Kisah Mengharukan Neti Hastuti, dapat Hidayah Bisa Menghafal Qur'an di Usia Senja
Neti merasakan dapat karunia dan hidayah dari Allah SWT berupa kemampuan dan kesempatan untuk menghafal Alquran meski usianya sudah tak lagi muda.
Neti tergabung dalam Kelas Tahsin Tahfidz di PPPA Daarul Qur'an Bogor Batch 8.
-
Apa yang dimaksud dengan Daarul Quran? Tulisan ini buah pemikiran KH Ahmad Kosasih M Ag, Pimpinan Dewan Syariah Daarul Qur’an
-
Siapa yang memimpin Dewan Syariah di Daarul Quran? Tulisan ini buah pemikiran KH Ahmad Kosasih M Ag, Pimpinan Dewan Syariah Daarul Qur’an
-
Kapan Kiai Sya'roni hafal Al-Qur'an? Kiai Sya'roni Ahmadi asal Kudus, Jawa Tengah dikenal alim sejak belia. Pada usia 11 tahun, ia hafal Kitab Alfiyah Ibnu Malik. Kemudian, pada usia 14 tahun, ia yang saat itu sudah yatim piatu hafal Al-Qur'an.
-
Kapan doa khatam Quran dibaca? Setelah mengkhatamkan Al-Qur'an, doa menjadi mustajab karena Allah meningkatkan derajat hamba-Nya yang mengamalkan ayat-ayat-Nya.
-
Apa yang dimaksud dengan doa khatam Al-Quran? Doa khatam Quran menjadi momen introspeksi dan refleksi atas perjalanan spiritual seseorang selama membaca Al-Quran.
-
Bagaimana cara membaca doa khatam Al-Quran Nahdatul Ulama? Doa Khatam Quran Nahdlatul Ulama yang biasa dibaca di kalangan NU: اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَArab-latin: Allhummarhamni bilquran. Waj'alhu lii imaman wa nuran wa hudan wa rohmah. Allhumma dzakkirni minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aana-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu li hujatan ya rabbal 'alamin.
Kisah Mengharukan Neti Hastuti, dapat Hidayah Bisa Menghafal Qur'an di Usia Senja
Tak pernah ada yang tahu kapan Allah SWT menurunkan hidayah kepada hambanya. Seperti itulah yang mungkin dirasakan Neti Hastuti.
Wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini sudah berusia 55 tahun. Tetapi siapa sangka, di usia senjanya, dia mendapat karunia dan hidayah dari Allah SWT berupa kemampuan dan kesempatan untuk menghafal Alquran.
Bagi wanita 55 tahun ini, menghafal Alqu'an di usia kepala 5 bukan hal mudah. Namun, berkat keteguhan hatinya membuka lembaran-lembaran kalam Allah SWT, sedikit demi sedikit dia mulai menghafal.
Dalam proses menghafal, Neti tergabung dalam Kelas Tahsin Tahfidz di PPPA Daarul Qur'an Bogor Batch 8. Baginya, mengikuti program PPPA Daarul Qur’an Bogor tersebut adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Dia seolah mendapatkan kembali semangat beragama yang selama ini diimpikan.
- Al-Qur'an sebagai Pedoman Hidup, Penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang Jalan Menuju Kebahagiaan dan Kesuksesan
- Mengapa Sering Mengantuk saat Membaca Al-Qur'an? Ini Jawabannya Menurut UAH
- Kisah Auj bin Unuq, Raksasa yang Hidup di Zaman Nabi Nuh dan Nabi Musa
- Penuh Semangat, Begini Cara Santri Difabel Netra Belajar Al Quran di Ponpes Sam'an Bandung
"Seakan saya terlahir kembali ke dunia ini dengan kesempatan kedua untuk mempelajari al-Qur’an dan itu sungguh sangat membahagiakan," ungkap Neti.
Neti mengaku sudah sejak lama punya impian bisa menghafal Alqur'an. Namun, banyak faktor yang membuatnya tak kunjung terwujud.
Saat ini pun, proses belajar yang dijalani tak selalu berjalan lancar. Banyak hambatan mengadang seperti faktor usia, kesibukkan sehari-hari, hingga metode menghafal yang dirasa kurang cocok.
Namun, kegalauan Neti hilang seketika saat Allah SWT menunjukkan jalan untuknya. Atas izin Allah, ketika membuka media sosial ia memperoleh informasi mengenai program Tahsin Tahfidz PPPA Daarul Qur’an Bogor.
“Pada saat itu juga, saya membulatkan tekad untuk mengikuti program tersebut. Mendaftar secara online di angkatan ke-8 yang berlangsung tanggal 8 November 2021 hingga 21 Februari 2022," katanya.
Setelah selesai mengikuti program PPPA Daarul Qur’an Bogor tersebut, ia merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Ia merasa menjadi pribadi yang lebih tenang dan tentram dengan al-Qur’an. Ia merasakan betapa nikmatnya menjadi salah satu keluarga Allah SWT melalui Alqur’an.
Setiap firman-firman Allah yang dibaca dan dihafalnya mulai terasa bermakna. Kini, setiap huruf yang termaktub di dalam Alqur’an bisa ia hayati dengan lebih baik. Ia semakin yakin bahwa Alqur’an adalah petunjuk Allah SWT bagi manusia.
“Proses penghayatan pesan Alqur'an untuk kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat serta kisah-kisah umat terdahulu yang semakin menguatkan keyakinan bahwa al-Qur’an itu memang adalah Hudan Linnas atau petunjuk bagi manusia yang sesungguhnya," ujar Neti.