KBRI Pulangkan 98 TKI dari Brunei dengan Penerbangan Khusus
KBRI Bandar Seri Begawan memulangkan 98 pekerja migran Indonesia dari Brunei Darussalam. Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko melepas keberangkatan 98 pekerja migran Indonesia kembali ke tanah air menggunakan penerbangan khusus Royal Brunei Airlines.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bandar Seri Begawan memulangkan 98 pekerja migran Indonesia dari Brunei Darussalam. Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko melepas keberangkatan 98 pekerja migran Indonesia kembali ke tanah air menggunakan penerbangan khusus Royal Brunei Airlines pada Jumat (1/5).
Penerbangan khusus itu diadakan setelah penutupan sementara penerbangan dari dan ke berbagai negara, termasuk ke Indonesia, sejak 23 Maret 2020 sebagai upaya membendung pandemi Covid-19 di Brunei Darussalam.
-
Di mana UMKM di Bontang terdampak oleh pandemi Covid-19? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Kenapa wilayah Brunei Darussalam terbelah? Akibatnya, pada 1884 wilayah Brunei direbut dan terbelah menjadi dua bagian.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Di mana wilayah Brunei Darussalam terbelah? Jika diamati di peta, wilayah Brunei Darussalam terpisah menjadi dua bagian. Negara ini dipisahkan oleh Sarawak, salah satu negara bagian Malaysia.
-
Apa yang dilakukan prajurit TNI kepada anggota KKB? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
Dalam sambutan kepada para WNI di bandara Internasional Brunei, Dubes Sujatmiko menyampaikan bahwa penerbangan khusus itu merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap kondisi pekerja migran Indonesia setelah wabah Covid-19 merebak di Brunei.
Sujatmiko berharap para WNI tersebut dapat kembali ke kampung halaman masing-masing dengan sehat dan selamat. Dia juga mengungkapkan bahwa proses pemulangan dilakukan secara mandiri dengan biaya dari para pekerja migran itu sendiri.
Sujatmiko menjelaskan bahwa penerbangan khusus itu dapat berlangsung atas kerja sama antara KBRI Bandar Seri Begawan, Pemerintah Brunei Darussalam, Kedutaan Besar Brunei Darussalam di Jakarta, dan maskapai Royal Brunei Airlines.
"Ini sebagai tanggapan KBRI atas permintaan para pekerja migran Indonesia yang hendak pulang ke Tanah Air namun terhambat karena tidak tersedia penerbangan ke Indonesia akibat penutupan sementara tersebut," ujar dia seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima Antara.
"Kami berharap para PMI dapat selalu menjaga kesehatan, menghindari penularan Covid-19 dan siap menerima protokol Covid-19 di Indonesia, termasuk karantina 14 hari," lanjutnya.
Penerbangan khusus itu diadakan untuk menghindari para pekerja migran Indonesia, yang telah selesai masa kontrak kerjanya tetapi tidak dapat pulang, telantar karena penerbangan dari Brunei ke Indonesia tidak tersedia.
Penerbangan khusus tersebut juga digunakan untuk memulangkan pekerja migran Indonesia yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena tempat mereka bekerja sudah tidak beroperasi, juga yang tidak menerima gaji secara penuh akibat lesunya ekonomi Brunei Darussalam akibat wabah Covid-19, serta yang telah menyelesaikan masa tahanan di penjara Brunei Darussalam akibat melanggar hukum.
Dalam penerbangan tersebut, terdapat empat orang WNI yang sedang hamil. Salah seorang dari mereka berusaha kembali ke Tanah Air agar dapat melahirkan di Indonesia dengan didampingi oleh suami, yang sudah lebih dulu pulang ke Indonesia karena sakit.
KBRI Bandar Seri Begawan membekali setiap penumpang dengan sarung tangan, masker, dan surat keterangan jalan. Selain itu, setiap penumpang diberi kartu kuning (Health Alert Card) dari Kementerian Kesehatan RI. Kartu tersebut harus diisi dan diserahkan kepada pihak berwenang saat mereka turun di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
(mdk/bal)