Kebakaran Hutan di Kawasan Suaka Margasatwa Ancam Habitat Gajah
Sekitar 400 hektar lahan di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan, Banyuasin, Sumatera Selatan, terbakar selama sepuluh hari terakhir. Kebakaran itu otomatis mengancam ratusan gajah yang hidup di sana.
Sekitar 400 hektar lahan di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan, Banyuasin, Sumatera Selatan, terbakar selama sepuluh hari terakhir. Kebakaran itu otomatis mengancam ratusan gajah yang hidup di sana.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Genman Hasibuan mengatakan, kebakaran tersebut akibat aktivitas pencurian kayu gelam dan pembakaran ilalang oleh petani untuk menanam padi secara sonor. Abu dan arang yang masih terdapat api beterbangan terbawa angin hingga membakar lahan yang kering di wilayah margasatwa.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
"Dalam catatan kami sudah ada 400 hektar lahan yang sudah terbakar selama sepuluh hari terakhir. Semuanya berada di pinggiran kawasan suaka margasatwa," ungkap Genman, Kamis (19/9).
Pihaknya menurunkan 68 petugas untuk menangani kebakaran hutan di sana. Jika tidak, api akan merambat ke lahan sekitarnya yang menjadi tempat hidup 78 ekor gajah liar dan 38 ekor gajah jinak serta sejumlah satwa lain seperti rusa, beruang, elang dan oak.
"Jelas akan mengancam keselamatan satwa-satwa itu. Sejauh ini mereka mencari tempat di kawasan yang belum terbakar, wilayah itu jangan sampai terbakar, harus dicegah sedini mungkin," ujarnya.
Dia menjelaskan, SM Padang Sugihan meminta luas 88.148 hektar. Mayoritas merupakan lahan gambut yang mudah terbakar pada musim kemarau. Oleh karena itu pembasahan gambut sangat perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
"Kami bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut melakukan perbasahan, yakni menimbun kanal agar air tidak mengalir ke sungai. Sudah ada 28 timbunan kanal di sana," ucapnya.
Baca juga:
Ibu Kota Baru di Kalimantan Rawan Kebakaran Hutan, Apa Langkah Pemerintah?
Berdalih Belum Periksa Saksi Ahli, Polisi Tunda Penahanan Direktur PT BHL
Wiranto Disarankan Datang Saat Proses Pemadaman Karhutla Bukan Ketika Asap Habis
Kisah Bayi di Pekanbaru Meninggal Dunia Diduga Korban Asap
Panglima TNI Sebut Penanganan Karhutla Efektif, Asap Mulai Kurang
Lahan Sawit di Labuhan Batu dan Semak di Tepi Danau Toba Terbakar