tahun penjara dan paling lama 20 tahun penjara dan denda paling sedikit Rp 1 miliar dan paling banyak Rp 10 miliar.
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Kapan Janjang Saribu diresmikan? Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
Baca juga:
Demi uang kuliah, mahasiswa di Depok jual ganja dalam bungkus kopi
Diduga pesta narkoba, 7 orang digerebek di Hotel Grand Central
Waspada, jajanan anak TK dicampur narkoba
Saat digerebek, lima pemakai narkoba lompat dari jendela hotel
Murah & mudah didapat, tembakau Gorila pernah beredar di Karanganyar
Bandar narkoba jaringan internasional ditembak polisi di Surabaya