Kerja 1 tahun, makan 1 bulan bukti kemakmuran Aceh
Tradisi berbagi itu dulu dikenal dengan Mita Sithon, Pajoh Sibulen (Bekerja satu tahun, makan satu bulan).
Pada akhir Ramadan, seluruh umat muslim yang ada di belahan dunia disibukkan menyiapkan penyambutan hari kemenangan Idul Fitri 1436 H. Kesibukan ini juga berlaku di Aceh, bahkan Aceh tempo dulu memiliki tradisi unik dalam menyambut kemenangan itu.
Pada masa kerajaan dulu, terutama masa kerajaan Sultan Iskandar Muda memimpin Aceh yang terkenal dengan kemakmuran dan keadilan. Seluruh rakyat kala itu hidup berkecukupan. Karena semua saudagar kaya kala itu memiliki tradisi untuk berbagi selama bulan ramadan.
-
Mengapa tradisi Meugang dilakukan di Aceh? Tradisi Meugang merupakan tradisi Iduladha yang sangat populer di Aceh. Tradisi yang sudah ada di Aceh sejak ratusan tahun lalu identik dengan makan daging sapi atau kerbau bersama beraneka makanan olahan lainnya. Tradisi ini pertama kali muncul pada masa Kerajaan Aceh. Saat itu hewan kurban dipotong dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur atas kemakmuran tanah Aceh.
-
Di mana tradisi Meugang dirayakan di Aceh? Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama wisata religi di Aceh? Aceh merupakan salah satu destinasi utama bagi wisata religi di Indonesia dengan keindahan yang memukau. Salah satu daya tarik utama adalah Masjid Raya Baiturrahman yang terletak di pusat Kota Banda Aceh.
-
Kenapa tradisi Meugang di Aceh dirayakan saat Iduladha? Biasanya tradisi ini dilaksanakan ketika hari raya Idulfitri. Namun di Aceh, Meugang juga berlaku untuk merayakan hari raya Iduladha.
-
Bagaimana Masjid Tuha Indrapuri mencerminkan gaya arsitektur tradisional Aceh? Arsitektur Masjid Tuha Indrapuri mencerminkan gaya arsitektur tradisional Aceh, dengan dominasi kayu sebagai bahan utamanya. Salah satu ciri khasnya adalah atap masjid yang didukung oleh tiang-tiang kayu yang kuat dan megah.
-
Apa tradisi yang paling terkenal di Aceh untuk merayakan Maulid Nabi? Tradisi yang satu ini populer di daerah Aceh.
Tradisi berbagi itu dulu dikenal dengan Mita Sithon, Pajoh Sibulen (Bekerja satu tahun, makan satu bulan). Arti kata para saudagar kaya masa itu bekerja selama 11 bulan untuk menghadapi bulan Ramadan menghentikan segala aktivitas pekerjaan.
Saudagar-saudagar kaya itu selama bulan Ramadan fokus untuk beribadat dan bersedekah. Ibadat yang sangat dikenal dengan Kaluet (Sulok) di pesantren-pesantren atau dalam gua. Selama kaluet, mereka tidak beraktivitas apa pun, kecuali beribadat, berzikir hingga khatam Alquran.
"Nah kaluet ini tentu kalau tidak ada bekal disimpan untuk anak istri di rumah kan tidak mungkin, jadi saudagar kaya ini bekerja satu tahun untuk makan satu bulan," kata Tarmizi Abdul Hamid, seorang kolektor naskah kuno Aceh, Selasa (14/7) di Banda Aceh.
Kendati demikian, bukan berarti selama 11 bulan saudagar kaya ini tidak beribadat. Akan tetapi selama bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah saudagar ini menghentikan aktivitas bisnisnya dan memfokuskan untuk beribadat.
Selain itu, kata Tarmizi Abdul Hamid yang akrab disapa Cek Midi, menjelang akhir Ramadan, seluruh umat muslim di Aceh menghabiskan segalanya untuk menyambut hari kemenangan.
Seperti membeli baju baru untuk seluruh anggota keluarga, membersihkan pekarangan rumah hingga menggantikan cat rumah, menggantikan perabotan rumah. Termasuk memberikan zakat fitrah yang diwajibkan bagi umat muslim.
"Inilah yang disebut habis-habisan akhir Ramadan untuk menyambut hari kemenangan," ungkapnya.
Bukti kemakmuran itu, kata Cek Midi, hampir di setiap rumah kala itu memiliki tempat penyimpanan padi yang besar-besar. Jadi, selama 11 bulan bekerja lalu hasilnya disimpan untuk dihabiskan selama bulan Ramadan.
"Inilah simbul kemakmuran rakyat Aceh tempo dulu," ungkapnya.
Lanjutnya, termasuk selama bulan ramadan menyantuni anak yatim, khatam Alquran berkali-kali, berbagi pada fakir miskin, sehingga saat Idul Fitri tiba semua bisa menikmati hari kemenangan itu.
(mdk/hhw)