Ketua DPR: Pemuda ASEAN Adalah Aset Penting Bawa Perubahan Positif di Kawasan
Menurut Puan, parlemen muda ASEAN dapat membentuk masa depan yang lebih baik bagi kawasan, termasuk mencari solusi terhadap berbagai tantangan global.
Hampir 34 persen populasi pemuda di ASEAN memiliki potensi besar sebagai agen perubahan positif dalam hadapi berbagai tantangan. Hal tersebut disampaikan Ketua DPR RI Puan Maharani, yang juga menyoroti beberapa isu penting di dalamnya, mulai dari persoalan ekonomi di kalangan muda, kepemimpinan digital hingga partisipasi pemuda dalam politik.
“Perspektif segar anda, pendekatan inovatif untuk pengambilan keputusan, dan komitmen kuat untuk menyelesaikan tantangan regional merupakan aset penting bagi kemajuan kita bersama. Ada pula beberapa isu penting yang juga menuntut perhatian kita,” ungkap Puan, saat rapat bersama 'Young Parliamentarians of AIPA' (YPA) di Sidang Umum parlemen negara ASEAN, beberapa waktu yang lalu, seperti dikutip di website dpr.go.id.
- Ketua DPR: Anggota Dewan 2024-2029 Harus Partisipatif Hadapi Berbagai Tantangan di Tanah Air
- Ketua DPR Minta Pemerintah Segera Bantu Warga Daerah yang Alami Krisis Air Bersih
- Ketum PBNU Minta DPR Dengar Aspirasi Rakyat: Ini Mekanisme Sehat
- Ketua DPR Puan Minta Langkah Tegas Pemerintah Namun Tetap Humanis Sikapi OPM
Menurut Puan, parlemen muda ASEAN dapat membentuk masa depan yang lebih baik bagi kawasan, termasuk mencari solusi terhadap berbagai tantangan global. Puan juga berpendapat, dengan meningkatkan peran parlemen dapat mendorong inisiatif pemberdayaan pemuda dalam kewirausahaan dan kepemimpinan digital.
Dukungan tersebut termasuk melalui kebijakan dan regulasi dalam pemberdayaan pemuda di kewirausahaan dan kepemimpinan digital. Selain itu, kata Puan, dengan memfasilitasi akses inklusi keuangan dan lingkungan yang kondusif, maka dapat memudahkan pengusaha muda untuk berkembang.
“Ekonomi digital di ASEAN menunjukkan potensi yang sangat besar, dengan proyeksi pasar sebesar 1 triliun USD pada tahun 2030. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi dan inovasi, kita dapat membuka peluang baru bagi kaum muda di Asia Tenggara,” terang Puan.
Puan juga menyoroti persoalan ekonomi yang dihadapi kalangan muda termasuk tingkat pengangguran tinggi. “Banyak kaum muda terlibat dalam pekerjaan yang rentan dengan upah rendah," ujarnya.
Puan mengajak parlemen muda AIPA untuk bersama-sama mencari jalan keluar dalam mengatasi berbagai masalah tersebut seperti melalui pendidikan yang lebih baik, pelatihan kejuruan, dan program pengembangan keterampilan.
“AIPA harus memainkan peran penting dalam mengadvokasi langkah-langkah tersebut, dan memfasilitasi kolaborasi di antara anggota parlemen di kawasan ASEAN untuk menciptakan kebijakan yang memungkinkan ketenagakerjaan muda,” tutur Puan.
Selain itu, Puan juga menyebut, para pemuda harus didorong untuk menjunjung tinggi nilai demokrasi, supremasi hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM). Serta mendorong para pemuda untuk berpartisipasi dalam masyarakat sipil saat menyuarakan aspirasinya.
AIPA bekerja sama dengan parlemen berupaya meningkatkan kesadaran, memperkuat penerapan nilai-nilai demokrasi, dan melindungi HAM di dalam ASEAN. Menurut Puan, dengan adanya partisipasi kaum muda dalam proses politik dapat membangun demokrasi yang lebih inklusif dan representatif.
Reporter: Melia Cholilah