Kenali Tanda dan Gejala Parkinson, Sadari dan Cegah Sebelum Terlambat
Parkinson menyerang sistem saraf pusat, membuat gerakan tubuh lamban dan kaku. Kenali gejala awalnya dan dapatkan perawatan dini.
Pernahkah mendengar mengenai penyakit Parkinson? Ini bukanlah sekadar kondisi kesehatan biasa; Parkinson termasuk dalam kategori gangguan neurodegeneratif yang menyerang sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan pergerakan tubuh menjadi lebih lambat dan sulit. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh seseorang yang menderita Parkinson? Bagaimana cara kita mengenali gejala awalnya?
Apa Itu Penyakit Parkinson dan Apa Penyebabnya?
Penyakit Parkinson adalah kondisi yang bersifat progresif, yang berarti gejalanya akan semakin parah seiring berjalannya waktu. Menurut dr. M. Agus Aulia, Sp.BS dari RSU Bunda Jakarta, penyebabnya adalah kerusakan pada bagian otak yang disebut substansia nigra, yang memiliki peran penting dalam produksi dopamin. Dopamin adalah zat yang sangat vital untuk mengatur gerakan tubuh. Ketika kadar dopamin menurun, penderita akan mulai merasakan berbagai gejala yang memengaruhi kemampuan bergerak mereka.
-
Tanda-tanda Parkinson apa yang sering diabaikan? Salah satu tanda awal penyakit Parkinson yang sering terabaikan adalah tremor atau gemetar pada salah satu bagian tubuh, biasanya dimulai pada tangan.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena Parkinson? Penyakit Parkinson merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif yang paling umum dijumpai, terutama di kalangan lansia.
-
Bagaimana Parkinson memengaruhi gerakan? Penyakit ini ditandai dengan penurunan bertahap fungsi saraf yang mempengaruhi pergerakan tubuh.
-
Bagaimana deteksi penyakit Parkinson dengan Indra Penciuman? Penelitian menemukan bahwa Joy dapat mendeteksi Parkinson dengan mencium molekul spesifik di sebum, minyak yang diproduksi oleh kelenjar kulit. Molekul seperti eicosane, octadecanal, asam hippurat, dan perillic aldehyde teridentifikasi pada kadar yang abnormal pada pasien Parkinson.
-
Mengapa Indra Penciuman penting untuk penyakit Parkinson? Penemuan ini membuka peluang untuk diagnosis lebih awal, yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien Parkinson dengan memungkinkan intervensi medis lebih dini sebelum kerusakan saraf yang signifikan terjadi.
-
Kenapa Parkinson menyebabkan gerakan lambat? Ketika kadar dopamin menurun, hal ini menyebabkan aktivitas otak tidak teratur, menyebabkan masalah pergerakan dan gejala penyakit Parkinson lainnya.
Apa Saja Gejala Awal Penyakit Parkinson yang Sering Terjadi?
Walaupun penyakit ini umumnya lebih sering menyerang orang tua, mengenali gejala awal Parkinson dapat membantu pasien mendapatkan perawatan yang lebih cepat dan tepat. Istilah TRAP digunakan untuk menjelaskan empat gejala utama dari Parkinson:
1. Tremor (Getaran)
Tremor, yang merupakan getaran yang tidak dapat dikendalikan, sering kali merupakan gejala pertama yang dialami oleh penderita Parkinson. Getaran ini biasanya muncul saat tubuh dalam keadaan istirahat, terutama di area tangan atau jari. Gerakan khas yang terlihat adalah tangan yang bergetar seolah sedang menggulung obat.
2. Rigiditas (Kekakuan Otot)
Kekakuan otot atau rigiditas adalah gejala umum lainnya. Otot di lengan atau kaki terasa kaku dan sulit untuk digerakkan, mengakibatkan rasa tidak nyaman bahkan ketika tidak sedang melakukan aktivitas. Penderita merasa seolah-olah 'terkunci' ketika berusaha untuk bergerak.
3. Akinesia/Bradikinesia (Gerakan Lambat)
Akinesia atau bradikinesia merujuk pada gerakan tubuh yang lambat. Penderita mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti menulis, berjalan, atau berpakaian. Setiap gerakan terasa berat dan membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya.
4. Gangguan Postur dan Keseimbangan
Orang yang menderita Parkinson sering kali mengalami kesulitan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal ini menyebabkan postur tubuh menjadi membungkuk dan meningkatkan risiko terjatuh.
Apa yang Menyebabkan Munculnya Penyakit Parkinson?
Agus menegaskan bahwa penyebab pasti penyakit Parkinson masih belum diketahui hingga saat ini. Meskipun demikian, sejumlah faktor risiko telah diidentifikasi, termasuk faktor genetik dan lingkungan. Beberapa gen tertentu dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap Parkinson, terutama bagi mereka yang mengalami penyakit ini pada usia muda. Selain itu, paparan terhadap racun lingkungan seperti pestisida dan cedera kepala yang parah juga dianggap berkontribusi terhadap peningkatan risiko. Namun, faktor yang paling umum adalah usia, di mana Parkinson lebih sering muncul pada individu yang berusia di atas 60 tahun, saat proses penuaan secara alami memengaruhi kesehatan otak.
Apa langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi penyakit Parkinson?
Meskipun saat ini belum ada terapi yang dapat menyembuhkan penyakit Parkinson, terdapat beberapa metode untuk mengatasi gejalanya:
- Medikasi: Penggunaan obat seperti levodopa dan agonis dopamin dapat membantu meningkatkan atau merangsang produksi dopamin di otak. Namun, seiring berjalannya waktu, efektivitas obat-obatan ini mungkin menurun, sehingga penyesuaian dosis secara berkala menjadi penting.
- Rehabilitasi Fisik: Program terapi fisik dan rehabilitasi sangat krusial untuk mempertahankan mobilitas penderita. Latihan rutin dapat membantu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan tubuh, serta mengurangi kemungkinan terjatuh.
- Intervensi Medis: Jika pengobatan tidak lagi memberikan hasil yang diharapkan, tindakan seperti Deep Brain Stimulation (DBS) dapat dipertimbangkan. DBS melibatkan pemasangan elektroda di otak untuk mengontrol gejala motorik, memberikan harapan bagi pasien yang mengalami gejala yang sulit diatasi.
Sangat penting untuk tidak mengabaikan tanda-tanda awal Parkinson, terutama jika kamu atau orang yang kamu kenal mulai mengalami tremor, kekakuan otot, atau gerakan yang melambat. Diagnosis dan perawatan yang cepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita, memungkinkan mereka untuk tetap aktif dan mandiri lebih lama. Jika kamu mencurigai adanya gejala Parkinson, segera bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Agus menekankan bahwa meskipun Parkinson belum dapat disembuhkan, dengan pengelolaan yang tepat, penderita dapat menjalani hidup dengan lebih baik.