Khawatir longsor, Walhi Aceh minta lubang giok 20 ton ditutup
Dikhawatirkan kontur tanah di kawasan itu akan melemah dan sangat rawan terhadap bencana longsor.
LSM Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh meminta kepada Pemerintah Nagan Raya untuk menutup kembali lubang batu giok 20 ton tersebut yang telah dibelah. Bila tidak, ancaman kerusakan dan konflik satwa akan menghantui kawasan hutan lindung tersebut.
Direktur Walhi Aceh, Muhammad Nur mengatakan, persoalan belah-membelah batu giok 20 ton yang berada di Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong itu perkara lain dari tinjauan aspek lingkungan. Karena bila terdapat sesuatu yang bernilai ekonomis tidak memungkin ditinggalkan tanpa dipergunakan.
"Belah-membelah itu perkara tata cara pembagian, berbeda dari tinjauan aspek lingkungan," kata Muhammad Nur, Sabtu (28/2) pada merdeka.com via telepon genggamnya.
Hal yang harus dilakukan setelah batu giok 20 ton tersebut dibelah dan diangkut ke tempat lain adalah keberadaan lubang besar yang ditinggalkan tersebut. Apakah akan dibiarkan begitu saja. "Bila ditinggalkan ini akan mengancam dampaknya terhadap lingkungan dan tentunya berdampak pada masyarakat pada umumnya nantinya," tukasnya.
Dikhawatirkan kontur tanah di kawasan itu akan melemah dan sangat rawan terhadap bencana longsor. Terutama saat musim hujan datang, tidak ada lagi penyangga arus hujan yang berakibat banjir.
Oleh karena itu, Walhi Aceh meminta pemerintah setempat untuk menimbun lubang batu giok 20 ton tersebut dengan material lainnya. Muhammad Nur menyarankan untuk menimbun kembali dengan batu gajah atau material lainnya untuk memperkokoh dan menjaga keseimbangan tanah.
Selain itu, katanya, bila di dalam hutan lindung terdapat banyak lubang yang ditinggalkan oleh pemburu batu giok, juga akan mengancam terjadi konflik satwa. Terutama satwa Gajah yang sering melintasi dalam kawasan hutan lindung terganggu dengan adanya lubang-lubang besar tersebut.
"Ini akan sangat berbahaya bila terjadi gangguan satwa seperti gajah, makanya selain menutup kembali lubang-lubang batu giok yang telah digali, pemerintah juga harus menghentikan warga memburu giok di dalam kawasan hutan lindung," pintanya.
Baca juga:
Menteri Ferry minta Pemkab Nagan Raya berikan hak penemu giok 20 ton
Penemu keberatan batu giok 20 Ton dibelah-belah oleh pemerintah
Giok 20 ton di Nagan Raya Aceh sudah dibelah 5 ton
Pemkab Nagan Raya minta bagian, giok 20 ton di Aceh batal dibagikan
Kisah Usman temukan batu giok super 20 ton bikin geger Aceh
Pemerintah dituding lamban tangani batu giok 20 Ton di Aceh
-
Di mana letak Pulau Banyak, gugusan pulau yang mempesona di Aceh? Di ujung barat Indonesia tepatnya di Provinsi Aceh, banyak dijumpai gugusan-gugusan pulau kecil yang indah dengan hamparan pasir putih dibalut dengan deru ombak yang begitu memanjakan mata. Salah satu gugusan pulau itu bernama Pulau Banyak yang berada di Kabupaten Aceh Singkil.
-
Siapa yang menemukan bengkel kerja kerajinan batu giok ini? Arkeolog China menemukan bengkel kerja kerajinan batu giok berasal dari 3.400 tahun lalu.
-
Kapan batu itu ditemukan? Batu berwarna cokelat kemerah-merahan yang agak gelap ini ditemukan di Maroko pada 2018 lalu.
-
Apa yang ditemukan di Pasar Batu Akik Tepecik? Pasar Batu Akik Tepecik ini merupakan pusat perdagangan obsidian, sejenis batu akik, dan produk pertanian. Obsidian digunakan dalam pembuatan perkakas dan senjata.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Bagaimana kapak batu tersebut ditemukan? Nenek Asal Polandia Temukan Batu Unik di Ladang, 50 Tahun Kemudian Baru Terungkap Asal Usulnya Seorang wanita di Polandia menemukan sebuah batu unik di ladang dan menyimpannya. Lebih dari 50 tahun kemudian, para arkeolog akhirnya melihat batu tersebut dan mengidentifikasinya sebagai artefak kuno yang langka.