Kejati NTB Tangkap Terpidana Tambang Ilegal di Lombok Barat
Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat menangkap Pajar Sidiq (68), terpidana dalam perkara tambang galian C ilegal. Dia diringkus untuk menjalani hukuman tiga bulan penjara dan denda Rp1 miliar subsider satu bulan kurungan.
Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat menangkap Pajar Sidiq (68), terpidana dalam perkara tambang galian C ilegal. Dia diringkus untuk menjalani hukuman tiga bulan penjara dan denda Rp1 miliar subsider satu bulan kurungan.
"Yang bersangkutan kami tangkap Selasa (16/11) siang sekitar pukul 14.15 Wita di kediamannya di Desa Sesaot, Kabupaten Lombok Barat," kata Koordinator Bidang Intelijen Kejati NTB Karya Graham di Mataram.
-
Siapa penemu burjo? Ide jualan burjo pertama kali datang dari seorang pria asal Kuningan, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Salim.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Apa itu Berondong Gabah Ketan? Berondong Gabah Ketan merupakan salah satu camilan yang terkenal pada era 80-an.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Kenapa Buleng digemari? Warga menyukai Buleng lantaran penampilannya yang menyenangkan, dengan suguhan musik tradisional Betawi, Gambang Kromong.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
Penangkapan Pajar dilakukan Tim Tangkap Buronan (Tabur) Kejati NTB didukung personel Tim Tabur Kejaksaan Agung RI. Selanjutnya terpidana akan dieksekusi sesuai putusan Pengadilan Tinggi NTB yang sudah berstatus hukum tetap atau inkrah.
"Jadi untuk selanjutnya, kami menyerahkan yang bersangkutan kepada JPU (jaksa penuntut umum) untuk dieksekusi ke dalam rutan," ujarnya seperti dilansir Antara.
Karya menjelaskan, Pajar masuk dalam daftar buronan Kejaksaan terhitung sejak mangkir dari panggilan eksekusi hakim banding pada tahun 2018. "Sudah dipanggil secara patut tetapi yang bersangkutan tidak pernah menghadiri," ucapnya.
Dalam perkara ini, Pajar terbukti melanggar Pasal 158 Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Modusnya dengan mengerahkan alat berat untuk mengeruk tanah dan pasir di wilayah Sesaot, Kabupaten Lombok Barat.
Pengerukan dilakukan di atas lahan seluas 1,8 hektare dalam periode dua pekan pada bulan Maret 2017. Kegiatannya menghasilkan tanah uruk sebanyak 160 dump truck dan 50 dump truck pasir.
Dalam menjalankan kegiatannya, Pajar tidak mengantongi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dari gubernur yang merujuk Pasal 48 Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Baca juga:
9 Tahun Kabur, Koruptor Buruan Kejati Papua Ditangkap di Gianyar
Buron 9 Tahun, Terpidana Korupsi di Dinas Pendidikan Papua Ditangkap
6 Tahun Buron, Terpidana Narkotika dan Pencucian Uang Ditangkap di Surabaya
Buronan Kasus Korupsi Dana Bencana di Sumbar Dibekuk Tim Tabur Kejagung
10 Tahun Jadi Buronan, Terpidana Pemalsuan Surat di Semarang Ditangkap
Kejagung Tangkap Buronan Kasus Korupsi Proyek Listrik Bandara Hang Nadim