Kepala BIN sebut pelaku teror bisa ISIS atau mantan ISIS
Menurut Kepala BIN, semua negara punya potensi diserang aksi teror.
Kepala Badan Intelijen Negara, Sutiyoso mengaku belum bisa memastikan jaringan pelaku teror yang melakukan penyerangan di dekat Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). Termasuk kemungkinan pelaku merupakan jaringan ISIS.
"Bisa ISIS, bisa juga mantan ISIS yang pulang ke Indonesia," ujar kepala BIN Sutiyoso di Istana Negara.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Di mana pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara berada? Saat dipimpin Purnawarman, pusat pemerintahannya terletak di antara Kecamatan Tugu, Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
-
Dimana pusat pemerintahan Kerajaan Singasari? Pusat pemerintahan Singasari saat itu berada di Tumapel.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan Timnas Indonesia akan melawan Bahrain? Timnas Indonesia perlu waspada saat melakoni pertandingan tandang melawan Bahrain di matchday ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
Menurutnya, aksi teror seperti yang terjadi di Sarinah, Thamrin bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Menurutnya, semua negara punya potensi diserang aksi teror.
"Jadi kejadian seperti ini kita perlu waktu investigasi, tapi bahwa semua negara punya potensi buat diserang teroris, teroris tidak mengenal ruang, waktu, dan sasarannya, seperti di Prancis dan Turki. Tentu akan kita diskusikan dengan aparat lain, apakah ini dari kelompok mana," katanya.
Dia mengaku sudah mengantisipasi aksi teror sebagai bentuk kewaspadaan. "Tapi kita enggak tahu persis. Itu ciri-ciri serangan mereka. Negara besar seperti Amerika dan Prancis bisa jebol karena kelemahan itu," ucapnya.
(mdk/noe)