Kisah gerilyawan Vietkong suguhi nasi pecel untuk hormati TNI
Para perwiraTNI itu berdiri di tengah pasukan Vietnam Selatan dan Vietkong yang siap dengan senjata terkokang.
Kiprah Pasukan Garuda sebagai pasukan perdamaian di bawah bendera TNI sudah diakui dunia. Mereka dikenal bisa mengambil hati pihak yang berkonflik. Pengalaman ini pun dirasakan oleh Pasukan Garuda V yang bertugas pada tahun 1973 hingga 1974 di Vietnam.
Salah satu perwira TNI yang bertugas di sana Letnan Dua Abu Husein. Alumnus Akabri 1970 ini bertugas dalam tim International Commision of Control and Supervision (ICCS). Komisi internasional yang bertugas mengawasi gencatan senjata antara Tentara Vietnam Selatan (AVRN) dan Tentara Vietnam Utara, termasuk di dalamnya gerilyawan Vietkong.
ICCS beranggotakan dua negara komunis, Hongaria dan Polandia. Serta dua negara nonkomunis Kanada dan Indonesia.
Dalam rangka menjalankan tugasnya Letda Abu Husein kerap mengawasi pertukaran tawanan antara ARVN dan Vietkong. Situasinya cukup menegangkan. Kedua pihak membawa senapan siap tembak. AVRN dengan M-15 dari AS sementara Vietkong menyandang AK-47 dengan bayonet terhunus. Sementara itu perwira ICCS tak diperkenankan membawa senjata.
Lucunya, para perwira Indonesia sengaja berdiskusi dengan Bahasa Sunda atau Bahasa Jawa. Hal ini agar tidak diketahui oleh perwira dari Hongaria dan Polandia yang sering tidak jelas kemauannya.
Tentara Vietkong sendiri biasanya lebih ramah terhadap perwira dari Indonesia. Mungkin karena sama-sama dari Asia dan tidak mewakili kepentingan AS.
Untuk menghormati para perwira dari Indonesia, para gerilyawan Vietcong sampai memasak masakan khusus. Nasi pecel!
"Saya sempat terpesona ketika makan siang diberi nasi pecel. Entah bagaimana mereka tahu membuat nasi pecel itu," kata Letda Abu.
Hal ini dikisahkan Abu dalam buku Mengawali Integrasi Mengusung Reformasi, Pengabdian Alumni Akabri Pertama 1970 yang diterbitkan Kata Hasta Pustaka tahun 2012.
Pengalaman Letda Abu lain yang menarik di Vietnam adalah permintaan tentara Vietnam Selatan (AVRN) untuk mengusut jembatan yang hancur karena ledakan. Padahal masing-masing sisi jembatan itu dijaga satu peleton AVRN.
Rupanya vietkong menggunakan pasukan khusus untuk menyelam di sungai. Mereka membawa bambu yang ujungnya dipasang detonator. Begitu sampai di kaki jembatan, detonator diledakkan dengan risiko si pembawa ikut tewas.
Baca juga:
5 Nestapa para veteran di Hari Pahlawan
Kisah Kepala Staf TNI AD ditilang polisi di Jl Malioboro
Veteran kawan Usman-Harun mengeluh tunjangan cuma Rp 1,4 juta
Rumah disita, janda pahlawan kembalikan penghargaan pada negara
Minim perhatian, ratusan legiun veteran di Semarang hidup miskin
-
Bagaimana cara Hadi Tjahjanto menyapa prajurit TNI? "Ketika berjumpa dengan Prajurit, maupun keluarga besarnya saya selalu berusaha menyapa terlebih dahulu seperti apa yang dipesankan oleh kedua orang tua saya dahulu," tulisnya dalam caption.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.