Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Intip Keunikan Tradisi Pernikahan Cio Tao Khas Cina Benteng Tangerang yang Dipandu Warga Muslim
Cio Tao menjadi adat khas Kota Tangerang dengan melibatkan banyak budaya seperti Tionghoa, Islam sampai warga lokal Sunda dan Betawi.
Tradisi ini jadi budaya yang unik di Tangerang.
Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Intip Keunikan Tradisi Pernikahan Cio Tao Khas Cina Benteng Tangerang yang Dipandu Warga Muslim
Baru-baru ini tradisi pernikahan Cio Tao khas Cina Benteng, Kota Tangerang, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemdikbudristek.
(Foto: YouTube The Story)
-
Apa makna Tayuban Cirebon dalam pernikahan? Terdapat banyak makna dari seni Tayuban ini. Mengutip javanologi.uns.ac.id, kesenian ini berasal dari istilah bahasa Arab 'toyib-toyiba' artinya orang yang berbuat baik. Lalu ada pergeseran penyebutan secara lokal menjadi Tayub/Tayuban sampai saat ini
-
Apa yang unik dari pernikahan ini? Momen yang ditunggu akhirnya tiba, setelah keduanya merasa cocok maka hubungan dilanjutkan ke tahap pernikahan. Namun momen unik mewarnai pernikahan mereka karena saat ijab kabul, Mirza menggunakan bahasa Inggris secara penuh.
-
Apa itu Tradisi Cikibung? Dahulu, tradisi Cikibung lazim dilakukan oleh ayah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk melindungi anaknya. Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari. Warga setempat juga menyebutnya sebagai kasidah air, lantaran pemainnya yang merupakan ayah dan anak laki-laki menepuk-nepuk air hingga menghasilkan nada tertentu mirip kasidahan.
-
Kenapa Klenteng Tjoe Hwie Kiong menjadi cagar budaya? Klenteng ini berdiri sekitar tahun 1817, tetapi tidak diketahui siapa nama pendirinya karena usianya yang sudah lebih dari 200 tahun.
-
Di mana Tari Batu Cino berasal? Di Sumatra Selatan, terdapat sebuah kesenian drama tari yang mengisahkan kisah cinta sepasang kekasih yaitu Tari Batu Cino.
-
Apa kisah utama di balik Tari Batu Cino? Di Sumatra Selatan, terdapat sebuah kesenian drama tari yang mengisahkan kisah cinta sepasang kekasih yaitu Tari Batu Cino.
Sebelumnya, tradisi ini sudah dianalisis oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat, lewat tim ahli dari kalangan akademisi, antropolog, arsitek, budayawan hingga sejarawan sejak Mei 2023 lalu.
Tradisi ini menjadi salah satu keunikan khas Kota Tangerang lantaran menggambarkan semangat percampuran budaya yang khas. Berikut informasi menariknya.
Jadi budaya khas Kota Tangerang
Cio Tao menjadi adat khas Kota Tangerang dengan melibatkan banyak budaya seperti Tionghoa, Islam sampai warga lokal Sunda dan Betawi.
“Jadi bisa dibilang Cio Tao adalah salah satunya hanya ada di Tangerang se-nasional," kata salah satu tim ahli WBTB Kota Tangerang, Mush'ab Abdu, mengutip laman Pemkot Tangerang, Senin (25/9).
Sebagai tradisi pernikahan yang unik
Adapun Cio Tao merupakan tradisi pernikahan khas keturunan Cina Benteng di Kota Tangerang, dan merupakan komunitas Tionghoa yang menetap didekat benteng peninggalan Belanda, kawasan Sungai Cisadane.
(Foto: YouTube The Story)
Terdapat sejumlah prosesi seperti menyisir rambut, saling menyuapi makanan, berdandan dengan pakaian pernikahan khas lalu mencicipi 12 jenis makanan dengan rasa yang berbeda.
“Faktor sosial-budaya Cina Benteng, dan juga keberlangsungan adat yang masih bertahan dan terus dilakukan agar ini lestari,” katanya lagi.
Makna tradisi Cio Tao
Adapun upacara ini diawali dengan memanjatkan doa restu kepada Tuhan Tian dan para leluhur, agar mendapat kemudahan dan keberkahan dari prosesi yang dilangsungkan.
Untuk menunjangnya, turut dipersembahkan sejumlah makanan seperti buah, manisan, teh, arak tradisional, kopi sampai dupa. Seluruhnya disajikan di meja sembahyang.
Kemudian kedua pengantin akan diarahkan untuk memakan 12 jenis makanan dengan rasa dan bentuk yang berbeda. Beberapa makanan yang disajikan di antaranya asin, gurih, renyah, manis dan lainnya, sebagai simbol banyaknya cobaan yang harus dihadapi.
Didampingi pemandu Muslim
Adapun bersembahyang di kelenteng menjadi prosesi yang telah dilebur. Ini karena sudah terjadinya percampuran dari budaya serta keyakinan yang berbeda dari pengantinnya.
(Foto: kanal YouTube The Story)
Mengutip jurnal Universitas Sumatra Utara yang ditulis berjudul: Tradisi Cio Tau pada Masyarakat Peranakan Tionghoa di Teluknaga, Tangerang; Kajian Multimodal oleh Feby Yoana Siregar dan Profesor Silvana Sinar, keunikan lain dari tradisi ini adalah terdapatnya pemandu prosesi dari kalangan warga di luar komunitas.
Biasanya pemandu tersebut merupakan seorang wanita bersuku Sunda, dan beragama Islam. Ia mendampingi pernikahan keduanya sampai selesai.