Kisah-Kisah Orang Sederhana Ikut Nyaleg
Siapa saja bisa menjadi caleg, termasuk dari kalangan sederhana. Inilah cara mereka berkampanye:
Menjelang Pemilu Legislatif (Pileg) biasanya beragam kampanye dilakukan para calon legislatif (caleg). Mereka berasal dari beragam latarbelakang. Siapa saja boleh mencalonkan diri asal memenuhi syarat.
Berikut ini kisah para caleg yang berasal dari orang-orang biasa saja. Bisa juga disebut kisah orang sederhana yang ingin menjadi caleg:
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
Jadi Caleg untuk Perjuangkan Nasib Ojol
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menerima Suhandi (38), pengemudi ojek online (grab), warga Batu Ceper, Kalideres, Jakarta Timur, yang mendaftar sebagai calon anggota legislatif (caleg) untuk Pemilu 2019. Suhandi mengaku ingin memperjuangkan nasib dari para pengemudi ojek online.
"Jadi saya memiliki keinginan untuk tingkat nasional terutama di DPR RI yaitu membuat sebuah UU yang akan melindungi para driver grab dan juga untuk kepentingan masyarakat umumnya," kata Suhandi.
Rencananya, Suhandi akan maju sebagai caleg pada daerah pemilihan (dapil) Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
"Jadi saya punya teman di (Jakarta) selatan dan di timur, jadi strategi saya, saya tidak hanya bekerja untuk Jakarta atau dapil III saja. Suatu saat saya membawa penumpang seperti anda di Timur, tentu saya akan promosikan teman-teman yang jadi caleg di timur, begitu juga kalau ada teman yang dari selatan mereka mendapat penumpang ke Utara, mereka akan promosikan juga yang ada di Utara, jadi berkesinambungan. Dan otomatis saya jadi kader PKB," jelasnya.
Caleg Berprofesi sebagai Tukang Cakwe
Sosok Nur Wahid menjadi pembeda di pemilihan umum tahun 2019 ini di Kota Bekasi, Jawa Barat. Sebabnya, dia merupakan tukang cakwe yang maju menjadi calon anggota legislatif di wilayah tersebut atau DPRD Kota Bekasi 2019-2024.
Pria berusia 47 tahun ini maju melalui Partai Gerindra. Mendapatkan nomor urut 9, dia maju di daerah pemilihan 3 mencakup Kecamatan Rawalumbu, Mustikajaya, dan Bantargebang.
"Cita-cita saya dari sekolah memang ingin jadi pemimpin," kata Nur Wahid.
Jika terpilih, Nur Wahid ingin memperjuangkan rakyat kecil. Pengalamannya sebagai tukang cakwe menjadi alasan. Sebab, setiap pulang dagang malam hari, Nur Wahid mengaku sering melihat gelandangan dan pengemis tidur di pinggir jalan.
Tukang Las yang Tertarik Dunia Politik
Ihsan Lahardi, caleg PKS dari Gunungkidul yang berprofesi sebagai tukang las. Ihsan yang belajar mengelas secara otodidak, memberanikan untuk membuka usaha sendiri di Gunungkidul. Ihsan melakukan kampanye dengan cara yang sederhana, dengan mendatangi calon konstituen dari rumah ke rumah.
Ia juga memperkuat basis massa di kalangan tukang las, dengan mendatangi 30 bengkel. "Karena saya tidak punya modal, saya akan turun ke warga. Saya akan minta (suara) karena saya tidak punya (relawan)," kata Ihsan.
Saat berkampanye, Ihsan melalui masa-masa sulit. Ia sempat sakit selama sebulan. Menurut terapis, ada saraf terjepit.
Penjaga Warung jadi Caleg
Moch Soleh maju jadi Caleg DPRD Kota Surabaya tahun 2014 dari Partai Golkar. Ia memanfaatkan warung tempatnya berdagang untuk berkampanye secara santai tanpa mengeluarkan uang cukup banyak.
Tak hanya berdagang, ia juga pernah sebagai menjadi tukang parkir, kuli bangunan hingga menjadi staf di salah satu sekolah. Soleh tercatat aktif dalam kegiatan pengajian, dan kegiatan sosial lainnya.
"Kampanye saya ini cukup sederhana. Segala persiapan kampanye, seperti komputer, printer dan alat peraga lainnya, sudah saya siapkan di warung," ungkap Soleh.
Cara yang ia lakukan itu dengan menggunakan metode door to door, pengajian dan pendampingan terhadap para remaja.