Keluarga tolak permintaan polisi autopsi jenazah Fikri
Fikri Dolasmantya Surya tewas saat menjalani ospek di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Keluarga almarhum Fikri Dolasmantya Surya (20) menolak permintaan polisi untuk autopsi jenazah Fikri, mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang meninggal saat mengikuti kegiatan Ospek. Mereka menilai, autopsi bukan satu-satunya cara untuk membuktikan aksi kekerasan di dalam kampus.
"Kami tidak bersedia diadakan autopsi, karena autopsi bukan satu satunya bukti adanya kekerasan yang dilakukan dalam ospek," kata paman Fikri, Subhan di Mataram, Sabtu (15/12), seperti dilansir dari Antara.
Keluarga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengumpulkan bukti lain, seperti memperkuat keterangan saksi dan keterangan panitia kemah bakti ITN Malang. Keluarga menilai proses autopsi merupakan pekerjaan yang sia-sia. Pada beberapa kasus misalnya, hasil autopsi sering kali tidak dapat diumumkan meskipun prosesnya telah dilakukan.
Sebelumnya, lanjut dia, pihak keluarga telah berkonsultasi pada beberapa ahli seperti Komnas HAM. Mereka menyatakan bahwa tidak perlu diadakan otopsi.
Sementara itu, ayah Fikri, Muchsir mengaku pasrah atas kematian sang anak. Keluarga tidak mengizinkan autopsi karena tidak ingin kembali melakukan kekerasan dan melukai jenazah Fikri.
Namun demikian, keluarga tetap menuntut agar polisi mengusut tuntas penyebab kematian Fikri dan memprosesnya secara hukum yang berlaku. Jika ditemukan bukti tindak kekerasan, mereka meminta agar pelaku diberikan hukuman setimpal.
"Saya berharap mudah-mudahan kasus ini bisa diselesaikan secara hukum supaya jangan terjadi kasus Fikri-Fikri yang lain itu harapan saya," kata Muchsir.