Kesaksian Ibu Imam Masykur Dengar Suara Pukulan Keras saat Telepon Praka RM Cs
Oditur Militer II-07 menghadirkan ibu Imam Masykur Fauziah, korban pembunuhan Praka Riswandi Manik dan 2 anggota TNI.
Kejadian ini terjadi pada 12 Agustus 2023 pukul 19.30 WIB.
Kesaksian Ibu Imam Masykur Dengar Suara Pukulan Keras saat Telepon Praka RM Cs
Oditur Militer II-07 menghadirkan ibu Imam Masykur Fauziah, korban pembunuhan Praka Riswandi Manik dan 2 anggota TNI ke sidang di Pengadilan Militer Tinggi II-08 Jakarta. Terdakwa dalam sidang kasus ini yakni Praka RM, Praka HS dan Praka J.
- Tuntutan Hukuman Praka RM Cs yang Aniaya Imam Masykur hingga Tewas Dibacakan Oditur Hari Ini
- Praka RM Dkk Menyamar jadi Anggota Polisi saat Tangkap Imam Masykur, Bikin Warga Mau Menolong Bubar
- Berkas Pembunuhan Imam Masykur Dilimpahkan ke Pengadilan Militer, Praka RM Cs Segera Diseret ke Meja Hijau
- Percakapan Terakhir Imam Masykur dan Kekasihnya Sebelum Diculik dan Dibunuh Paspampres
"Saksi dihubungi dalam rangka apa?," tanya salah satu Oditur Militer (Otmil) II-07 Letkol Chk U.J Supena dalam sidang, Kamis (2/11).
"Mak cepat kirim uang, saya ditangkap, minta Rp50 juta," jawab Fauziah menirukan suara Imam.
Supena menanyakan kembali kepada Fauziah perihal uang Rp50 juta yang saat itu sempat diminta anaknya itu untuk apa.
"Enggak ada penjelasan, cuma saya mau ngomong saja sudah susah. Maaf ya, saya bilang dari mana kita dapat uang Rp50 juta, uang itu banyak sekali saya bilang. 'Mak cepat-cepat cari di mana saja Mak sama-sama saudara, ini saya dipukul keras enggak tahan lagi Mak, cepat kirim uang Mak'. Itu penelepon yang pertama, saya enggak diangkat, itu cakap almarhum,"
ujar Fauziah.
Selang berapa lama, handphone Fauziah kembali berdering. Pada saat ini lah, Fauziah mengaku mendengar anaknya menangis.
"Habis itu, selang berapa menit, pokoknya saya agak susah, habis itu enggak tahu tengok jam berapa, habis itu telepon lagi. 'Mak cepat-cepat kirim uang, saya sudah enggak kuat lagi, cepat kirim uang, saya sikit (dikit) lagi Mak mau mati'," ungkap Fauziah.
"Suara Imam terdengar di kuping ibu, anak ibu menangis. Sudah gitu, suaranya sudah setengah ke atas, susah bersuara, susah ngomong. Saking kerasnya dipukul, suaranya sampai kedengaran ke ibu," sambung dia.
"Apa yang ibu dengar? Dug dag dug," tanya Supena.
"Sampai kedengaran di kuping ibu kaya gimana cara mukul, Allah yang tahu, begitu besar suaranya sampai ke kuping ibu," jawab Fauziah.
Karena, ia sempat mengaku mendengar suara anaknya yang menangis dan mendapatkan pukulan dari para terdakwa. Untuk
"Habis itu ibu cari uang ke mana-mana, ke sana-sini. Bagaimana dapat uang Rp50 juta, saya orang miskin pak. Habis itu jam 9.30 saya telepon lagi ke anak ibu, mau tanya bagaimana keadaan dia. Sebab tadi waktu ibu dengar suara dia sudah menangis, pukulan keras," jelas Fauziah.
"Waktu saya telepon, yang jawab mereka. 'Kalau ibu sayang anak, cepat kirim uang' saya bilang 'saya sayang anak, tapi anak ibu jangan dipukul lagi. Saya usahakan kirim uang, sebab saya orang miskin. Jangankan Rp50 juta, Rp1000 pun enggak ada uang. Jawab mereka 'Ibu kalau enggak kirim uang, anak ibu saya bunuh, saya buang ke sungai',"
sambungnya.
merdeka.com
Ternyata, percakapan tersebut juga didengar oleh anak Fauziah lainnya yakni Fakhrulrazi dan Nur Azizah. Selanjutnya, Fauziah pun berusaha mencari pinjaman uang.
Hasilnya, Fauziah mendapatkan uang pinjaman sebesar Rp50 juta dari seseorang di tempat dia bekerja.
"Ke mana saksi cari uang?," tanya Supena.
"Saya bekerja di kebun sawit, sudah sangat berusaha, jam berapa saya telepon lagi, pagi itu saya dapat Rp50 juta. Tapi enggak bisa dihubungi lagi," jawab Fauziah.
"Dari mana saksi dapat?," tanya Supena kembali.
"Dari yang punya saya kerja, dikasih pinjaman. Kepengen anak saya jangan mati, saya cari uang ke mana-mana biar anak saya ketemu, cuma belum sempat," jawab Fauziah.