Kisah para pengemis kaya di Jakarta, uangnya lebih banyak dari manajer
Banyak modus mereka lakukan untuk meraih simpati masyarakat. Salah satunya pura-pura cacat.
Demi mendulang rupiah, banyak modus yang dipakai pengemis guna mendapat belas kasihan. Mulai dari berpakaian lusuh layaknya orang miskin, berpura-pura catat, hingga membawa anak-anak mereka.
Ternyata cara itu efektif, uang-uang yang terkumpul dari hasil mengemis tak jarang membuat masyarakat geleng-geleng kepala. Para pengemis ini menjadi orang kaya di kampung halamannya. Berikut kisah pengemis-pengemis yang ternyata lebih kaya dari pekerja swasta, bahkan level manager karena pendapatannya lumayan besar dari mengais di jalanan:
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa deskripsi penting? Tujuan dari teks deskripsi adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan kepada pembaca agar mereka memahami objek apa yang sedang dibahas atau dibicarakan dalam sebuah teks.
-
Kapan cerita ini terjadi? Pada suatu pemilu, seorang calon kandidat datang ke desa untuk kampanye.
-
Mengapa Kotak Suara Pemilu Penting? Kotak suara menjadi salah satu perlengkapan pemungutan suara pada Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
-
Cerita lucu apa yang bisa bikin pacar kamu ngakak parah? Simak cerita lucu untuk pacar paling lucu berikut ini yang bikin pasangan ngakak parah.
Pengemis di Jakbar tepergok kantongi Rp 28 juta
Leonard, pria berusia 57 tahun ini harus menggigit jari. Ia yang sedang mengemis terciduk petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Barat di kawasan Slipi Jakarta Barat, Rabu (4/4) malam.
Tak tanggung-tanggung setelah di hitung oleh petugas uangnya berjumlah Rp 28.800.000 dan ia mengakui bahwa itu adalah dari hasil mengemis selama setahun.
Pengemis tepergok kantongi emas dan duit Rp 23 juta
Sri, perempuan berusia 43 tahun ini kedapatan mengantongi sejumlah emas dan uang sejumlah Rp 23 juta. Ia terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat.
Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp 22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp 313.900. Total hasil berjumlah Rp 23.063.900.
Pengemis ini kantongi uang Rp 90 juta
Pengemis tajir tertangkap Dinas Sosial DKI Jakarta pada tahun 2016. Pengemis bernama Muklis (64) asal Sumatera Barat diamankan di bawah Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, ditemukan uang Rp 90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun.
Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp 100 ribu mencapai Rp 80 juta, pecahan 50 ribu total Rp 10 juta dan pecahan Rp 20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp 250 ribu.
Pengemis kaya ini kantongi iPhone
Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat pernah mengamankan pengemis tajir, bernama Irfan (28) di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat pada tahun 2016.
Setelah digeledah, Irfan diketahui membawa uang tunai yang berjumlah Rp 1.050.000 serta Smartphone Samsung Note 3 dan iPhone 5S. Pengakuannya, ia sering berpindah lokasi untuk mengemis.
(mdk/has)