Spastisitas Tangan Pascastroke dan Penanganannya
Bisa mengganggu kehidupan sehari-hari, cari tahu penanganan cacat tangan spastisitas yang tepat!
Stroke bisa menyerang siapa saja. Bukan hanya orang tua saja, pasien usia muda dan produktif juga rentan terhadap serangan stroke. Setelah serangan stroke, pemulihan harus dioptimalkan pada pasien untuk mencegah atau meminimalisasi cacat fungsi.
Spastisitas (spastik : kaku, mengejang – KBBI daring) adalah gejala sisa pascastroke yang dapat dialami sebagian penyintas stroke. Bagaimana cara mengatasinya? dr. Margareta Arianni, Sp.OT (K) Hand Surgery, konsultan bedah tangan dari RS EMC Alam Sutera memberikan penjelasannya.
Apa Penyebab Stroke?
Stroke terjadi saat jaringan otak mengalami kekurangan oksigen, karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Gejala stroke akut yang klasik sudah kita kenal, seperti bicara pelo, sulit mengeluarkan kata-kata, mata atau mulut tidak simetris (turun sebelah), dan kelemahan pada tangan kaki yang biasanya 1 sisi. Gejala-gejala tersebut timbul saat serangan stroke, sedangkan spastisitas baru timbul beberapa bulan setelah serangan stroke.Bagaimana Kondisi Spastisitas Bisa Terjadi
Akibat kerusakan area-area otak tertentu pascastroke, terjadi ketidakseimbangan sinyal-sinyal otak yang diteruskan ke otot. Sinyal yang merangsang kontraksi otot melebihi sinyal yang menghambat kontraksi, sehingga terjadi spastisitas otot.
-
Bagaimana cara mengatasi stroke? Penting untuk mengetahui tanda dan gejala stroke karena banyak wanita yang tidak menyadarinya. Seiring dengan itu, penting untuk segera mencari perawatan medis saat mengalami stroke. Stroke bisa ditangani lebih baik ketika gejala yang muncul belum terlalu parah.
-
Apa itu Stroke? Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika suplai darah ke otak terhenti atau terganggu.
-
Apa yang dialami pasien stroke ringan? Gejala TIA biasanya muncul secara mendadak dan memiliki kesamaan dengan stroke, namun bersifat sementara. Menurut informasi dari ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus, gejala-gejala ini dapat mencakup perubahan pada indra, seperti gangguan pendengaran dan penglihatan, serta kebingungan dan kesulitan pada otot.
-
Bagaimana mengatasi sakit tangan sebelah kiri pada lansia? Cara mengatasi sakit tangan kiri pada lansia yang bisa dilakukan, antara lain:• Hindari makanan tertentuLansia yang acap mengalami sakit tangan sebelah kiri perlu mengubah pola makan dengan memilih makanan yang mengurangi peradangan. Asupan garam, gula, gluten, alkohol, dan lemak trans harus dihindari. • Berikan PijatanCara mengatasi sakit tangan kiri pada lansia selanjutnya adalah melakukan pijatan. Memijat tangan kiri yang sakit dengan lembut bisa merilekskan area tersebut. Berikan pijatan pada area yang dikeluhkan.• Temukan Olahraga yang TepatSelain obat, aktivitas fisik yang tepat bisa membantu mengatasi sakit tangan sebelah kiri. Pasalnya, hal ini bisa disebabkan karena kelelahan. Olahraga berfokus pada rentang gerak, daya tahan, kesadaran dan kekuatan tubuh.
-
Apa saja penyebab jari tangan kaku? Jari tangan yang kaku saat bangun tidur dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab umum termasuk: Posisi Tidur: Tidur dengan posisi tangan tertekuk atau tertekan dapat menyebabkan pembatasan pergerakan dan ketidaknyamanan pada jari tangan.
-
Bagaimana cara mengenali Stroke? Penderita stroke seringkali mengalami kesulitan menyampaikan kata-kata dengan jelas atau memahami pembicaraan orang lain.
Otot yang spastik kontraksi berlebihan, dan di kemudian hari menjadi kaku, tegang, sulit meregang, dan tidak fleksibel.
Contohnya, spastisitas pada otot biseps membuat siku cenderung menekuk (fleksi), sehingga pasien sulit meluruskan (ekstensi) siku untuk mengambil barang atau bersalaman.
Spastisitas pada otot-otot bahu menyebabkan pasien sulit mengangkat tangan dan membuka ketiaknya, sehingga ia sulit mengenakan pakaian, keramas dan aktivitas-aktivitas lain yang memerlukan gerakan bahu. Otot yang spastik sering terasa nyeri dan pegal. Emosi, stress, konstipasi, suara keras, konstipasi, rasa nyeri adalah faktor-faktor yang dapat memperberat spastisitas.
Apakah Semua Pasien Stroke Mengalami Spastisitas?
Menurut American Stroke Association, sekitar 25-43% penyintas stroke mengalami spastisitas di tahun pertama pascastroke. Spastisitas cenderung terjadi pada penderita stroke usia muda yang disebabkan oleh perdarahan.
Ada beberapa tahap cara penanganan spastisitas yang bisa dilakukan sesuai dengan kondisi masing-masing pasien, antara lain:
Bagaimana Penanganan Spastisitas yang Tepat?
1. Rehabilitasi (fisioterapi, terapi bicara, terapi okupasi, pemasangan orthosis atau bidai)
Rehabilitasi adalah tatalaksana pertama dan utama untuk penyintas stroke. Rehabilitasi yang baik dan rutin tentunya akan meningkatkan (atau bahkan memulihkan) fungsi tangan yang terdampak oleh serangan stroke. Fisioterapi juga dapat meregangkan otot yang kaku, mencegah kekakuan sendi dan menguatkan otot yang lemah.
2. Suntikan Toksin Botulinum
Toksin botulinum pada dasarnya adalah pelumpuh otot yang dapat melemaskan otot yang spastik. Suntikan toksin botulinum cukup efektif, namun harus diulang dalam 4-6 bulan karena efektivitasnya akan berkurang setelah beberapa bulan.
3. Operasi
Operasi untuk tangan yang spastik bertujuan untuk mengurangi spastisitas, meregangkan sendi yang sudah kontraktur, dan koreksi deformitas sendi akibat spastisitas jangka panjang. Operasi diindikasikan untuk pasien dengan spastisitas berat, kekakuan sendi, deformitas sendi, yang tidak responsif terhadap fisioterapi. Dengan operasi, diharapkan spastisitas berkurang, sehingga otot lebih mudah meregang dan sendi yang berkaitan lebih mudah digerakkan.
Contohnya, spastisitas otot-otot jari tangan menyebabkan tangan selalu mengepal, sehingga telapak tangan selalu berkeringat, bau dan terinfeksi jamur atau bakteri. Dengan dilakukan pemanjangan muscle-tendon junction, jari-jari bisa lebih terbuka sehingga pasien bisa lebih mudah membersihkan tangan dan menggenggam benda-benda seperti gelas.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang tatalaksana spastisitas pascastroke, silakan berkonsultasi dengan dr. Margareta Arianni, Sp.OT (K) Hand Surgery, Spesialis Ortopedi & Traumatologi, Konsultan Bedah Tangan RS EMC Alam Sutera.