Kebakaran di Sambas Akibat Pembukaan Lahan Berkebun, Pemadaman Gunakan Sumur Bor
Luasan lahan terbakar diperkirakan mencapai lebih dari 60 hektare. Tapi, dari luasan itu, ada di areal gambut dan hutan biasa.
Sudah hampir sepekan kebakaran lahan terjadi di lima desa Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kondisi lahan dan kekeringan yang muncul menyebabkan api sulit dipadamkan.
Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Sambas, Asmadi mengatakan, lima desa yang mengalami kebakaran lahan yaitu Desa Sungai Baru dan Desa Berlimang, Kecamatan Teluk Keramat, serta Desa Pelimpaan, Desa Lambau, Desa Sarang Burung Usrat, Desa Sarang Burung Danau, Desa Sarang Burung Kolam, Kecamatan Jawai.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Dimana pondok perambah hutan dibakar? Pondok pertama ada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
“4-5 hari lalu mulai ada pergerakan hotspot dari Desa Lambau, Jawai. Itu satu kawasan hutan produksi Sebugus,” kata Asmadi Kamis (5/8).
Dugaan awal, kata Asmadi, penyebab kebakaran terjadi karena pembukaan lahan dengan cara membakar. "Orang mau berkebun dengan membakar, tidak luas, tapi karena angin kuat jadi meluas,” ujar dia.
Luasan lahan terbakar, menurut Asmadi, diperkirakan mencapai lebih dari 60 hektare. Tapi, dari luasan itu, ada di areal gambut dan hutan biasa.
Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Sarang Burung Kuala, Edi menyampaikan, hingga Rabu sore kemarin pemadaman masih dilakukan. Pemadaman ini merupakan upaya bersama tim gabungan dari Koramil, KPH Sambas, Masyarakat Peduli Api dan Masyarakat.
Selama pemadaman, sumur bor yang sudah dibangun Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Kecamatan Jawai dimanfaatkan. Proses pemadaman pun memakan lebih dari 1 jam.
“Alhamdulillah bisa dimanfaatkan. Pemadaman di perbatasan Desa Sarang Burung Kuala dengan Sungai Baru kemaren menggunakan selang 2 inci sepanjang 80 meter dan selang 1,5 inci sepanjang 100 meter, masih kuat airnya,” ujar Edi.
“Kalau nggak ada sumur bor bisa habis Desa Sungai Kuala, satu jam kebakaran mencapai 4-5 kilometer,” tambahnya.
Edi juga mengatakan, selain dimanfaatkan untuk pemadaman api, sumur bor tersebut biasanya juga dimanfaatkan untuk pembasahan saat musim kemarau. “Kita lakukan ketika lahan gambut sudah kering, lama tidak turun hujan,” ujarnya
Sementara itu, Edi juga mengungkapkan sekat kanal yang dibangun juga membantu proses pemadaman kebakaran. Sekat kanal menjadi sumber air untuk pemadaman api.
“Kalau di wilayah sekat kanal yang saya perhatikan, api tidak banyak makan tanah, hanya semak-semak belukar,” ujar dia.
(mdk/gil)