Kisah napi di rutan Manggarai dicabuli sipir hingga pingsan
Narapidana di Ruteng terus mengalami sakit yang makin parah karena kerap dicabuli oleh sang sipir.
Kehidupan penjara terkadang memang sangat keras untuk dijalani oleh para narapidana pelaku pencabulan dan pelecehan seksual. Terkadang perbuatan mereka di dunia luar yang menyebabkan mereka mendekam dalam penjara dibalas oleh sesama pelaku kejahatan serupa di dalam penjara.
Narapidana di Ruteng, Kabupaten Manggarai, Naldus Lado (23) pingsan tak sadarkan diri, dan Kalistus Lampur, sakit sejak Mei sampai Agustus 2014 akibat dicabuli oleh seorang sipir Rumah Tahanan Negara (Rutan) Carep-Ruteng berinisial PS alias Pak Linus. Korban yang dicabuli pun sudah enam orang dan kemungkinan bertambah.
Karena tak kuat dengan perlakuan yang dia terima dan tak tega ibunya terus membiayai penyakitnya akibat terus dicabuli, akhirnya korban pun mengadukan aksi pencabulan yang dilakukan oleh petugas sipir rutan tersebut. Sontak, orangtua korban yang kesal dengan perlakuan pelaku langsung melaporkan hal tersebut ke Mapolres Manggarai.
Bagaimana kasus pencabulan terhadap napi Rutan Carep yang dilakukan oleh sipir ini terungkap? Berikut kisah Napi di Manggarai dicabuli sipir hingga pingsan:
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan seksual? Korban penyandang disabilitas tidak bisa berteriak atau menolak. Dia merasa takut dan ketergantungan," katanya.
-
Apa saja titik-titik rangsangan yang bisa memicu gairah seksual? Dalam hubungan intim, ada banyak cara untuk meningkatkan gairah dan kenikmatan, salah satunya adalah dengan menyentuh area tertentu di tubuh yang dikenal sebagai zona erogen. Zona erogen adalah area tubuh yang sangat sensitif terhadap rangsangan seksual dan dapat menimbulkan sensasi kenikmatan atau rangsangan ketika disentuh. Mengetahui titik-titik ini tidak hanya akan membuat pengalaman bercinta menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga membantu kita lebih mengenal tubuh pasangan dengan lebih baik.
-
Bagaimana rangsangan payudara memengaruhi gairah seksual wanita? Sebuah penelitian oleh Roy Levin dari University of Sheffield dan Cindy Meston dari University of Texas menemukan bahwa merangsang payudara atau puting payudara meningkatkan gairah seksual sekitar 82 persen dari wanita yang diikutsertakan dalam penelitian tersebut.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Kapan pelecehan seksual terhadap korban terjadi? Menurutnya, korban mengalami pelecehan seksual oleh pelaku selama kurun waktu enam bulan.
-
Bagaimana aktivitas seksual bisa memperlambat penuaan? Dilansir dari The Healthy, berdasarkan penelitian tahun 2017 yang dipublikasikan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology, bercinta setidaknya sekali dalam seminggu dikaitkan dengan telomere yang lebih panjang—struktur pelindung pada DNA yang menentukan usia sel. Telomere yang lebih panjang terkait dengan penuaan sel yang lebih lambat dan harapan hidup yang lebih tinggi.
Korban pertama dicabuli sejak 2012 di rumah sipir
Seorang sipir Rumah Tahanan Negara (Rutan) Carep-Ruteng, Kabupaten Manggarai diamankan oleh pihak Polres Manggarai Timur lantaran aksinya mencabuli para napi yang mendekam di dalam rutan. Menurut Kapolres Manggarai Timur AKBP Tomi Binsar kejadian ini terungkap lantaran ada napi yang jatuh tak sadarkan diri usai dicabuli oleh sipir berinisial PS.
"Betul ada kasus pelecehan seksual yang dilakukan sipir tersebut, kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap korban dan juga mengamankan pelaku," ujar Kapolres Manggarai Timur AKBP Tomi Binsar, Rabu (27/8).
Menurut pengakuan korban, dia pertama kali dicabuli oleh sipir tersebut pada tahun 2012 silam saat baru masuk ke dalam rutan. Dia diperintah oleh PS selaku sipir untuk memberi makan ternak babi. Karena tak bisa menolak permintaan sipir, dia pun berangkat menuju kawasan peternakan babi dengan sepeda motor bersama sipir tersebut.
Bukannya memberi makan babi dia malah dibawa ke rumah sipir tersebut dan dilucuti pakaiannya oleh sipir tersebut. Tak buang-buang kesempatan, PS setengah memaksa korban melepaskan resleting. Kemudian menurunkan celana jeans warna biru kusam sampai di paha.
"Dia ancam akan pindahkan saya ke Ende atau tidak dapat program (pemberian remisi batal). Saya pasrah saja," ujar DHS salah satu korban pelecehan seksual sang sipir.
Korban mengidap penyakit dan kerap pingsan pasca dicabuli
Kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh PS alias Pak Linus dalam Rutan Carep-Ruteng ternyata membuat dua orang korbannya menderita penyakit keras dan juga kerap kali pingsan pasca menerima perlakuan menyimpang tersebut. Dua orang napi, Naldus Lado (23) sampai tak sadarkan diri, dan Kalistus Lampur, sakit sejak Mei sampai Agustus 2014 dan tak pernah dirawat.
Kapolres Manggarai Timur AKBP Tomi Binsar pun membenarkan adanya kasus ini. Dia mengatakan kasus ini terungkap pasca jatuh pingsannya 2 orang napi bernama Naldus Lado (23) dan Kalistus Lampur. Berdasarkan pengakuan korban, Tomi mengatakan, bahwa mereka pingsan karena penyakit yang mereka idap setelah dicabuli oleh sipir tersebut.
"Jadi napi yang pingsan itu mengeluh setiap kali mau kencing, perut di sekitar pusat sampai di pinggang sangat sakit pasca dicabuli oleh si sipir," ungkap Tomi.
Sipir mengincar napi brondong untuk dicabuli
Kedua korban yang melaporkan si sipir cabul Rutan Carep-Ruteng ini mengatakan kepada pihak kepolisian bahwa sang sipir kerap kali mengincar napi brondong untuk dijadikan 'santapan' seksualnya.
Berdasarkan pengakuan korban kepada polisi, Kapolres Manggarai Timur AKBP Tomi Binsar mengatakan bahwa semua korban perbuatan PS, umumnya para napi brondong (usia muda). Mereka terlibat dari berbagai kasus tindak pidana yang menyeretnya tinggal sementara di hotel prodeo (rutan).
"Pengakuan para napi yang menjadi korban katanya si sipir ini kerap kali ngincer berondong untuk menjadi targetnya, namun ini masih kita selidiki karena baru 6 orang yang mengaku telah menjadi korbannya," kata Tomi.
Korban ada yang sudah lepas dari penjara
Dua orang korban yang melaporkan sipir pelaku kejahatan seksual di Rutan Carep-Ruteng mengatakan kepada polisi bahwa banyak napi yang menjadi korbannya sudah keluar dari penjara. Hal ini pun dibenarkan oleh Kapolres Manggarai AKBP Tomi Binsar saat dikonfirmasi merdeka.com Rabu (27/8). Dia mengatakan dia masih menyelidiki adanya kemungkinan korban yang sudah keluar dari penjara.
"Pengakuan korban kan dia dicabuli sejak 2012, korban juga bilang bahwa ada napi yang sudah keluar juga menjadi korbannya. Berarti kejadian ini sudah lama terjadi jadi kita masih terus selidiki supaya terang dulu," ungkapnya.
Kedua korban yang mengeluh sakit pasca dicabuli oleh PS sang sipir predator seksual ini mengaku pertama kali dilecehkan pada tahun 2012. Mereka kerap kali harus melayani apa yang diinginkan oleh sipir tersebut karena diancam tidak akan mendapatkan remisi.