Kesultanan Banten kecam pejabat Serang gelar pesta di Keraton Kaibon
Situs itu bukan untuk kepentingan pribadi melainkan kepentingan umum seperti gelar seni budaya banten dan sebagainya.
Terkait digunakannya bangunan cagar budaya Kraton Kaibon untuk acara pernikahan oleh kerabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Serang, pihak keluarga Kesultanan Banten mengecam keras pejabat tersebut. Hal tersebut diungkapkan Ketua Keluarga Kesultanan Banten, Tb A. Abbas Wase.
"Kalau betul itu pesta pernikahan anaknya kepala BKD, mestinya beliau memberi contoh yang baik sebagai pejabat di lingkungan Pemkot Serang," ujar Tb Abbas Wase.
Tb Abas mengaku kecolongan dengan digelarnya pesta pernikahan di Situs keraton kaibon yang merupakan peninggalan kerajaan Islam. Menurutnya, situs tersebut bisa saja dipakai, namun bukan untuk kepentingan pribadi melainkan kepentingan umum seperti gelar seni budaya banten dan sebagainya.
"Ya iya lah kecolongan. Tidak ada pemberitahuan. Atau omong omong dengan kami. Sebenarnya kewenangan memang ada di suaka purbakala. Tapi kami dari keluarga besar kesultanan banten juga punya kewenangan dan sangat menyayangkan kegiatan tersebut. Makanya saya mendesak kepada pak walikota untuk segera mengesahkan pembentukan badan pengelola kawasan kesultanan banten, karena badan tersebut sudah sesuai dengan Undang-undang cagar budaya," ujarnya.
Sementara itu, mempelai wanita dalam seremoni tersebut, Nuri Sybli, meminta semua pihak melihat hal itu dalam konteks yang positif. "Dalam hidup ada yin dan yang, positif dan negatif. Saya melangsungkan pernikahan dengan niat baik. Saya ingin memperkenalkan Keraton Kaibon sebagai obyek wisata kepada pihak keluarga yang datang dari luar Banten," ujar Nuri.
Nuri mengatakan, ia prihatin dengan kondisi Keraton Kaibon yang tidak terawat. Dinding keraton yang penuh dengan coretan, pagarnya pun banyak difungsikan sebagai jemuran oleh warga sekitar.
"Saya membersihkan itu, termasuk membabat rumput dengan biaya sendiri," ujarnya.
Sedangkan BKD Kota Serang, Yoyo Wicahyono membenarkan, jika yang menyelenggarakan akad nikah di Kraton Kaibon keluarganya yakni adik iparnya. Yoyo mengaku, di saat pihaknya meminta izin penggunan bangunan cagar budaya tersebut untuk acara pernikahan sempat ditolak, namun dirinya kembali meminta izin secara lisan dan izinkan.
"Awalnya sempat mau pindah tidak dilakukan di Kraton Kaibon, tapi tidak jadi karena sudah ada izin, akan tetapi hanya secara lisan," ujarnya.
Yoyo juga mengetahui jika Keraton Kaibon yang merupakan bangunan cagar budaya tidak dibolehkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti pernikahan, akan tetapi pihak keluarganya hanya melakukan akad saja.
"Pekan kemarin malahan di Surosowan digunakan nikahan, dan itu tidak masalah, malahan buat hajatan rame," kata dia.
Ketika ditanya kenapa pihak keluarga memilih melakukan di Kraton Kaibon, Yoyo tidak bisa menjelaskan secara detail, karena yang menikah adalah adik iparnya, akan tetapi intinya untuk mempromosikan wilayah wisata di Banten yakni di Kasemen. sehingga orang luar daerah pada tahu, karena kedua belah pihak pengantin dari luar kota, dan tamu-tamunya juga kebanyakan dari luar kota semua.
"Dari pada buat ngangon (ngembala) kambing, lebih baik digunakan yang ada manfaatnya," tandasnya.
Baca juga:
Pejabat Serang gelar pesta nikah di Keraton Kaibon dinilai melanggar
Keluarga pejabat gelar pesta nikah di cagar budaya Keraton Kaibon
BPCB sebut temuan arca di Boyolali adalah arca Bodhisatwa
Mencangkul tanah, warga Boyolali temukan 7 arca kuno
Mangkuk dan guci kuno ajaib ditemukan di bawah pohon tua
Ingin temui Jokowi, 2 pria pamer peninggalan anak Prabu Siliwangi
Menengok kampung batik tulis di Tegalrejo
-
Apa tradisi pernikahan khas Cina Benteng di Tangerang yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda? Baru-baru ini tradisi pernikahan Cio Tao khas Cina Benteng, Kota Tangerang, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemdikbudristek.
-
Kenapa ucapan pernikahan penting? Tak sekedar mengikat janji suci, kedua pasangan juga akan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang terdekat mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi "piring terbang" di pernikahan adat Jawa? Dalam acara resepsi pernikahan adat Jawa, ada sebuah tradisi yang dikenal dengan istilah “piring terbang”.
-
Apa yang dimaksud dengan sungkeman dalam pernikahan? Sungkeman merupakan salah satu adat istiadat dalam pernikahan yang masih sering dilakukan dalam budaya Indonesia. Kata sungkeman berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah menghormati atau memberi penghormatan kepada orang yang lebih tua atau yang lebih tinggi derajatnya.
-
Kapan Ghea Indrawari berencana menikah? "Fun fact, dari aku kecil, aku bilang ke teman-teman aku paling cepat nikah umur 30,"
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi "piring terbang" di pernikahan adat Jawa? Seluruh hidangan tidak diberikan pada tamu secara sekaligus. Namun, memiliki urutan tertentu. Beberapa daerah membaginya dengan hidangan pembuka dan makanan berat. Tujuannya adalah agar para tamu bisa menikmati hidangan satu per satu.