Khawatir Tsunami, Warga Pesisir Pantai Tinggalkan Kota Majene
"Pusat perbelanjaan sudah tutup, bahkan ada yang hancur rata dengan tanah, sehingga masyarakat kesulitan makanan, intinya aktivitas masyarakat di Kota Majene telah lumpuh," katanya.
Warga yang bermukim di wilayah pesisir pantai Majene, Provinsi Sulawesi Barat, meninggalkan kota dan mengungsi ke wilayah pegunungan. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi potensi tsunami yang dapat terjadi ketiga terjadi gempa susulan.
"Rumah di sekitar pantai Kota Majene rusak berat dan sebagian rata dengan tanah, sebagian besar warga pesisir telah mengungsi ke wilayah pegunungan Kabupaten Majene," kata salah seorang warga yang juga merupakan dosen STAIN Majene DR Ilham Usman di Majene, Jumat (15/1), dikutip dari Antara.
-
Kenapa banyak orang memuji Gempi? Pengguna internet memberikan pujian kepada Gempi yang memiliki segudang bakat. Dia mampu berakting, bernyanyi, dan ternyata juga menunjukkan kemampuan dalam renang.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Apa yang dimaksud dengan kata majemuk? Kata majemuk adalah bentuk kata yang terbentuk dari penggabungan dua atau lebih kata dasar.
-
Apa itu Jenang Gempol? Jenang gempol merupakan sebuah hidangan manis yang terbuat dari bubur sumsum dan gempol beras. Dilansir dari Liputan6.com, kuliner ini sudah ada sejak dulu. hidangan ini biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau sarapan.
-
Apa itu Gajeuma? Gajeuma menjadi alat musik yang berfungsi sebagai pengiring lagu-lagu tradisional yang ada di Mentawai. Tiap daerah di Indonesia memiliki alat musik tradisional yang beragam dan unik. Tak jarang alat musik ini menjadi salah satu ikon atau ciri khas dari suatu daerah tersebut.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
Dia mengatakan, kondisi aliran listrik di Kota Majene padam total. Sehingga sulit menggunakan alat komunikasi.
"Pusat perbelanjaan sudah tutup, bahkan ada yang hancur rata dengan tanah, sehingga masyarakat kesulitan makanan, intinya aktivitas masyarakat di Kota Majene telah lumpuh," katanya.
Menurut dia, masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa dan telah mengungsi mulai kesulitan makanan dan air bersih.
"Kami semua yang dalam pengungsian butuh makanan dan air bersih, kiranya masyarakat di luar Sulawesi Barat dapat memasok kebutuhan makanan untuk para pengungsi," katanya.
Warga Kecamatan Tammerodo Sendana Ciwan yang bermukim di pesisir Kabupaten Majene mengaku telah mengungsi ke pegunungan dan mendiami rumah kebun mereka karena khawatir gempa susulan dan bencana tsunami.
"Ibu-ibu butuh makanan dan air, apalagi banyak anak-anak yang ikut dalam pengungsian yang butuh bantuan logistik, kami sangat butuh bantuan," katanya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Polman dan Majene, delapan warga meninggal dunia, 637 luka-luka, dan jumlah pengungsi mencapai sekitar 15.000 orang setelah terjadi gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang berlokasi di enam kilometer timur laut Kabupaten Majene pada Jumat dini hari (15/1), di kedalaman 10 kilometer.
Baca juga:
Kemenhub: Aktivitas Penerbangan Normal Usai Gempa di Majene
Pengungsi Gempa Sulbar Dipusatkan di Stadion Mamuju
2 Petugas Keamanan Selamat dari Reruntuhan Kantor Gubernur Sulbar
Update Gempa Sulbar, 34 Orang Meninggal Dunia
Mensos: Korban Meninggal Gempa Sulbar Dapat Santunan Rp15 Juta Per Orang
BPBD Sulbar Catat 27 Orang Meninggal Akibat Gempa di Mamuju & Majene