Kesal Pada Suami, Ibu di Tapsel Pukul Kepala Bayi Hingga Penyok
Pasangan MS dan PS dikaruniai dua laki laki dan seorang anak perempuan yakni RS. Saat menikah dengan MS, PS membawa seorang anak dari pernikahannya yang pertama. Saat ini bocah perempuan itu duduk di kelas dua SD.
Seorang ibu di Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumut, tega memukul bayinya yang masih berusia 4 bulan hanya karena kesal pada suaminya. Akibat pukulan itu dahi si bayi sampai penyok.
Kekerasan dilakukan PS (27) terhadap bayinya RS (4 bulan) di rumah mereka di Desa Huta Pardomuan, Kecamatan Sayur Matinggi pada Kamis (12/3).
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa saja penyebab kepala bayi peyang? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kepala bayi peyang, antara lain: 1. Persalinan yang Panjang atau Sulit Jika proses persalinan panjang atau sulit, bayi dapat mengalami tekanan yang lebih lama pada kepala, meningkatkan risiko kepala bayi menjadi peyang. 2. Posisi Bayi Jika bayi menghadap ke bawah atau posisinya tidak ideal, misalnya posisi bokong (sungsang), kepala bayi cenderung mengalami tekanan yang tidak simetris saat melewati jalan lahir, yang dapat menyebabkan kepala bayi peyang. 3. Faktor Fisik Beberapa bayi mungkin memiliki struktur tulang tengkorak yang lebih lembut atau rentan terhadap perubahan bentuk kepala, yang dapat menjadi faktor penyebab kepala bayi peyang.
-
Apa yang dimaksud dengan kepala peyang pada bayi? Kepala peyang pada bayi, juga dikenal sebagai plagiocephaly, adalah kondisi di mana kepala bayi memiliki bentuk yang tidak simetris atau tidak biasa. Biasanya terjadi karena tekanan yang berlebihan atau posisi tertentu yang terus-menerus diberikan pada kepala bayi selama periode pertumbuhan yang cepat.
-
Kenapa bayi sering cegukan? Cegukan pada bayi umumnya merupakan fenomena alami dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan bagi orangtua.
-
Apa yang dimaksud dengan kepala bayi peyang? Kepala bayi peyang adalah kondisi di mana kepala bayi menjadi rata atau tidak simetris di salah satu sisi.
-
Apa yang ditemukan pada kerangka bayi tersebut? Setelah kematiannya, bayi itu dimakamkan dengan kalung yang terbuat dari 93 manik-manik faience dan vitreous, serta enam manik-manik cornelian, sebuah temuan yang menunjukkan perawatan yang diterimanya dalam hidup dan mati.
"Korbannya bayi berumur 4 bulan yang dipukul ibu kandungnya dengan tangan hingga kepalanya tepatnya di dahi penyok ke dalam," ujar Bhabinkamtibmas Polsek Batang Angkola, Aipda D Tampubolon, Jumat (13/3).
Berdasarkan penyelidikan awal, PS kesal dengan perilaku suaminya MS (63). "Dia kesal karena suaminya sering menganiaya anak mereka yang lain," jelas Tampubolon.
Pasangan MS dan PS dikaruniai dua laki laki dan seorang anak perempuan yakni RS. Saat menikah dengan MS, PS membawa seorang anak dari pernikahannya yang pertama. Saat ini bocah perempuan itu duduk di kelas dua SD.
"Anak inilah yang sering dianiaya suaminya, sehingga membuat pelaku marah dan kesal," jelas Tampubolon.
Kekesalan itu dilampiaskan pada RS. Kepala bocah itu dipukul dengan tangan hingga dahinya penyok.
Kejadian itu diinformasikan kepada Aipda D Tampubolon. Setelah melakukan pemeriksaan, dia melapor ke kapolsek setempat dan diteruskan ke Kapolres Tapsel AKBP Irwa Zaini Adib dan Ketua Bhayangkari Cabang Tapsel Dewi Irwa. Mereka langsung mengambil langkah untuk menyelamatkan korban dan saudara-saudaranya.
"Saya sudah perintahkan Kapolsek Batang Angkola dan Bhayangkari untuk menyelamatkan bayi RS. Langkah awal, RS kita evakuasi ke RSU Sipirok untuk mendapat perawatan yang lebih memadai," ujar Irwa.
Sementara pelaku sekaligus ibu korban akan diperiksa kejiwaannya. "Kita sangat mendahulukan kemanusiaan dan penyelamatan korban dalam menangani kasus ini, karena korban juga memiliki dua saudara yang masih anak-anak di bawah umur. Kita selamatkan dulu anak-anaknya sambil kasusnya berjalan. Karena keluarga ini belum punya BPJS biaya perawatan korban untuk sementara ditanggung Ketua Bhayangkari Cabang Tapsel," tutup Irwa.
(mdk/fik)