Kementan Gelar Diskusi Bahas Pemberdayaan Sawit Mulai dari Hilirisasi, Kebijakan & Program
Salah satu narasumber yang ikut, Hendro Kartiko, Ketua Umum Forum Pemuda Sawit Indonesia (FPSI)
Dalam rangkaian acara Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) kali ketiga, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), turut hadirkan bincang seputar perkebunan melalui PodcastBUN (podcastnya perkebunan) pada acara Bunex.
Dalam PodcastBUN Bunex kali ini mendiskusikan seputar perkebunan bersama pelbagai narasumber, tak hanya digali sebatas potensi komoditas perkebunan saja, namun sampai ke akar, dari hulu hingga hilirisasi perkebunan, kebijakan maupun program, semua dikupas tuntas.
- Mengeluh Tak Naik 12 Tahun, Segini Besaran Gaji, Tunjangan dan Fasilitas Hakim di Indonesia
- Ketua Marga Merauke Ajak Masyarakat Dukung Program Cetak Sawah
- Keren, Mahasiswi Kedokteran Hewan Usia 20 Tahun jadi Wisudawan Termuda UGM
- Waspadai Gerakan Kelompok Terlarang, Buat Kegiatan Tarik Generasi Muda
Salah satu narasumber yang ikut, Hendro Kartiko, Ketua Umum Forum Pemuda Sawit Indonesia (FPSI) berbincang seputar forum pemuda sawit, dan penerima beasiswa SDM sawit BPDPKS.
Ia menceritakan tentang wadah organisasi yang terfokus di 3 bidang diantaranya pengembangan SDM kelapa sawit, kampanye sawit baik dan program hilirisasi.
"Pengembangan SDM kelapa sawit ada program mengajar, memberdayakan alumni untuk menjadi pemateri mengajar teknis kelapa sawit. Program lainnya yaitu program kelapa sawit baik, deforestasi dan dalam penerapan perkebunan sawit secara sustainable. Selain itu juga turut membicarakan tentang kampanye sawit baik dengan cara mengadakan forum diskusi, yang membahas mitos maupun fakta mengenai kelapa sawit," jelasnya.
Lebih lanjut Hendro, juga mengatakan tentang hilirisasi, yang dilakukan contohnya pengembangan briket dari cangkang kelapa sawit, dan produksi teh dari kelapa sawit, sedangkan terkait beasiswa sawit, di tahun 2024 ini terdapat penambahan kampus penerima beasiswa SDM BPDPKS sejumlah 24 kampus.
Berbicara tentang beasiswa sawit, menurut Staf Divisi Penyaluran Dana BPDPKS, Rangga Rahmananda, program beasiswa telah dilaksanakan sejak 2016 hingga saat ini, dua kegiatan utamanya yaitu beasiswa dan pelatihan. Respons positif terus meningkat dari tahun ke tahun, melihat hal tersebut BPDPKS yang bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan terus menambah kuota penerima beasiswa.
Diketahui sejauh ini beasiswa sudah diterima manfaatnya lebih dari 6.000 mahasiswa. Melihat tren positif ini, BPDPKS semakin yakin dengan menambah kuota penerima menjadi 3.000 mahasiswa di tahun 2024 ini, dan direncanakan untuk menambah kuota menjadi 4.000 penerima beasiswa di tahun 2025.
Turut hadir M. Subhi, Sekretaris Jenderal APTI membahas seputar Tembakau dan Cengkeh sebagai Komoditas Strategis Nasional. "Potensi tembakau dan cengkeh sangat besar. Kedua komoditas ini bisa didorong dan dimaksimalkan menjadi komoditas strategis, dilihat nilai ekonomis dari cengkeh yaitu dari harga mulai dari sekitar Rp 50.000 sampai Rp 80.000 per kg, sedangkan khusus tembakau tradisional dapat mencapai kurang lebih sekitar Rp 100.000 sampai Rp150.000, dan pada tembakau jenis tertentu bahkan dapat mencapai sekitar Rp 400 – Rp 500.000. Untuk daerah di Jawa Barat, harga tembakau rata-rata diatas Rp 100.000."