Kemlu: Tak Ada WNI jadi Korban Penikaman Massal di Sydney
"Dipastikan hingga saat ini, tidak ada informasi korban WNI dalam serangan itu,” tutur Judha
Lima orang tewas dalam insiden penikaman massal di sebuah mal di Sydney, Australia pada Sabtu (13/4)
- Bertambah, Korban Asusila Dua Guru Ngaji di Pesantren Bekasi Jadi Empat Santriwati
- Pencalonan Dharma Pongrekun-Kun Wardana, Bawaslu DKI Terima 253 Laporan Pencatutan NIK
- Perkosa Siswi di Koja sampai Hamil, Seorang Remaja Jadi Tersangka
- Mau Temui Gibran, Seorang Wanita Malah Dikeroyok Sampai Kepala Lebam
Kemlu: Tak Ada WNI jadi Korban Penikaman Massal di Sydney
Kementerian Luar Negeri menyatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam insiden penikaman massal di pusat perbelanjaan Westfield Bondi Junction di Sydney, Australia, pada Sabtu sore waktu setempat.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha mengatakan setelah kejadian itu, Konsulat Jenderal RI di Sydney segera berkoordinasi dengan Kemlu Australia dan kepolisian setempat untuk memastikan adanya korban WNI.
“Kami juga menghubungi simpul-simpul masyarakat Indonesia, dan dipastikan hingga saat ini, tidak ada informasi korban WNI dalam serangan itu,” tutur Judha melalui pesan singkat, Sabtu (13/4), dilansir dari Antara.
Dia menyebut jumlah WNI di Sydney sekitar 10.000 orang, yang sebagian besar adalah pelajar/mahasiswa dan pekerja migran.
KJRI menyediakan nomor telepon bantuan +61 4034 544 478 bagi WNI yang menghadapi situasi darurat terkait insiden tersebut.
Seorang pria melakukan penikaman terhadap sembilan orang di mal dekat Pantai Bondi tersebut pada Sabtu sore pukul 16.00 (11.00 WIB). Lima korban dilaporkan tewas, sementara lainnya dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Polisi menembak mati sang pelaku, yang hingga kini belum diungkap identitas dan motif kejahatannya.
Dua saksi mata menyampaikan kepada 9 News, mereka melihat seorang bayi dan ibunya juga ditikam.
"Bayi itu ditikam dan ibunya ditikam," tuturnya.
"Kami menggendong bayi itu dan berusaha menekan (darah) bayi itu. Sama juga dengan ibunya, (kami) berusaha menekan darah berhenti (mengalir)," lanjut saksi mata tersebut.
Tidak disebutkan bagaimana kondisi terakhir bayi dan ibunya tersebut.
Saat insiden terjadi, para pengunjung mal berlarian dan terinjak satu sama lain saat berusaha menjauh dari TKP.
"Jangan ke bawah, ada penikaman, ada penikaman," teriak orang-orang, seperti dilaporkan Channel 9.
Perdana Menteri Australia, Anthonu Albanese mengatakan dia telah diinformasikan terkait insiden penikaman tersebut. Dia mengatakan di akun X-nya, sejumlah korban tewas dilaporkan dalam serangan tersebut. Albanese juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.