Keluarga Wanita Tewas Dibakar Mantan Kekasih di Cisauk Minta Pelaku Dihukum Berat
Siti Zahra meninggal dunia dibakar kekasihnya, DS (20), di Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (9/7) kemarin. Aziz pasrah atas kepergian putrinya dan berharap ada hikmah di balik musibah menimpa keluarganya tersebut.
Kepedihan masih menghinggapi Aziz (45). Dia baru saja kehilangan anak perempuannya, Siti Zahra (19).
Siti Zahra meninggal dunia dibakar kekasihnya, DS (20), di Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (9/7) kemarin. Aziz pasrah atas kepergian putrinya dan berharap ada hikmah di balik musibah menimpa keluarganya tersebut.
-
Dimana pembunuhan sadis itu terjadi? Diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda berinisial MSD (24) tewas digorok oleh NKW (24), suaminya sendiri di dalam rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Bagaimana dampak buruk sadfishing bagi pelaku? Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Kapan kejadian pembunuhan itu terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
"Mungkin ini sudah jalannya, saya ambil hikmahnya. Mungkin ini yang terbaik buat dia. Kalau mengenai hukumannya, saya percaya hukum ini akan adil. Saya minta dihukum seberat-beratnya," kata Aziz, ditemui di kediamannya, Minggu (11/7).
Aziz mengaku sama sekali tidak menyangka anaknya menjadi korban pembunuhan keji oleh orang yang sempat meminta putrinya itu untuk dilamar. Aziz menceritakan, bahwa sosok Siti Zahra, adalah anak yang penuh kasih sayang kepada keluarga dan orang tua. Bahkan, semenjak Aziz diberhentikan dari pekerjaanya, korban bekerja sebagai asisten dokter untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
"Kerjanya di klinik umum dr Heny. Dia tulang punggung keluarga kami, apalagi setelah saya diberhentikan. Kontrakan ini dia yang bayar pakai gajinya," kata Aziz.
Aziz menerangkan, kalau almarhumah adalah sosok anak yang baik dan penyayang. Dia juga sangat bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan keluarganya.
"Siti Zahra tulang punggung keluarga, tanggung jawab sama pekerjaanya dan orangtuanya. Enggak gampang ngeluh. Sama kerjaan itu enggak sembarangan meninggalkan. Karakter dia saya tahu, orangnya nurut banget," jelas dia.
Dua Pelaku Ditangkap
Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Iman Imanudin, mengaku telah mengamankan pelaku pembakar jasad manusia di kebun kosong di Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang. Kedua pelaku berinisial DS dan US saat ini masih menjalani pemeriksaan Polisi.
"Alhamdulillah sudah tertangkap 2 orang. Tadi malam sudah dilakukan pemeriksaan intensif. Dua orang itu DS (20) dan US (42)," terang Kapolres Tangsel, Iman Imanudin dikonfirmasi, Minggu (11/7).
Dia menerangkan, kedua pelaku diamankan di kediamannya di Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, tidak jauh dari lokasi kejadian.
Polisi mengaku, masih mendalami motif pembunuhan keji yang dilakukan kedua orang pelaku tersebut. Diduga aksi keji tersebut, dilakukan pelaku karena sakit hati.
"Tersangka DS pernah menjalin hubungan dengan korban dan pada saat melamar korban, tersangka beserta keluarganya ditolak keluarga korban," jelas Imanudin.
Lamaran Pelaku Ditolak
Aziz menjelaskan kalau mantan kekasih putrinya DS dan kerabat pelaku US, sempat mendatangi rumah Aziz, untuk memohon restu melamar Siti Zahra.
"Pelakunya itu pernah ngelamar dua atau tiga minggu lalu, ya saya tolak. Pertama anak saya masih kecil, kedua dia masih jadi tulang punggung keluarga," ujar dia.
Menurut Aziz, kalau tidak salah kehadiran kedua orang terduga pelaku ke rumah kobtrakannya untuk melamar Siti Zahra, terjadi pada pertengahan Juni 2021 lalu. Pertama, pelaku datang ke rumah Aziz malam hari saat dia tidak di rumah.
"Itu hari Rabu bulan Juni niatnya mau lamaran, datang malam, karena saya engga ada, besoknya dateng lagi bertiga sama tukang salon yang jadi tersangka. Itu disaksikan pak RT," jelas Aziz.
Karena beberapa alasan, lamaran yang ditujukan kedua terduga pelaku untuk putri Aziz itu ditolak mentah - mentah oleh sang Ayah. Dari penolakan itu, Aziz kemudian disodorkan surat perjanjian yang diminta para terduga untuk ditandatangani Aziz.
"Panjang lebar dia ngeluarin perjanjian. Intinya kalau ada apa-apa sama anak saya karena sudah ditolak, entah itu hamil dan lain- lain, abis itu saya tanda tanganin," kata Aziz.
Penandatanganan surat perjanjian itu, karena Aziz meyakini bahwa putrinya tidak akan berbuat hal tercela seperti yang diancamkan terduga pelaku.
"Saya omongin, abang jaga adik abang, saya jaga anak saya. Saya enggak mengerti (apakah) ancaman itu, apakah kekhawatiran dia kalau memang anak saya hamil lepas tanggungjawab. Ya saya bilang, setahu saya 3 sampai 4 hari ini masih menstruasi dan enggak mungkin berani melakukan yang bikin aib orangtua," ucapAziz.
Meski masih menunggu hasil autopsi RS Polri Kramat Jati, Aziz meyakini bahwa korban pembakaran yang membuat warga Cisauk geger pada Jumat (9/7) kemarin adalah Siti Zahra putrinya. Itu, dibuktikan juga dengan pakain terakhir yang digunakan korban saat berangkat kerja di hari Kamis pagi.
"Saya yakin (pelaku DS) karena TKP engga jauh dari rumah si cowok. Jadi dia tahu kapan waktunya rame dan sepi di tempat itu," ucap Aziz.