Kehidupan Perempuan Cantik Tewas Diduga Dianiaya Anak Anggota DPR, 12 Tahun Tak Pernah Bertemu Anak Demi Mencari Nafkah
Wanita itu belum pernah pulang ke kampung halamannya di Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat.
Sang anak yang selama ini belum pernah bertemu dengan ibunya, hanya dapat melihat jenazahnya sudah terbujur kaku.
Kehidupan Perempuan Cantik Tewas Diduga Dianiaya Anak Anggota DPR, 12 Tahun Tak Pernah Bertemu Anak Demi Mencari Nafkah
Dini Sera Afriyanti, perempuan cantik yang tewas diduga menjadi korban penganiayaan di Surabaya ternyata memiliki cerita kehidupan tersendiri. Selama 12 tahun, wanita memiliki satu orang anak ini ternyata belum pernah pulang ke kampung halamannya di Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat.
Merantau, ini lah yang selalu dikerjakan oleh Dini untuk mencari penghidupan demi menafkahi sang buah hati semata wayangnya. Dini diketahui hidup menjanda dan telah dikaruniai seorang anak.
Anak tersebut, tinggal bersama dengan ibunya di daerah Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat. Sejak lahir, sang anak sudah ditinggal oleh Dini demi bisa mencarikan nafkah untuk si kecil.
"Satu anaknya. Sejak lahir (anaknya) sudah ditinggal untuk mencari nafkah," cerita Dimas Yemahura, Kuasa Hukum keluarga Dini, Kamis (5/10).
Dimas menegaskan, selama sisa hidupnya korban belum pernah bertemu dengan sang anak lagi. Karena selama 12 tahun Dini memilih untuk mencari nafkah demi keluarganya. Ia diketahui merupakan tulang punggung satu-satunya di keluarga.
Kejadian yang dianggapnya sadis itu pun kini merenggut nyawa Dini. Sang anak yang selama ini belum pernah bertemu dengan ibunya, hanya dapat melihat jenazahnya sudah terbujur kaku.
"Korban dimakamkan di Sukabumi sana. Tadi sudah dibawa pulang oleh ibunya," kata Dimas.
Di Surabaya sendiri, Dini diketahui bekerja sebagai freelance. Namun profesi apa tepatnya yang dijalani oleh Dini, Dimas hanya mengatakan jika korban sering berganti-ganti profesi.
"Berganti-ganti (profesi) ya. Freelance," katanya .
Dini dan terduga pelaku GTR diketahui baru menjalin hubungan sebagai pacar sejak 5 bulan lalu. Semasa menjalin hubungan itu, korban disebutnya kerap mendapatkan kekerasan.
Polisi sendiri hingga kini masih belum menetapkan satu orang pun sebagai tersangka dalam kasus ini. Sebanyak 15 saksi diperiksa untuk melakukan pendalaman.
"Kami periksa beberapa saksi, baik rekan korban, security di lokasi dan saksi-saksi yang (melihat) korban meninggal dunia," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukomono.
Selain melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi, polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap rekaman CCTV yang ada di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hendro menyebut ada lima titik CCTV yang diperiksa. Antara lain di lokasi hiburan malam, lobby hiburan malam, parkiran mal, apartemen korban dan rumah sakit.
Terkait adanya tindakan kekerasan atau penganiayaan terhadap korban yang terekam CCTV, polisi masih belum mau membeberkannya. Alasannya masih dalam tahap penyelidikan. "Ini masih kami dalami," tegas Hendro.
Sementara itu, jenazah korban sudah dibawa ke Kamar Jenazah RSUD dr. Soetomo untuk menjalani autopsi.
Hasil dari autopsi ini nantinya akan dijadikan bahan penyelidikan oleh Kepolisian.