Kemenkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Demam, Pusing dan Mual
Juru bicara vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi membenarkan efek samping vaksin AstraZeneca salah satunya yakni demam. Namun kata dia, demam tersebut akan reda dan hanya berlangsung selama 1-2 hari.
Kemenkes mengungkap efek samping dari vaksin Covid-19 merk AstraZeneca. Bagi para peserta vaksin yang merasa demam usai divaksinasi merupakan hal yang lumrah.
Juru bicara vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi membenarkan efek samping vaksin AstraZeneca salah satunya yakni demam. Namun kata dia, demam tersebut akan reda dan hanya berlangsung selama 1-2 hari.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Siapa yang membutuhkan vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Vaksin apa saja yang melindungi kucing dari penyakit berbahaya? Vaksin pada kucing biasanya diberikan melalui suntikan di bawah kulit, dan beberapa juga ada yang diberikan sebagai tetes ke mata atau hidung. Vaksin kucing diberikan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit menular melalui stimulasi respon imun jika nantinya kucing Anda terkena infeksi.
-
Bagaimana cara kerja vaksin Herpes Zoster? Dengan memberikan vaksin Herpes Zoster, akan membantu mencegah munculnya penyakit tersebut maupun komplikasi yang dapat diderita.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
"Iya efek sampingnya demam, pusing, mual. Jadi kalau demam bisa saja. Tapi itu akan hilang dalam 1-2 hari," kata Nadia saat dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (16/5).
Nadia kemudian menjelaskan penyebab timbulnya efek samping dari vaksin AstraZeneca itu. Dia mengatakan, platform vaksin AstraZeneca berbeda dengan vaksin lainnya.
"Ini karena beda platform vaksinnya, platform vektor adenovirus," terangnya.
Diketahui bahwa vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca-Oxford dengan nama AZD1222 dikembangkan dengan platform vektor adenovirus. Artinya, vaksin ini dikembangkan dari virus yang biasanya menginfeksi simpanse dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.
Nadia membenarkan virus tersebut membawa sebagian materi dari virus Corona yaitu protein spike. Sedangkan vaksin Covid-19 Sinovac menggunakan platform inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan.
Metode ini sudah sering dipakai dalam pengembangan vaksin lain seperti vaksin polio dan flu. Namun, Nadia menegaskan, kedua vaksin tersebut sudah teruji dan aman digunakan untuk manusia.
"Semuanya sudah teruji, aman kok. Hanya kan pasti kalau ada beda reaksi tiap individu, kalau platformnya beda," jelasnya.
"Kan sudah ada model lainnya, jadi karena respon vaksin sangat individual. Karena ada dua kasus dari batch yang sama, maka perlu dilihat juga dari aspek batch tersebut," lanjutnya.
Sebelumnya, Nadia juga menyampaikan, Kementerian Kesehatan memutuskan untuk menghentikan sementara pendistribusian dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547. Selama penghentian sementara ini, kata Nadia, BPOM akan melakukan pengujian toksisitas dan sterilitas.
"Tidak semua batch dihentikan distribusi dan penggunaannya. Hanya batch CTMAV547 saja yang dihentikan, sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua minggu," katanya.
Keputusan pemerintah untuk menghentikan sementara penggunaan dan distribusi vaksin AstraZeneca batch CTMAV547, merupakan bentuk kehati-hatian akan efek samping yang terjadi. Diketahui bahwa terdapat laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang diduga disebabkan oleh AstraZeneca Batch CTMAV547.
"Penghentian sementara batch tersebut merupakan upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini".
Diketahui pemerintah menerima 3.852.000 dosis AstraZeneca pada 26 April 2021 lalu melalui skema Covax Facility/WHO. Dari jumlah tersebut, ada 448.480 dosis vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
Baca juga:
Kemenkes Setop Penggunaan 448.480 Dosis Vaksin AstraZeneca
Keluarga Belum Putuskan Soal Autopsi Jenazah Trio Fauqi
Investigasi Kasus Trio, Komnas KIPI & BPOM Uji Sterilitas dan Toksisitas AstraZeneca
Komnas KIPI Didesak Segera Ungkap Penyebab Meninggalnya Trio Setelah Divaksinasi
Pemerintah Didesak Investigasi Meninggalnya Trio Setelah Divaksinasi AstraZeneca
Harus Ada yang Bertanggung Jawab jika Warga Meninggal Akibat Vaksinasi