Kasus DBD di Tasikmalaya Terus Meningkat, Pasien Meninggal Jadi 16 Orang
Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (22/6), Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat 598 kasus, di mana 16 orang di antaranya meninggal dunia.
Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (22/6), Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat 598 kasus, di mana 16 orang di antaranya meninggal dunia.
Sebelumnya pada Selasa (16/6), tercatat 11 angka kematian akibat DBD. Artinya dalam sepekan terdapat tambahan lima kasus kematian baru akibat DBD. "Ini adalah satu angka yang cukup tinggi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat, Senin (22/6).
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Apa saja gejala DBD pada anak? Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut: Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
Dengan kondisi seperti ini, Uus menyebut bahwa status Kota Tasikmalaya telah memasuki prakejadian luar biasa (KLB) DBD. Namun walau begitu, menurutnya, status tersebut tidak bisa disamakan dengan status KLB.
"Penetapan status KLB merupakan kewenangan pemimpin daerah, dalam hal ini adalah Wali Kota Tasikmalaya. Syarat untuk KLB itu kasus kematian meningkat tajam di banding periode sebelumnya. Itu harus dihitung dengan akurat, karena kita tak bisa menetapkan secara sembarangan menetapkan KLB," sebutnya.
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya akan semakin menggiatkan penyuluhan ke masyarakat. Kamis (25/6), pihaknya akan melakukan pertemuan dengan seluruh kecamatan guna melakukan langkah pasti dalam mengantisipasi peningkatan kasus DBD.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, wilayah yang terparah terkena DBD adalah Kecamatan Kawalu. Di sana terdapat 113 kasus DBD dengan lima angka kematian. Untuk kasus lainnya tersebar di sembilan kecamatan, namun untuk kasus kematian tercatat di Kecamatan Cipedes tiga kasus, lalu Purbaratu, Bungursari dan Cipedes dengan masing-masing dua kasus, serta Indihian dan Tawang masing-masing satu kasus.
"Kami sangat berharap sebenarnya saat masyarakat mengurangi aktivitas, mereka benar-benar menerapkan PHBS. Bukan hanya terhadap diri kita, tapi juga lingkungan. Kalau masyarakat sadar menyadari itu, kasus bisa dicegah," tutupnya.
Baca juga:
Saat Pandemi Covid-19, Waspadai Juga Gigitan Nyamuk DBD Pagi dan Sore
Kemenkes: Ada 346 Kasus Kematian Akibat DBD di Indonesia
Kemenkes: 460 Kabupaten dan Kota Melaporkan Ada Kasus DBD
Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Tembus 500, 11 Orang Meninggal
Kasus DBD di Tasikmalaya Capai 343, 6 Orang Meninggal Dunia
Kasus DBD di Sumsel Tembus 1.702, Melebihi Covid-19