Kejari Limpahkan 4 Tersangka Gelapkan Sertifikat Ibu Dino Patti Djalal ke PN Jaksel
Dalam perkara ini, sebanyak empat orang telah ditunjuk menjadi Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni Erwin Iskandar, I Gde Eka Haryana, Pratama Hadi Karsono dan Donny Mahendra Sany.
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan bakal segera melimpahkan berkas perkara atas kasus dugaan penipuan tanah dengan tersangka Mustopa alias Topan, Shierly, Ria Setiawan dan Aryani Nustaria, ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Korban dalam hal ini diketahui ibu mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal, Zurni Hasyim Djalal.
"Segera dilimpahkan ke PN Jaksel (untuk disidang)," kata Kasie Intel Kejari Jaksel, Odit Megonondo dalam keterangannya, Kamis (9/12).
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
Dalam perkara ini, sebanyak empat orang telah ditunjuk menjadi Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni Erwin Iskandar, I Gde Eka Haryana, Pratama Hadi Karsono dan Donny Mahendra Sany.
Diketahui, untuk berkas perkara terpisah atau splitzing atas nama empat orang itu sebelumnya telah diterima terlebih dahulu oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta pada 29 September 2021.
"Bahwa setelah dilakukan penelitian dan ekspose perkara terhadap kelengkapan formil dan materiil di dalam berkas perkara sudah terpenuhi/sudah lengkap," jelasnya.
Oleh karena itu, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta pun menerbitkan surat (P-21) terhadap keempatnya atau dinyatakan lengkap atas berkas perkara tersebut.
"Surat (P-21) Nomor: B-8477/M.1.4/Eoh.1/11/2021 tertanggal 16 November 2021 telah lengkap atas nama Terdakwa Mustopa alias Topan. Surat (P-21) Nomor : B-9026/M.1.4/Eoh.1/12/2021 tertanggal 03 Desember 2021 telah lengkap atas nama Terdakwa Shierly binti Boy Roland / Wong Fuk Cong," ujarnya.
"Surat (P-21) Nomor : B-9025/M.1.4/Eoh.1/12/2021 tertanggal 03 Desember 2021 telah lengkap atas nama Terdakwa Ria Setiawan dan Surat (P-21) Nomor : B-9028/M.1.4/Eoh.1/12/2021 tertanggal 03 Desember 2021 telah lengkap atas nama Terdakwa Aryani Nustaria dan Terdakwa Agus Gunawan," sambungnya.
Sebelumnya, Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Metro Jaya melakukan penyerahan tersangka dan barang bukti atau tahap II atas kasus dugaan penipuan tanah dengan tersangka Mustopa alias Topan. Korban dalam hal ini diketahui ibu mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal, Zurni Hasyim Djalal.
"Hari ini tanggal 18 Nopember 2021 telah dilakukan tahap 2, penyerahan tersangka, berkas dan barang bukti salah satu tersangka mafia tanah di Kejari Jaksel," kata Kasie Intel Kejari Jaksel, Odit Megonondo dalam keterangannya, Kamis (18/11).
Dengan begitu, nantinya Mustopa akan segera disidangkan atau duduk dikursi pesakitan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Selanjutnya dalam waktu sesuai ketentuan UU, akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," ujarnya.
Selain itu, Odit menjelaskan, terkait modus yang dilakukan oleh Mustopa sendiri yaitu bekerjasama dengan para terduga pelaku lainnya untuk melakukan tindakan atau kejahatan tersebut.
Sehingga, aksi kejahatan itu pun membuat ibu dari Dino Patti Djalal tersebut mengalami kerugian yang cukup besar hingga mencapai Rp20 miliar dengan luas tanah 780 meter persegi, yang beralamat di Jalan Kemang Barat, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan.
Atas perbuatannya, Mustopa dijerat dengan Pasal 378 juncto 55 ayat 1, Pasal 372, Pasal 263 ayat 2 dan Pasal 266 ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman paling lama tujuh tahun penjara.
Modus Mafia Tanah Mendapatkan Sertifikat Asli Rumah Ibunda Dino Patti Djalal
Ibunda mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Dino Patti Djalal menjadi korban mafia tanah. Sebagian aset yang dimiliki dirampas oleh komplotan mafia tanah.
Beragam modus diungkap oleh Kasubdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Dwiasih Wiyatputera. Dia menyampaikan, menerima tiga laporan berkaitan dengan berpindahnya sertifikat tanah dan bangunan milik ibunda Dino Patti Djalal, Zurni Hasyim Djalal ke orang lain.
Salah satunya tanah dan bangunan yang berlokasi di Pondok Indah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Tanah dan bangunan sempat akan dijual kepada Van dan Fery pada 10 April 2019.
Entah bagaimana cerita lengkapnya, kuasa hukum korban yang bernama Mustopa menyerahkan sertifikat tanah kepada orang yang mengaku suruhan dari Van yakni Arnold.
Di sini lah tanpa sepengetahuan korban, pada tanggal 22 April 2019 terbit akta jual beli. Isinya bahwa korban menjual tanah dan bangunan miliknya kepada Van.
"Terhadap AJB itu juga, Van telah membalik nama menjadi atas namanya dan menjualnya kepada Hen," kata Dwiasih dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2).
Dwiasih mengatakan, properti milik Zurni Hasyim Djalal di Kemang, Jakarta Selatan pun menjadi sasaran komplotan mafia tanah. Dwiasih menyebut, aset itu bukan atas nama korban, melainkan atas nama Yusmisnawita yang merupakan keluarga korban.
Dwiasih menjabarkan, awalnya memang terjadi kesepakatan. Tanah dan bangunan akan dibeli seharga Rp 19.500.000.000 dan pembayaran dilakukan secara cicil. Kesepakatan ini melalui Topan yang merupakan broker sekaligus orang kepercayaan korban. Namun, saat dilakukan proses penandatanganan akta pada 11 November 2020, dokumen yang dilampirkan semua palsu.
"Kepemilikan properti ini berpindah tangan ke pembeli berinisial dengan menggunakan dokumen-dokumen palsu, berupa KTP palsu, fotokopi Kartu Keluarga palsu, fotokopi buku nikah palsu hingga NPWP palsu," ujar dia.
Dwiasih menyebut, komplotan mafia tanah berinisial RS mempersiapkan dokumen palsu tersebut. Begitu juga dengan proses penandatanganan akta tanah dan bangunan di depan notaris.
"Figur Yurmisnarwati diperankan oleh AN dan figur suaminya diperankan oleh AG. Diketahui cara tersangka mendapatkan sertifikat asli adalah dengan cara meminjam sertifikat tersebut untuk dicek ke BPN. Korban tidak mengetahui bahwa pada hari dipinjamkannya sertifikat asli, terjadi transaksi jual beli yang ditandatangani oleh figur pemeran Yurmisnarwati," papar dia.
Dwiasih menerangkan, sertifikat tanah dan bangunan yang terletak di Cilandak milik ibunda Dino Patti Djalal, Zurni Hasyim Djalal juga telah dipalsukan.
"Aset itu atas nama Yurmisnawita. Namun demikian, pemilik sah atas tanah dan bangunan tersebut adalah Zurni Hasyim Djala. Jadi untuk mempermudah proses jual beli, maka korban meminta Yurmisnawita untuk mewakilinya dengan mengatasnamakan namanya untuk properti milik korban," papar Dwiasih.
Dwiasih menerangkan, peristiwa pemalsuan terjadi pada tahun 2020 itu L menghubungi pelapor untuk membeli tanah dan bangunan dengan cara membawa calon pembeli yakni FK.
Dwiasih mengatakan penyidik ketika itu menyarankan Dino Patti Djalal mengecek sertifikat tanah dan bangunan ke BPN pada Januari 2021.
"Ternyata benar bahwa sertifikat telah balik nama menjadi Fredy Kusnadi. Dalam hal ini, pelapor merasa dirugikan," ucap dia.
Baca juga:
Mafia Tanah yang Gelapkan Tanah Ibu Dino Patti Djalal Segera Disidang
Dino Patti Djalal Dorong Pemerintah Bentuk Badan Nasional Khusus Diaspora
Berkas Kasus Mafia Tanah Dino Patti Djalal Rampung, Fredy Kusnadi Cs Segera Disidang
Ramos Horta Usulkan Negara di Dunia Tolak Utusan Diplomatik Junta Militer Myanmar
BPN Catat Terima 130 Kasus Mafia Tanah sejak 2018-2021
Dino Patti Djalal Siap Perbaiki Rumah Warga Tertimpa Tembok Kediaman Ibunya di Kemang