Kasus Ibu Gantung Diri & 2 Anak Diracun, Polisi Belum Temukan Keterlibatan Orang Lain
Kapolsek Tenayan Raya Kompol Hanafi kejadian ini buntut dari niat suami yakni PNG (28) ingin menjual rumah mereka untuk membuka usaha. Dari niat itu terjadilah pertengkaran antara PNG dan istrinya NSW.
Polresta Pekanbaru masih terus melakukan pendalaman terkait kasus tewasnya ibu rumah tangga bersama dua anak kandungnya di wilayah Perumahan Mutiara Kulim, Jalan Palembang, Kelurahan Sialang Rampai, Kota Pekanbaru, Riau.
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya saat dikonfirmasi menjelaskan, NSW (27) yang ditemukan tewas dengan gantung diri itu murni bunuh diri.
-
Kenapa Kurniawan Dwi Yulianto dipanggil "Kurus"? Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan,hingga PSMS Medan.
-
Siapa Darma Mangkuluhur? Darma Mangkuluhur menjadi sorotan karena rencananya membangun lapangan golf di Sentul, Bogor, Jawa Barat dengan dana Rp1,2 triliun. Miliki Bisnis Yang Berkembang Pesat, Ini Potret Darma Mangkuluhur Putra Tommy Soeharto yang Akan Bangun Lapangan Golf Senilai Rp1,2 Triliun Merupakan Komisaris Darma adalah komisaris di PT Intra GolfLink Resorts (IGR) dan PT Wisma Purnayudha Putra, perusahaan properti, seperti dilaporkan oleh CNN Indonesia.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Kenapa polisi menduga keluarga itu bunuh diri? Mereka tidak ditemukan unsur kekerasan di lokasi kejadian. "Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi," jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Apa yang membuat bocah itu histeris dan melawan polisi? Bukan tanpa alasan bocah tersebut menangis histeris dan ingin memberikan perlawanan. Ternyata, dia tengah mengalami ketakutan. Sebab, sang bocah laki-laki itu diketahui bakal mengikuti acara sunatan massal yang digelar gabungan aparat setempat.
-
Kapan Bon Kontan dicetak? Mengutip disbudpar.acehprov.go.id, Bon Kontan ini diproduksi pada tahun 1949.
"Hasil penyelidikan, olah TKP, dan autopsi, diduga kasus itu murni bunuh diri," ujar Nandang, Sabtu (21/11).
Sementara, untuk kasus dua anak kandungnya yang meninggal diduga diracuni NSW masih dalam penyelidikan. Petugas saat ini tengah menunggu hasil labfor untuk mengetahui kebenaran dugaan itu dan racun yang digunakan.
Sebab dalam penemuannya beberapa waktu lalu, dua balita itu tewas dengan mulut mengeluarkan buih. Polisi juga belum menemukan adanya indikasi keterlibatan orang lain dalam kasus itu.
"Untuk keterlibatan orang lain, sementara ini belum ada. Nanti kalau keluar hasil labfornya baru bisa kita simpulkan," ucap Nandang.
Sempat Diduga Dibunuh
Untuk diketahui, NSW dan dua balitanya ditemukan tewas pada Senin (16/11) lalu. Awalnya, korban dan dua balitanya diduga dibunuh oleh suaminya PNG.
Kapolsek Tenayan Raya Kompol Hanafi kejadian ini buntut dari niat suami yakni PNG (28) ingin menjual rumah mereka untuk membuka usaha. Dari niat itu terjadilah pertengkaran antara PNG dan istrinya NSW.
"Korban tidak terima kalau rumah yang sedang ditempati ini dijual untuk membuka usaha," kata Hanafi, Selasa (17/11) lalu.
Setelah sempat dilakukan autopsi dan visum di RS Bhayangkara Polda Riau, kini jenazah ketiganya dibawa ke kampung halaman untuk disemayamkan. Sementara satu balita yang selamat kini dirawat oleh neneknya dalam kondisi sehat.
Peristiwa ini diketahui oleh PSG saat pulang kerja petang kemarin. Ia curiga saat memasuki rumahnya dalam keadaan gelap.
Dalam keadaan gelap itu, PNG lantas berteriak keluar dan meminta tolong. Ia melihat istrinya NSW sudah tergantung di bagian dapur rumahnya. Sementara ketiga anaknya tampak terbaring di dalam kamar.
Kedua anaknya yakni NAG perempuan berusia 2 tahun dan DAG laki-laki berusia 6 bulan dinyatakan meninggal dunia dengan mulut mengeluarkan busa.
Sedangkan anaknya yang lain yakni DAG berusia 6 bulan ditemukan masih dalam keadaan bernapas dan berhasil diselamatkan setelah dilarikan ke klinik terdekat.
Kejadian itu lantas dilaporkan kepihak kepolisian. Mendapati laporan itu, Polresta Pekanbaru langsung menuju lokasi dan melakukan olah TKP. Saat itulah ditemukan secarik kertas bertuliskan "Maafkan Aku, Aku Pergi, Biar Anak-anak ikut bersamaku".
Berdasarkan tulisan inilah polisi kemudian memperkirakan korban melakukan bunuh diri setelah menghabisi dua anak kandungnya.
(mdk/rnd)