Kasus Kematian Akibat DBD di Kota Tangerang Didominasi Anak-Anak
DBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Kasus meninggal karena DBD sepanjang 2024 ada enam kasus, didominasi oleh anak-anak.
- Mensos Kecewa Anak-Anak Dilecehkan di Panti Asuhan Tangerang: Mestinya Dilindungi Malah Dirusak!
- Teka Teki Kematian Ibu Anak Ditemukan Dalam Rumah Tinggal Kerangka, Polisi Sudah Kantongi Petunjuk
- Bertambah 81, Kematian Akibat DBD di RI Capai 621 Kasus
- Teka-teki Kematian Ibu dan Anak di Palembang, Pengki Menancap pada Tubuh Korban
Kasus Kematian Akibat DBD di Kota Tangerang Didominasi Anak-Anak
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Banten menyebut lima dari enam kasus meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu terjadi pada anak-anak.
"Kasus meninggal karena DBD sepanjang 2024 ada enam kasus, didominasi oleh anak-anak," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany di Tangerang, Selasa (25/6).
Dia mengatakan, DBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Hal ini karena imunitas anak-anak tidak sebaik kelompok dewasa.
"Biasanya kasus DBD pada anak-anak baru disadari ketika dalam kondisi kritis. Maka itu perlu kewaspadaan dari orang tua untuk memperhatikan kondisi kesehatan anak," ujarnya.
Dia menekankan, kewaspadaan orang tua adalah kunci keberhasilan dalam penanganan kasus DBD pada anak.
Orang tua perlu memahami betul perubahan yang dialami anak agar penanganan oleh tenaga medis yang tepat bisa lebih cepat didapat dan mencegah fatalitas.
“Dengan keterbatasan anak memaparkan apa sakit yang dirasa, orang tua harus paham betul sama anaknya, karena diagnosis dokter sering mengandalkan wawancara medis. Dengan wawancara, hampir 60 persen bisa diduga sehingga ketika anak DBD orang tua harus tahu kondisi anaknya,” ujarnya.
Adapun beberapa gejala yang menjadi penanda bagi orang tua jika anak mengalami perburukan saat DBD di antaranya tidak ada perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut secara hebat, lemah, lesu, hingga ingin terus tidur.
“Lalu, perlu juga diperhatikan saat anak mengalami perubahan perilaku. Seperti suka marah-marah, terlihat pucat, dan tangan serta kaki dingin, perdarahan hingga tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam,” katanya, dikutip dari Antara.
Kolaborasi multisektor pada penanganan DBD di Kota Tangerang ialah sosialisasi PSN 4M Plus di seluruh 39 puskesmas dan 1.097 posyandu.
Kemudian, menggerakkan seluruh masyarakat dan pegawai dalam melaksanakan aksi bebersih memberantas sarang nyamuk di lingkungannya. Dalam hal ini, dapat melibatkan kader jumantik.
“Kolaborasi juga dikuatkan dengan Dinas Pendidikan, selama libur sekolah menugaskan seluruh pelajar di Kota Tangerang untuk memeriksa sarang nyamuk di rumah masing-masing. Terlebih, menjadikan anak-anak sebagai kader jumantik, yakni sebagai bagian dari projek sekolah,” katanya.