Kemenkes Sosialisasi Langkah Antisipasi Penyebaran Flu Babi G4
Langkah antisipasi dilakukan meski virus tersebut belum ditemukan di Indonesia.
Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah telah melakukan sosialisasi terkait flu babi G4 yang ditemukan di China. Langkah antisipasi dilakukan meski virus tersebut belum ditemukan di Indonesia.
"Yang menjadi kewaspadaan kita, Indonesia sendiri memiliki peternakan babi di berbagai provinsi, cukup banyak jumlah populasi babi yang ada di Indonesia itu sekitar tujuh juta," kata Nadia dilansir Antara, Kamis (9/7).
-
Kapan kucing yang terkena flu biasanya sembuh? Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Smith, seorang dokter hewan berpengalaman, "Kucing yang flu kerap menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi para pecinta kucing. Namun, dengan penanganan yang tepat, gejala flu seperti bersin, batuk, serta hidung dan mata berair bisa mereda dalam 7–10 hari."
-
Kenapa kucing bisa terkena flu? Flu pada kucing dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: Virus Herpes Kucing (FHV-1): Virus ini menyebar melalui air liur atau ingus kucing yang sakit, makanan atau minuman yang terkontaminasi virus, dan peralatan makan yang jarang dibersihkan. Feline Calicivirus: Virus ini juga menular melalui air liur atau ingus kucing yang sakit dan peralatan makan yang tidak bersih. 2. Alergi dan Iritasi HidungKucing juga dapat mengalami pilek akibat alergi atau iritasi. Penyebab alergi bisa bermacam-macam, termasuk debu, serangga, kutu, makanan tertentu, asap rokok, atau parfum. 3. Benda Asing dalam HidungKucing yang penasaran dengan lingkungan sekitarnya bisa menelan atau menghirup benda asing, seperti benang atau rumput, yang dapat menyebabkan pilek.
-
Apa saja tanda-tanda kucing yang mengalami flu? Flu pada kucing umumnya ditandai dengan: 1. Bersin-BersinKucing yang mengalami flu sering bersin-bersin. Ini adalah salah satu tanda utama flu pada kucing.2. Hidung BerlendirHidung kucing yang flu mungkin akan mengeluarkan lendir yang berlebihan.3. Mata Merah dan BerairMata kucing bisa tampak merah dan berair saat mengalami flu. 4. BatukKucing juga bisa mengalami batuk ketika terkena flu. 5. Nafsu Makan MenurunKucing yang sakit flu biasanya kehilangan nafsu makannya. Ini bisa menyebabkan penurunan berat badan yang serius jika tidak ditangani.6. DemamFlu pada kucing juga dapat menyebabkan demam, yang merupakan respons tubuh terhadap infeksi.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
-
Bagaimana cara merawat kucing yang sedang flu? Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk membantu kucingmu pulih lebih cepat dari flu: 2. Membersihkan Tubuh Kucing: Bersihkan mata dan hidung kucing secara lembut untuk menghilangkan lendir dan kotoran. 3. Berikan Istirahat: Pastikan kucingmu memiliki waktu istirahat yang cukup di tempat yang nyaman dan bersih. 4. Jemur di Bawah Sinar Matahari: Jika memungkinkan, jemur kucingmu di bawah sinar matahari pagi selama beberapa menit untuk membantu membasmi kuman penyebab flu. 5. Asupan Bernutris i: Berikan makanan yang kaya akan nutrisi seperti vitamin B untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. 6. Jaga Kebersihan Lingkungan
-
Bagaimana cara mencegah anak balita terhindar dari penyakit flu singapura saat Lebaran? Dwinanda mengatakan penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti mengenakan masker untuk mengurangi paparan droplet, menghindari kerumunan dan menjaga kebersihan tangan menggunakan air dan sabun setelah ke toilet, serta sebelum makan. Hanya saja, imbuh dia, anak-anak terutama balita belum bisa menerapkan prokes sebaik orang dewasa dan kondisi imunitas belum matang sehingga lebih rentan terkena flu singapura dibandingkan kelompok usia dewasa.
Angka tersebut adalah yang tercatat di peternakan-peternakan. Sementara itu terdapat fakta bahwa masyarakat di beberapa daerah memelihara dan mengembangbiakkan binatang tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebagai langkah antisipasi, kata dia, pemerintah lewat Kementerian Pertanian telah melakukan pengawasan terhadap peternakan babi dan berbagai produk turunannya untuk mencegah terjadinya penularan.
"Teman-teman di fasilitas layanan kesehatan, khususnya puskesmas melakukan secara aktif sosialisasi informasi mengenai upaya-upaya untuk mencegah ataupun menginformasikan tentang virus flu babi G4 tersebut serta bagaimana mengatasi atau melakukan pencegahan lebih dini," katanya.
Dia mengatakan pencegahan dini seperti memakai menghindari kontak langsung dengan babi yang sakit, menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja atau menangani dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Nadia mengingatkan agar melakukan disinfeksi terhadap kandang, pasar atau tempat pemotongan serta tidak lupa melakukan vaksinasi hewan sebagai langkah pencegahan.
Hal itu, kata dia, tidak hanya harus diterapkan oleh peternak babi tapi juga masyarakat yang memelihara babi untuk kepentingan pribadi.
Kemenkes sendiri sudah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan kepada Dinas Kesehatan yang ada di seluruh provinsi dan kantor kesehatan pelabuhan terkait adanya galur terbaru dari virus flu babi.
Kemenkes memastikan bahwa belum ada laporan terkait flu babi G4 di Indonesia baik di babi maupun manusia. Flu babi G4 sendiri adalah galur atau strain baru dengan virus penyebabnya disebut G4 EA H1N1 yang menular dari babi ke sejumlah peternak di China. Galur dari virus itu mirip dengan flu burung di Eropa dan Asia, galur H1N1 pada pandemi 2009 dan galur H1N1 di Amerika Utara.
Flu babi G4 sendiri berbeda dengan virus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) yang menyerang sejumlah babi di Indonesia. ASF tidak dapat menular ke manusia.
"Sejak akhir 2019, kasus ASF dilaporkan di Indonesia tepatnya di Sumatera Utara. Kementan terus memantau perkembangan kasusnya, dan berdasarkan data yang ada, tidak pernah ada laporan kejadian ASP pada manusia di seluruh negara tertular," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita.
(mdk/ray)