Karhutla Terjadi di Tiga Wilayah Sumsel, 2 Heli Dikerahkan untuk Pemadaman
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di tiga kabupaten di Sumsel pada awal Juni 2021. Dua unit helikopter pembom air milik BNPB pun dikerahkan untuk membantu memadamkannya.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di tiga kabupaten di Sumsel pada awal Juni 2021. Dua unit helikopter pembom air milik BNPB pun dikerahkan untuk membantu memadamkannya.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori, Rabu, mengatakan karhutla terjadi di Musi Banyuasin, Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir. Ketiganya termasuk 10 daerah rawan karhutla di Sumsel.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Apa yang mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitar perkebunan kelapa sawit besar di Sumatra? Sehingga kehadiran perkebunan besar ini mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitarnya.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
"Saat ini kewaspadaan tim di lapangan sedang ditingkatkan," ujarnya.
Menurut dia, kemunculan hot spot (titik panas) secara umum masih kondusif. Namun kewaspadaan perlu ditingkatkan karena kebakaran lahan yang terjadi mulai membesar seiring berkurangnya curah hujan memasuki musim kemarau.
Dia mencontohkan kebakaran lahan yang terjadi di dekat Tol Palembang-Indralaya (Palindra), tepatnya di Desa Talang Pangeran Ilir, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, pada Selasa (1/6). Kebakaran itu menghanguskan tiga hektare lahan gambut.
Proses pemadaman api membutuhkan waktu tujuh jam. Satgas Ogan Ilir bahkan sampai meminta bantuan dua unit helikopter pembom air untuk proses pemadaman, karena lokasi kebakaran cukup jauh dari sumber air di darat.
"Sekecil apa pun api harus segera dipadamkan, itu komitmen satgas," kata dia.
Ansori menambahkan, dua unit helikopter yang mulai beroperasi tersebut merupakan bantuan BNPB yang bersiaga di Lanud SMH Palembang bersama satu unit pesawat patroli.
"Jika eskalasi karhutla semakin membesar, maka kebutuhan armada udara juga perlu ditambah, tapi kita tentu tidak berharap karhutla membesar," katanya seperti dilansir Antara.
Sementara itu, Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani mengatakan, wilayah Sumsel bagian timur, termasuk tiga kabupaten yang mengalami karhutla, memang mulai kekurangan curah hujan.
"Juni-Juli musim kemarau masuk ke Sumsel, kemudian pada Agustus akan memuncak," jelas Sinta.
Baca juga:
Tindak Tegas Pelaku Karhutla, Polda Kalteng Gelar MOU Dengan Instansi Terkait
346 Desa di Riau Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan
Jumlah Titik Panas di Sumsel Meningkat, Masyarakat Harus Waspada Karhutla
Siap Perang Lawan Karhutla, Kapolda Kalteng Bagikan 20 Motor Pemburu Api ke Polres
2 Hektare Lahan di Dekat Tol Palindra Ogan Ilir Terbakar
Wakapolri Pastikan Peralatan dan Personel Siap Hadapi Karhutla di Riau