Kesulitan Ekonomi Berpotensi Picu Stroke, Yastroki Desak Pemerintah Terpilih Utamakan Usaha Mikro
pemerintah hasil Pemilu 2024 didesak agar mengutamakan pemberdayaan ekonomi mikro berbasis lingkungan.
Depresi yang melanda rakyat kecil atau lapisan bawah akibat didera kesulitan ekonomi diperkirakan menjadi pencetus banyaknya penderita stroke di Indonesia.
- Demi Pertumbuhan Ekonomi Nasional 8 Persen, Kemenperin Bakal Ambil Strategi Begini
- Ekonomi Lemah, Wanita Paruh Baya di Kampung Terpencil Ini Tidak Tahu Nilai Rupiah
- Keputusan MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres Bakal Beri Dampak ke Ekonomi Indonesia, Begini Gambarannya
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Kesulitan Ekonomi Berpotensi Picu Stroke, Yastroki Desak Pemerintah Terpilih Utamakan Usaha Mikro
Untuk mengatasinya, pemerintah hasil Pemilu 2024 didesak agar mengutamakan pemberdayaan ekonomi mikro berbasis lingkungan.
Desakan tersebut dikemukakan Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Mayjen TNI (Pur) Dr dr Tugas Ratmono di lingkungan padat hunian Pulo Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Minggu (30/03).
Yastroki hadir di lokasi itu dalam rangkaian Safari Ramadhan membagikan paket bahan pangan dan tongkat lipat kepada stroker Ida Mursyida.
"Pemerintah masa mendatang kita harapkan peduli rakyat lapisan bawah yang sedang dilanda kesulitan cari nafkah," kata Tugas. "Usaha tingkat mikro berbasis lingkungan patut dapat kepedulian."
Perekonomian mikro berbasis lingkungan yang dimaksud Tugas merujuk pada aktivitas usaha jasa dan barang kebutuhan sehari-hari di sekitar permukiman. Lokasinya mudah diakses warga setempat.
Pemberdayaan melibatkan pemangku kepentingan, terutama Kementerian Koperasi, Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM), serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Bila perekonomian mikro berbasis lingkungan tidak mendapat perhatian, gangguan kesehatan dikhawatirkan makin masif. Rakyat miskin paling rentan terserang stroke dan penyakit lainnya.
Fokus pada masalah ini, Yastroki telah mengagendakan kajian mendalam seputar problem kemiskinan berkaitan dengan kesehatan rakyat.
Mereka juga memberikan bantuan paket bahan pangan dan tongkat hasil kerja sama Yastroki dengan Yayasan KRESHNA sebagai komunitas stroker atau penderita stroke yang mampu bertahan hidup. Kunjungan siang itu juga ke stroker Sutarno di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Pemimpin KRESHNA Suhadi memaparkan mereka mendatangi dan menyerhkan bantuan kepada 55 stroker di hunian masing-masing, wilayah Jabodetabek selama Ramadhan 2024. Penyerahan bantuan siang kemarin termasuk diikuti Wakil Sekjen Yastroki Kol (Pur) Hari Soesetyo. Yayasan Kota Jakarta Weltevreden diketuai Toto Irianto yang berkolaborasi dalam berbagai aktivitas Yastroki.
Penderita stroke di Indonesia kini menduduki urutan pertama angka kematian. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, stroke di Indonesia meningkat 56% dari 7 per 1.000 penduduk pada tahun 2013, naik menjadi 10,9 per 1.000 penduduk pada tahun 2018. Total penderita berkisar 2,91 juta jiwa.