Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas
Babi milik warga bernama Mama Fransina Nesimnasi disembelih keluarga pada Senin (17/7). Padahal sejak Sabtu (15/7) lalu, babi itu sudah kelihatan sakit.
Sebanyak 51 orang warga Desa Lakat, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami keracunan usai mengkonsumsi satu ekor bangkai babi.
Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas
Peristiwa ini bermula saat warga ramai-ramai mengkonsumsi satu ekor babi yang diduga mati.
Diduga, babi itu mati karena terserang penyakit. Pemilik babi bernama Fransina Nesimnasi (38) juga mengalami keracunan sehingga dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.
- 7 Resep Kue Kelapa Kering Renyah dan Enak, Sajikan untuk Camilan Keluarga
- Cari Ayah Tak Ketemu, Balita di Jombang Tewas Tersambar Kereta Api
- Momen Harimau hingga Babi Kelaparan Dekati Permukiman Warga Akibat Kebakaran Gunung Lawu, Bikin Geger
- Cantiknya Istri Bupati Kendal Chacha Frederica Nyanyi 'Rungkad' di Atas Panggung, Gayanya Asyik Banget
"Sedangkan korban Amelia Naikliu (58) masih dirawat di IGD RSUD Soe. Terhadap 49 warga lainnya sedang dilakukan observasi petugas Dinas Kesehatan TTS, di posko sementara yang dibangun di Desa Kuatnana."
Kepala Dinas Kesehatan TTS, Karolina R. A Tahun.
@merdeka.com
Kronologi
Babi milik warga bernama Mama Fransina Nesimnasi disembelih keluarga pada Senin (17/7). Padahal sejak Sabtu (15/7) lalu, babi itu sudah kelihatan sakit. "Dilaporkan sudah banyak babi yang mati di lokasi tersebut," jelas Karolina Tahun.
Setelah ternak babi itu disembelih, kemudian dagingnya dibagi-bagi menjadi 13 tumpuk untuk dijual. Sedangkan sisa daging tersebut diolah oleh keluarga menjadi daging bakar, daging kua dan usus halusnya dibakar, untuk dikonsumsi bersama. Kira-kira pukul 11.00 Wita, keluarga dan kerabat termasuk Kepala Desa Lakat mengkonsumsi olahan daging berupa daging bakar dan nasi.
Kemudian pukul 17.00 Wita, keluarga dan kerabat kembali mengkonsumsi olahan berupa kua daging babi bersama jagung, dicampur buah papaya dan daun marungga, serta sambal dalam jumlah yang banyak.
Setelah makan sore bersama keluarga, Fransina dan keluarga melanjutkan dengan makan daging bakar sambil minum minuman alkohol berupa sopi. Sekitar pukul 22.00 Wita, Fransina bersama keluarga tidur.
Keesekkan harinya, Selasa (18/7) sekitar pukul 01.00 Wita dini hari, ibu dari Fransina mendengar anaknkya mendengkur dengan sangat keras, namun dianggap biasa oleh ibunya.
Pukul 09.00 Wita, keluarga berusaha membangunkan Fransina dari tidurnya. Namun korban sudah tidak sadarkan diri.
Keluarga berusaha untuk mencari pertolongan, dan pada pukul 15.00 Wita Fransina diantar ke Puskesmas Tetaf lalu dirujuk ke RSUD SoE untuk mendapat perawatan secara medis.
Investigasi dilakukan terhadap 51 orang yang mengkonsumsi daging babi tersebut, selain Fransina, hanya ditemukan satu kasus tambahan dengan gejala lemas, nyeri kepala berlebihan, mual dan muntah, dan yang bersangkutan memiliki riwayat Hipertensi. "Dugaan sementara penyebab terjadinya keadaan tidak sadarkan diri pada Fransisna tidak disebabkan oleh keracunan daging babi, karena tidak ditemukan kasus tambahan pada semua keluarga dan kerabat yang mengkonsumsi makanan yang sama (daging babi)," kata Kadis Kesehatan TTS.