Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana: Sopir Tahu Rem Bermasalah, Tapi Paksakan tetap Jalan
Sopir bus Putera Fajar sempat dua kali coba perbaiki rem tetapi gagal. Bukannya minta bantuan tapi tetap jalan.
Polisi juga menemukan ada campuran air pada oli yang seharusnya tidak boleh terjadi.
- Kecelakaan Bus Rombongan Siswa SMP Malang di Tol Jombang, Ini Identitas Korban Luka dan Tewas
- VIDEO: Pengakuan Sopir Bus Maut Rombongan Siswa SMK Depok, Sudah Tahu Rem Rusak
- Pengakuan Sopir Bus SMK Lingga Kencana soal Detik-Detik Kecelakaan Maut di Ciater Subang
- Penjaga SMK Lingga Kencana Lolos dari Kecelakaan Maut di Ciater, Ini Penyebabnya
Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana: Sopir Tahu Rem Bermasalah, Tapi Paksakan tetap Jalan
Polisi menetapkan Sadira (51) sopir bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat sebagai tersangka. Bus membawa rombongan siswa/wi dan guru dari SMK Lingga Kencana Depok.
Mengacu hasil olah tempat kejadian perkara yang dilakukan polisi, tidak ditemukan tanda-tanda bekas pengereman di lokasi kejadian. Rupanya, saat dilakukan pemariksaan pada tersangka, Sadira mengetahui rem bus dalam keadaan bermasalah.
"Kita mendapatkan keterangan bahwa pengemudi atas nama Sadira (51) warga kota bekasi mengetahui kendaraan ini bermasalah fungsi rem," kata Dirlantas Polda Jabar Kombes Wibowo, dalam jumpa pers.
Sempat dilakukan dua kali perbaikan pada rem bus. Pertama ketika bus yang membawa rombongan melintas di dekat Tangkubanparahu.
"Diperbaiki oleh mekanik atas panggilan dari sopir," katanya.
Setelah diperbaiki dan yakin aman, bus kembali melanjutkan perjalanan. Rupanya, rem kembali mengalami masalah saat berhenti di sebuah rumah makan 'Bang Ajun' di kawasan Ciater. Sopir dan kernet mencoba kembali memperbaiki salah satu komponen rem.
"Dia pun meminjam komponen rem tersebut ke sopir bus yang lain. Namun ukurannya tidak sesuai. Perbaikan pun tidak jadi dilakukan," katanya.
Meski sadar rem belum aman, Sadira tetap melanjutkan perjalanan sampai akhirnya terjadikan peristiwa memilukan yang menghilangkan nyawa belasan siswa juga guru.
Fakta lain yang ditemukan, pada ruang udara kompresor ada campuran oli dan air. Padahal seharusnya ruang udara kompresor hanya terisi angin.
"Tidak boleh ada campuran oli dan air karena ada proses pengembunan atau komdensasi," kata Dirlantas.
Diduga, pemicunya oli bercampur dengan air karena ada kebocoran salah satu komponen. Hal ini menandakan perawatan kurang rutin.
"Fakta lainnya, oli pada kendaraan bus sudah berwarna keruh. Ini menunjukkan oli tidak diganti dalam waktu cukup lama. Saat ilakukan tes minyak rem terdapat kandungan air lebih dari 4 persen. Ini sudah melewati tes indikator minyak," katanya.
Fakta berikutnya jarak antar kampas rem idealnya 0,45 mm. Tetapi saat dilakukan penyelidikan jarak atau celah antar kampas 0,3 artinya di bawah dari standar.