Keraton Yogyakarta Ganti Grebeg Maulud dengan Pembagian Rengginang untuk Abdi Dalem
Penghageng KHP Kridhomardowo, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro menerangkan jika Grebeg Maulud di Keraton Yogyakarta digelar dengan format yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya pandemi virus Corona.
Tradisi Grebeg Maulud yang digelar Keraton Yogyakarta rutin setiap tahun untuk memeringati Maulid Nabi Muhammad ditiadakan karena pandemi virus Corona, Kamis (29/10). Meskipun demikian Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X menggantinya dengan membagikan rengginang kepada abdi dalem.
Penghageng KHP Kridhomardowo, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro menerangkan jika Grebeg Maulud di Keraton Yogyakarta digelar dengan format yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya pandemi virus Corona.
-
Apa yang dirayakan dalam tradisi Maulid Nabi di Indonesia? Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tahun oleh umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia, tradisi Maulid Nabi tidak hanya menjadi momen beribadah, tetapi juga momen berbagi, merayakan, dan melestarikan tradisi turun temurun.
-
Bagaimana cara merayakan Maulid Nabi di Indonesia? Tradisi-tradisi ini tidak hanya merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat Indonesia.
-
Bagaimana cara memperingati Maulid Nabi di Indonesia? Umumnya, umat Muslim di Indonesia memperingati Maulid Nabi dengan berbagai acara. Seperti pengajian, doa bersama, membaca salawat, dan amal saleh lainnya.
-
Kapan tradisi Maulid Nabi dirayakan di Indonesia? Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tahun oleh umat Islam di seluruh dunia.
-
Apa yang dimaksud dengan Maulid Nabi? Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang merupakan utusan Allah SWT dan teladan bagi umat Islam.
-
Apa makna dari peringatan Maulid Nabi? Maulid Nabi menjadi momen bagi umat Islam untuk mengenang dan mengapresiasi kehidupan, perjuangan, dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad sebagai teladan utama dalam beragama dan berkehidupan.
“Hari ini kami masih melaksanakan acara Grebeg Maulud tapi dengan format yang disesuaikan dalam kondisi pandemi. Grebeg digelar satu tahun tiga kali. Pertama Grebeg Syawal pada awal tahun dilakukan juga seperti ini. Kemudian Grebeg Besar juga sudah seperti ini. Berhubung masih pandemi Grebeg Maulud masih seperti ini (tertutup),” ujar Notonegoro di Keraton Yogyakarta.
Notonegoro menerangkan sebagai pengganti Grebeg Maulud, Sultan HB membagikan uborampe berupa rengginang kepada abdi dalem. Selain itu tradisi menyebar udhik-udhik atau uang koin yang dilakukan Sultan HB X juga ditiadakan.
Notonegoro menuturkan jika pembagian ubo rampe rengginang ini dibagikan kepada abdi dalem di tiga tempat yaitu di Keraton Yogyakarta, Pakualaman dan Kepatihan.
"Esensi pembagian rengginang itu sedekah Raja. Kalau dulu Gunungan ada macam-macam seperti hasil bumi, cuma ini dipilihkan rengginang karena sangat tradisional karena kalau tidak ada Grebeg tidak ada yang buat. Kalau lainnya hasil bumi kan tetap ada khusus ini rengginang dengan pewarnaan itu yang kami pilih,” ungkap mantu Sultan HB X ini.
Baca juga:
Wapres Ma'ruf Ajak Masyarakat Teladani Sifat Nabi Muhammad SAW
Cagub Sumbar Mahyeldi: Maulid Nabi Momentum Mengingat Kembali Kehidupan Nabi Muhammad
Maulid Nabi, Aljazair Resmikan Masjid Terbesar Ketiga di Dunia
4 Amalan Sunnah untuk Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Umat Muslim Wajib Tahu
7 Tradisi Maulid Nabi di Indonesia, Unik dan Penuh Filosofi
Tetap Terapkan Protokol Kesehatan di Perayaan Kegiatan Keagamaan