Kawanan bencong beraksi di kemacetan Tol Cikampek, gasak HP dan uang pemudik
Kawanan bencong beraksi di tengah kemacetan Tol Jakarta-Cikampek wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (13/6). Mereka menggasak sebuah telepon selular dan sejumlah uang milik pemudik di sekitar Bekasi Barat. Korbannya adalah Habib Mustopa, pemudik dari Cengkareng, Jakarta Barat dengan tujuan Semarang, Jawa Tengah.
Kawanan bencong beraksi di tengah kemacetan Tol Jakarta-Cikampek wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (13/6). Mereka menggasak sebuah telepon selular dan sejumlah uang milik pemudik di sekitar Bekasi Barat. Korbannya adalah Habib Mustopa, pemudik dari Cengkareng, Jakarta Barat dengan tujuan Semarang, Jawa Tengah.
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto mengatakan, peristiwa itu bermula ketika korban berhenti di pinggir Tol Bekasi Barat ingin buang air kecil dan mengisi air radiator.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
"Sebelum turun dari mobil korban juga sudah mengetahui kalau di sekitar lokasi ada gerombolan waria tengah berkumpul di pinggir tol," kata Indarto di Bekasi, Rabu (13/6).
Tanpa menaruh curiga, korban lalu pergi meninggalkan mobil beserta istri dan anaknya yang sedang tidur di dalam mobil. Tak lama kemudian, Mustopa kembali ke mobil, dari kejauhan korban sempat melihat ada seorang waria mengetok kaca mobil, dan bernada meminta sebatang rokok.
"Korban segera menuju ke mobilnya, sedangkan waria tersebut pergi. Sampai di lokasi korban melihat sebuah telepon genggamnya hilang, dan sejumlah uang dengan total Rp 100 ribu," ujarnya.
Korban sempat mencari waria itu, namun hasilnya nihil. Karena itu, korban melaporkan kejadian tersebut ke pos polisi di Mega Bekasi Hypermall. Polisi lalu ke lokasi dan melihat gerombolan banci berlarian ketakutan. Polisi curiga bahwa kawanan banci yang beroperasi itu tinggal di Kampung Rawabambu, belakang Mega Bekasi Hypermall.
Polisi lalu menyisir kampung yang banyak ditinggali banci. Tak ada, polisi meminta bantuan pengurus RT setempat. Pengurus RT lalu masuk ke dalam komunitas banci dan mengumpulkannya, lalu meminta banci yang mengambil telepon genggam pemudik segera menyerahkan diri.
Sambil diancam dengan nada tinggi, akhirnya pelaku ketahuan. Bahwa banci yang mengambil itu adalah Marsha Goni dan kawan kawannya. Pengurus RT meminta para banci yang dikumpulkan mencari keberadaan Goni sampai ketemu. Alhasil, Goni kabur ketakutan sambil mengembalikan sebuah ponsel dan uang Rp 100 ribu milik pemudik.
(mdk/cob)