Kepala BNPT Ingatkan Bahaya Penyebaran Paham Radikal Terorisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius mengingatkan kepada calon pemimpin di institusi TNI dan Polri agar responsif terhadap penyebaran paham radikal terorisme. Mereka juga harus paham menangani masalah isu intoleransi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius mengingatkan kepada calon pemimpin di institusi TNI dan Polri agar responsif terhadap penyebaran paham radikal terorisme. Mereka juga harus paham menangani masalah isu intoleransi.
"Harus aware, tidak boleh underestimate terhadap semua permasalahan bangsa ini. Diharapkan ke depannya menjadi calon-calon pimpinan TNI maupun Polri yang betul berkualitas, mengerti dinamika perkembangan masalah," ujar Suhardi dalam keterangannya, Selasa (29/10).
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
-
Bagaimana caranya untuk memperkuat ideologi bangsa agar terhindar dari infiltrasi ideologi yang mengarah pada aksi terorisme? “Semua sila-silanya harus masuk ke hati. Namun, selama ini yang dirasa Pancasila hanya sekadar pengetahuan kognitif, belum menjadi belief system ke hati yang paling dalam, maka tanamkan itu dan insyaallah nilai-nilai yang tidak sesuai di hati akan terhindar dengan sendirinya,” ucapnya.
Suhardi menyampaikan ini saat memberikan kuliah umum bahaya penyebaran paham radikal terorisme dengan tema 'Strategi Pemberdayaan Mayarakat dalam Penanggulangan Terorisme' terhadap 62 Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) di Gedung Perkuliahan PTIK STIK, Jakarta.
Menurut mantan Kabareskrim Polri ini, para Pasis Sespimti nantinya harus bisa menjaga masyarakat dari pengaruh bahaya paham radikal terorisme. "Karena kalau dia sudah tahu persis masalah yang dideteksi, maka dia bisa memberikan treatment siapa saja yang mungkin terpapar, tahu cara bertindak dan cara menangani dengan baik" tuturnya.
Jika seluruh permasalahan tersebut sudah dipahami, lanjutnya, tinggal bagaimana para Pasis Sespimti ini nantinya bisa memberdayakan seluruh komponen yang ada baik di masyarakat maupun negara.
"Harus diberdayakan semua, pemberdayaan masyarakat seperti tema yang sekarang pemberdayaan masyarakat. Apa yang berbahaya untuk masyarakat, bagaimana cara menghindarinya, lalu dikasih treatment itu. Sehingga masyarakat betul-betul punya kualitas yang baik dalam rangka berkompetisi," tuturnya.
Suhardi juga meminta kepada para Pasis Sespimti ini untuk membekali dirinya dengan moral dan akhlak mulia. "Jangan resisten terhadap koreksi dari anak buah dan juga lingkungan masyarakat sekitar. Semuanya juga harus menggunakan hati. Jangan kalian jadi pemimpin yang tidak memiliki moral. Orang hebat tidak lahir dari kemudahan fasilitas, tetapi dengan kerja keras," tandasnya.
Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Sespim Polri, Irjen Prasta Wahyu Hidayat mengatakan perlu mengundang Kepala BNPT untuk memberikan pembekalan dan pengetahuan secara utuh mengenai bahaya penyebaran paham radikal terorisme.
"Kami ingin para Pasis Sespimti ini untuk mendapat arahan dari Kepala BNPT. Di mana para siswa calon pimpinan di negara ini harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang utuh tentang bahayanya ancaman terorisme," tuturnya.
Seperti diketahui, Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Dikreg Sespimti) Sespim Lemdiklat Polri ke-28 T.A. 2019 ini diikuti sebanyak 62 orang Pasis yang terdiri dari 50 orang dari institusi Polri dan 12 orang lainnya dari unsur TNI baik dari Angkatan Darat, Laut dan Udara yang masing-masing matra terdiri dari empat orang Pasis.
Baca juga:
Mencegah Radikalisme Berkembang di Kalangan Generasi Muda Banten
Pasukan Elite AS Dikabarkan Tewaskan Pemimpin ISIS Al Baghdadi
Cara Melawan Penyebaran Paham Radikal Kelompok Teroris
Tiga Perempuan Indonesia Didakwa Danai Terorisme di Singapura
ISIS Dilaporkan Gunakan TikTok Untuk Rekrut Teroris
'Pengeboman & Segala Aksi Terorisme Itu Bukan Islam'