Ilmuwan Temukan Sayatan Pada Fosil Mamut Berusia 39.000 Tahun, Ungkap Jejak Manusia Pertama di Kutub Utara
Para ilmuwan meneliti fosil yang ditemukan pada 2010 ini dan menemukan ada sayatan.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan para peneliti pada salah satu bangkai mamut muda berbulu berusia 39.000 tahun yang diberi nama “Yuka” berhasil mengungkap bukti paling awal tentang keberadaan manusia di Kutub Utara.
Mamut Yuka ini ditemukan pertama kali pada tahun 2010 di Siberia Utara. Setelah diamati, tubuh Yuka ternyata punya tanda-tanda sayatan di beberapa bagian tubuhnya.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Kapan Fosil Manusia Purba ditemukan? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan. Genom-genom tersebut mencakup DNA purba tertua di wilayah tersebut hingga saat ini dari dua individu yang hidup sekitar 10.000 tahun lalu.
-
Dimana Fosil Manusia Purba ditemukan? Situs arkeologi batu Oakhurst berada di dekat kota George di pantai selatan Afrika Selatan. Tempat ini terletak di tebing batu pasir di Lembah yang subur dengan pohon-pohon yellowwood.
-
Kapan fosil manusia purba ditemukan? Dilansir Ancient Origins, arkeolog pertama kali menemukan fosil ini di Hualongdong, China Timur pada 2019 lalu.
-
Siapa yang menemukan penemuan manusia purba ini? Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
-
Siapa yang menemukan fosil hewan purba? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
Dilansir Interesting Engineering, sebuah jurnal ilmu arkeologi yang menerbitkan studi tentang mamut Yuka, menunjukan adanya sayatan pada tulang belakang dan di sekitar rongga mata yang dikaitkan dengan aktivitas mamut ini pada 39.000 tahun yang lalu.
Studi lain yang diterbitkan pada tahun 2016 menyebut adanya kemungkinan bahwa keberadaan manusia sudah ada sejak 45.000 tahun yang lalu berdasarkan tangkapan serigala.
Namun, catatan arkeologi menunjukan bukti lain yaitu keberadaan manusia di Kutub Utara memudar setelah 35.000 tahun, karena itu temuan sayatan ini menjadi sangat penting.
Bilah Batu Kuno
Mengutip IFL Science, para peneliti melakukan analisis jejak pada sampel kulit sapi dan mammoth untuk mengidentifikasi asal-usul tanda-tanda ini.
“Hasil kerja eksperimental menunjukkan bahwa mereka memiliki karakteristik traceologi tertentu yang membedakannya dengan jelas dari cedera yang disebabkan oleh hewan,” ungkap para peneliti.
Para peneliti menggunakan bilah batu kuno berupa “bilah batu api” dengan pisau logam untuk mengetahui perbedaan sayatan. Melalui metode ini mereka menemukan bahwa sayatan pada mamut Yuka ini mirip dengan potongan yang dibuat dari bilah batu api.
Para peneliti juga menegaskan bahwa hasil analisis ini mengkonfirmasi keberadaan manusia yang sempat punah pada 35.000 tahun yang lalu di Kutub Utara ternyata tetap terjaga sampai ditemukannya Yuka pada 39.000 tahun yang lalu.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti