Ketua Cyber Indonesia Sebut Hasil Penggeledahan Kuatkan Indikasi Teroris ke Munarman
Ketua Cyber Indonesia Husin Alwi menilai hasil penggeledahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di beberapa tempat memperkuat indikasi dugaan teroris terhadap Mantan Sekjen Front Pembela Islam (FPI) Munarman.
Ketua Cyber Indonesia Husin Alwi menilai hasil penggeledahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di beberapa tempat memperkuat indikasi dugaan teroris terhadap Mantan Sekjen Front Pembela Islam (FPI) Munarman.
Husin mencontohkan, petugas telah menemukan beberapa buku seruan jihad di rumah Munarman di Kompleks Bukit Modern Hill, Pondok Cabe Udik, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Dimana Densus 88 menemukan bukti ancaman terhadap Paus Fransiskus? Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata.
-
Kapan Telinga Kanan Berdenging terasa mengganggu? Seseorang yang mengalami telinga berdenging terkadang akan merasakan beberapa jam sekali dan seringkali membuat tak nyaman.
-
Siapa Darma Mangkuluhur? Darma Mangkuluhur menjadi sorotan karena rencananya membangun lapangan golf di Sentul, Bogor, Jawa Barat dengan dana Rp1,2 triliun. Miliki Bisnis Yang Berkembang Pesat, Ini Potret Darma Mangkuluhur Putra Tommy Soeharto yang Akan Bangun Lapangan Golf Senilai Rp1,2 Triliun Merupakan Komisaris Darma adalah komisaris di PT Intra GolfLink Resorts (IGR) dan PT Wisma Purnayudha Putra, perusahaan properti, seperti dilaporkan oleh CNN Indonesia.
-
Kapan Tollund Man meninggal? Faktanya, para ilmuwan meyakini dia dibunuh antara tahun 405 dan 380 SM.
"Saya tidak mau berasumsi, tapi faktanya ada buku seruan jihad segala macem. Apakah mungkin itu mengarah kalau Munarman terdoktrin dari buku-buku itu," ujar Husin dalam diskusi Crosscheck Medcom pada Minggu (2/5).
Sementara itu, lanjut dia, bukti lain yang memperkuat dugaan keterlibatan terorisme yakni ditemukannya bahan kimia yang bisa dijadikan sebagai bahan peledak di bekas Markas FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat.
"Bukti lain ada ditemukan bahan peledak yang daya ledaknya tinggi di bekas kantor FPI, dan mungkin kalau dari Aziz Yanuar membantah itu hanya sekedar pembersih WC segala macem. Tapi kan polisi enggak bodoh, apalagi Densus 88 yang menangani konsep bom segala macem dan mereka kan sudah kenyang urusi begituan," terangnya.
Dia menilai sanggahan dari kubu eks FPI yang menyebut bahwa bahan- bahan kimia yang disita tim Densus 88 itu untuk pembersih WC tidak masuk akal. "Engga mungkin bisa bikin statement bahwa itu detergen untuk pembersih WC, bahwa itu macam kimia biasa untuk bisa dipakai di rumah orang. Dengan semudah itu mendapatkan bubuk itu dan logikanya menurut saya itu banyak, bukan sedikit," jelasnya.
"Kalau cuman sedikit itu wajar, artinya kalau mendapatkannya mudah membelinya, tapi ini banyak tidak sedikit. Artinya untuk mendapatkannya pun tidak semudah itu, hingga akhirnya polisi mencurigai ini," sambungnya.
Sebelumnya, bubuk mencurigakan ditemukan kepolisian saat melakukan penggeledahan di bekas markas Front Pembela Islam (FPI) pada Selasa (27/4). Eks pengacara FPI, Aziz Yanuar, menyebut bubuk yang ditemukan pihak kepolisian merupakan pembersih toilet.
"Serbuk yang dimaksud, tadi saya sudah bertanya dengan penanggung jawab di kantor dan informasi dari beberapa pihak itu memang pembersih toilet yang memang digunakan untuk program bersih-bersih WC dan toilet masjid beberapa waktu yang lalu," kata Aziz dalam sebuah siaran langsung di kanal Youtube, Selasa (27/4) malam.
Dia memaparkan bahwa bubuk itu bekas program FPI untuk melakukan bersih-bersih toilet di masjid. "Program itu bagus menggunakan detergen yang bubuk tadi," ucapnya.
Aziz mengakui memang telah terjadi penggeledahan terhadap bekas Markas FPI di Petamburan, Jakarta pasca-penangkapan Munarman. Markas itu sendiri, kata Aziz sejak FPI dibubarkan sudah jarang digunakan.
"Sepengetahuan saya lokasi tersebut sudah dari mungkin sekitar bulan Desember atau Januari itu sudah jarang digunakan. Karena kan Pembela Islamnya sudah bubar," pungkasnya.
Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror menyita pelbagai barang-barang mencurigakan di bekas markas FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, Selasa (27/4). Tim Jibom Gegana dan Labfor Mabes Polri telah melakukan pemeriksaan untuk mengetahui jenis barang mencurigakan tersebut, berbagai jenis bubuk kimia yang bisa menjadi bahan peledak.
Baca juga:
Kuasa Hukum Tegaskan Tudingan Terhadap Munarman Cerita Lama
Pengamat Sebut Penangkapan Munarman Jadi Pintu Masuk Bersihkan Paham Ekstrimis
Ini Alasan Polisi Belum Izinkan Pengacara Jenguk Munarman
Polri Pastikan Cairan Disita dari Petamburan Bahan Baku Peledak bukan Pembersih WC
Amnesty Internasional Kritik Cara Polisi Saat Tangkap Munarman
Viral Video Munarman Bersama Wanita di Hotel, Pengacara Bilang Itu Istri Kedua