Kasus-kasus salah tembak anggota polisi yang lukai warga
Paling parah, salah tembak yang dilakukan anggota polisi hingga menewaskan warga.
Lagi, kasus peluru nyasar berasal dari senjata polisi mengenai warga. Kini yang menjadi korban ialah dua warga Jalan Kapten Sumarsono/Jalan Karya VII, Medan Jaunaidi (35) dan keponakannya April Andreas (15).
Aksi penembakan itu terjadi saat polisi memburu pelaku kejahatan yang masih kerabat korban. Beruntung peluru yang mengenai bagian rusuk kanan Jaunaidi, dan bagian pipi April tidak merenggut nyawa mereka.
Sebab beberapa waktu lalu di Paneglang Banten, kasus salah tembak yang dilakukan oleh anggota polisi hingga menewaskan seorang warga. Titin seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga orang anak, meregang nyawa lantaran anggota polisi salah tembak.
Saat itu, anggota polisi Polsek Kembangan Jakarta Barat sedang memburu begal. Nahas, korban yang berada di sawah terkena peluru nyasar yang dialamatkan kepada para begal.
Selain dua kasus tersebut masih ada beberapa peristiwa serupa akibat ulah anggota polisi yang ceroboh. Berikut kasus-kasus salah tembak anggota polisi yang melukai warga sipil:
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Kenapa Yel Yel Kelompok Lucu penting? Tahukah kalian, yel yel kelompok lucu ini sebenarnya dibuat untuk mendukung dan menciptakan kekompakan tim. Bukan hanya itu saja, yel yel kelompok lucu juga dibuat agar suasana bisa semakin meriah dan menarik.
-
Bagaimana Teuku Nyak Makam meninggal? Kematian Teuku Nyak Makam terjadi akibat serangan brutal yang dilakukan oleh serdadu-serdadu Belanda. Pada saat serangan terhadap kediamannya, Teuku Nyak Makam berhasil ditangkap oleh pasukan Belanda. Ia kemudian mengalami pemancungan kepala, suatu bentuk hukuman yang sangat kejam. Tubuhnya juga mengalami penghancuran oleh para serdadu Belanda.
-
Siapa Teuku Nyak Makam? Teuku Nyak Makam merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang meninggal dalam kondisi yang tragis pada masa penjajahan Belanda.
-
Di mana gudang peluru yang meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak.
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Polisi buru pelaku kejahatan, 2 warga tertembak
Dua warga Jalan Kapten Sumarsono/Jalan Karya VII, Medan, dilarikan ke ruang IGD RS Sari Mutiara, Senin (20/7). Mereka terkena peluru yang diduga ditembakkan petugas kepolisian.
Korban diketahui bernama Jaunaidi (35) dan keponakannya April Andreas (15). Junaidi diterjang peluru pada bagian rusuk kanan, sedangkan April terluka di bagian pipi.
Kerabat korban memastikan peluru itu ditembakkan petugas kepolisian yang memburu dua anggota keluarga mereka. Kedua orang yang dikejar polisi itu yaitu Agus dan Hermanto.
Menurut kerabat korban, petugas kepolisian langsung main tembak, padahal mereka tidak mengenal kedua buruannya. Akibatnya, Junaidi dan April yang masih berkerabat dengan kedua buruan polisi itu pun jadi korban.
"Adikku Junaidi itu baru datang dari Dumai ke Medan untuk membawa berobat anaknya yang sakit. Tadi pagi datangnya. Tadi pas datang ke rumah, mau tanya bagaimana cara buat kartu BPJS. Empat polisi berpakaian preman tanpa banyak tanya langsung menembak adikku saat di depan pintu. Anakku April Andreas (17) juga terkena serpihan," kata Rosmadiman Boru Purba (42), ibu dari April.
Rismadiman juga merupakan ibu dari Agus dan bibi dari Hermanto. Belakangan polisi tetap menangkap keduanya. Sementara kedua korban dilarikan ke RS Sari Mutiara.
Setelah penembakan dan penangkapan itu, Rismadiman mengaku sempat melakukan perlawanan. Namun justru dia yang dipukul dengan pistol. "Karena mereka asal main tangkap. Kubilang kalian harus tanggung jawab. Salah satu oknum polisi bermarga Rajagukguk menokok kepalaku dengan pistol sampai benjol," ucapnya.
Kapolsek Helvetia Kompol Roni Bonic ketika dikonfirmasi mengaku masih melakukan penyelidikan. "Nanti ya ini sedang dilakukan proses lidik. Memang benar adanya penggerebekan dan perlawanan yang dilakukan mereka," pungkasnya.
Ibu 3 anak tewas tertembak peluru nyasar saat polisi tangkap begal
Seorang ibu rumah tangga, Tintin (35) warga Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, tewas tertembus timah panas. Peristiwa nahas itu terjadi saat sejumlah anggota kepolisian mengejar begal.
Berdasarkan informasi, saat kejadian korban sedang mengambil jamur di sawah sekitar pukul 05.30 WIB di Desa Mekar Sari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandelang. Tiba-tiba terdengar suara tembakan sebanyak lima kali dari arah jalan yang berjarak sekitar 100 meter dari korban.
Korban langsung tersungkur dengan luka di bagian lengan tembus ke rusuk kanan. Ibu rumah beranak tiga tersebut tewas seketika di lokasi.
"Ada penangkapan begal, dan sawah posisinya dekat dengan jalan raya," kata Mamad Ali Huseuin, kerabat korban.
Diduga polisi tersebut merupakan dari Jakarta yang tengah mengejar pelaku begal di Panimbang. "Kalau berdasarkan informasi, anggota dari Jakarta kabar burungnya. Adalah informasi, saya ga bisa mengucapkan dari mana. Kita tunggu hasil autopsi, terus kita bisa tahu proyektil dari mana," kata Mamad Ali Huseuin.
Kini jenazah korban masih diautopsi di rumah rumah sakit Daerah serang. "Masih diautopsi. Luka di lengan tembus ke payudara atau rusuk," kata Mamad.
Sejumlah anggota kepolisian dan warga terlihat keluar masuk ruang jenazah. Sementara itu pihak kepolisian setempat belum dapat dikonfirmasi perihal kejadian ini.
Dituduh penculik, 3 pengendara mobil jadi korban salah tembak
Tiga orang pengendara mobil menjadi korban salah tembak oleh dua anggota polisi yang bertugas di Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Sumsel berinisial Aiptu AR dan Briptu Y. Satu korban di antaranya mengalami luka tembak di bagian kaki dan dirawat di salah satu rumah sakit di Jambi.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes R Djarod Padakova mengungkapkan, peristiwa itu terjadi di perbatasan Bayung Lincir, Musi Banyuasin-Jambi Selasa (7/10) sore. Saat itu, dua polisi yang sedang berjaga di PT Pertamina mendapat laporan dari satpam Pertamina bahwa ada pelaku penculikan dari Jambi yang menggunakan mobil Daihatsu Xenia nomor polisi BG 1129 JP akan melintas.
Mendapat laporan itu, kedua polisi langsung mendatangi lokasi. Karena terlalu lama menunggu, kedua polisi yang berseragam preman itu tertidur. Selang berapa jam, satpam pun membangunkan mereka karena mobil yang ditunggu sudah melintas.
Spontan, dua polisi mantan anggota brimob itu bersama satpam Pertamina tersebut langsung bergegas mengejar terduga penculik. Satu polisi berinisial Briptu Y sempat memberikan tembakan peringatan tapi korban menambah kecepatan. Lalu Briptu Y menembak ban mobil hingga akhirnya mobil dapat dihentikan. Satu korban ketakutan berlari masuk hutan, satu korban N luka tembak di bagian kaki dan satu lagi inisial H berhasil diamankan.
"Saat diinterogasi, ketiga pengendara mobil itu bukan penculik seperti yang dituduhkan, tetapi pemborong di Puskesmas Bayung Lincir yang sedang melakukan pembangunan," ungkap Djarod, Rabu (8/10).
Menurut Djarod, berdasarkan keterangan dari salah satu korban, mereka tidak mengindahkan tembakan peringatan lantaran mengira kedua polisi itu perampok. Apalagi, saat itu korban membawa uang sebesar Rp 30 juta.
"Saat kejadian, kedua polisi itu berseragam preman. Polisi kira korban adalah penculik sedangkan korban mengira gerombolan polisi dan satpam adalah perampok. Jadi korban berinisiatif melarikan diri," ungkapnya.
Saat ini, lanjut Djarod, korban luka tembak masih dirawat di rumah sakit di Jambi. "Untuk kedua anggota akan diperiksa dari kejadian itu," pungkasnya.
Usai nonton Timnas U-19, Robin malah ditembak polisi
Robin Napitupulu (26), menjadi korban salah tangkap petugas Kepolisian Sektor (Polsek) Tanjung Duren terkait kasus pencurian kendaraan bermotor. Saat melakukan penangkapan, polisi juga melepaskan tembakan sebanyak tiga kali ke arah mobil korban, Toyota Rush bernomor polisi B 1946 KOR.
Kejadian salah tangkap tersebut terjadi di rumah pacar korban, di Jalan Cemara Ujung Gang Delapan, Koja, Jakarta Utara. Korban ditangkap usai menyaksikan pertandingan sepak bola Indonesia melawan Korea Selatan sekitar pukul 22.00 WIB.
"Pas mobil saya ditembak, saya lagi manasin mobil. Saya juga sempat dipukul dengan gagang pistol," kata Robin kepada wartawan di Rumah Sakit Pelabuhan, Jakarta Utara, Minggu (13/10).
Robin menuturkan, saat memanaskan mobil tersebut, dirinya dihadang sebuah mobil, dan tanpa basa-basi, dua orang oknum polisi langsung menembak ke arah pintu kaca sebelah kanan.
Setelah mendapat tembakan, korban langsung melarikan diri. Saat melarikan diri tersebut, korban sempat diteriaki maling oleh polisi.
"Habis itu saya langsung lari. Saya juga sempat dikejar warga karena diteriaki maling," ujar Robin.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami patah di jemari, dan sejumlah luka jahitan di kepala karena pukulan gagang senapan.