Kenaikan suhu bumi dan potensi hilangnya pulau-pulau di Indonesia
Pemerintah Indonesia dinilai masih sangat lemah dalam melakukan upaya-upaya pencegahan penekanan perubahan iklim.
Pemanasan global bakal berdampak serius pada makhluk hidup di bumi. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya mengingatkan potensi bahaya kenaikan suhu bumi hingga dua derajat celsius dapat berdampak buruk bagi keberlangsungan dan kesejahteraan hidup manusia.
"Naiknya suhu bumi hingga dua derajat celcius akan berdampak petaka, mulai dari meningkatnya permukaan air laut, gunung es mencair hingga menghilangkan pulau," ujar Menteri Siti saat membuka Festival Iklim dua derajat di JCC, Jakarta, Senin (1/2).
Lantas apa yang harus dilakukan agar hal itu tak terjadi?
Manajer Kampanye Walhi Nasional, Kurniawan Sabar mengatakan ancaman kenaikan suhu bumi berlaku global. Karenanya seluruh negara wajib melakukan berbagai upaya untuk mencegahnya.
Dia mengatakan, untuk Indonesia dapat mencegah kenaikan suhu dengan melakukan upaya di sektor pengelolaan lahan gambut ataupun sektor energi, pengelolaan sampah serta sektor-sektor lainnya.
"Kalau pemerintah mau harus ada upaya serius untuk memperbaiki tata kelola hutan dan lahan gambut untuk menekan temperatur suhu rata-rata bumi supaya tidak sampai naiknya dua derajat. Jadi harus ada upaya yang serius untuk memperbaiki tata kelola hutan dan lahan gambut," kata Kurniawan Sabar saat dihubungi merdeka.com, Senin (1/2).
Menurutnya, jika suhu bumi naik dua derajat maka akan berdampak buruk, khususnya pada pulau-pulau kecil di Indonesia.
"Jika tidak ada upaya yang serius dalam pengelolaan sumber daya alam maka itu akan mustahil dalam menekan kenaikan suhu bumi yang mencapai maksimal dua derajat sehingga berdampak pada perubahan iklim," tutur Kurniawan.
Dia menilai pemerintah Indonesia masih sangat lemah dalam melakukan upaya-upaya pencegahan penekanan perubahan iklim.
"Pemerintah masih lemah dalam melakukan perlindungan dan perbaikan pengelolaan hutan dan lahan gambut di Indonesia. Kita bisa lihat kebakaran hutan dan asap masih terus berlanjut dan diprediksikan 2016 ini masih akan terus terjadi," ucapnya.
"Walhi berperan aktif di berbagai aspek dalam mendorong kebijakan negara yang berkaitan dengan perbaikan tata kelola dan lahan gambut dan sektor energi. Kami juga sangat aktif dalam mengkampanyekan berbagai persoalan yang sebenarnya membuktikan praktik di lapangan terkait pengelolaan korporasi skala besar yang mengganggu keseimbangan alam," katanya.